Cara Penulisan Yang Tepat untuk Bahasa Arab Yang di Indonesiakan
Apa Kabar Kalian Semua, semoga sehat dan rezkinya banyak, kali ini admin akan membagikan informasi yang cukup bermanfaat terutama dalam rangka mengenali tata cara penulisan bahasa arab yang sudah diindonesiakan dan sangat lazim diucapkan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak sekali istilah arab yang sudah di Indonesiakan seperti kita sering menulis kata sholat, solat, atau salat yang mana yang benar? begitu juga dengan adzan atau azan mana yang menurut aturan berbahasa Republic of Indonesia yang benar, atau juga kata maghrib atau magrib mana juga yang benar?. dan kata-kata seperti ini tidak hanya secara individu yang menuliskan dengan tulisan yang berbeda, media online, media elektronik atau media cetak juga menggunakan istilah yang berbeda, terus bagaimana kaidah yang benar ?
contoh kata izin atau ijin mana yang benar? untuk menjawabnya simak penjelasan berikut
di dalam Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Republic of Indonesia yang disempurnakan (PUEYD) ejaan kata asing dirubah seperlunya saja agar masih dapat dibandingkan dengan bahasa aslinya. Lafal lambang bunyi bahasa arab dan lafal lambang bunyi Bahasa Republic of Indonesia kita melihat ada perbedaan yang cukup besar. cara terbaik adalah mengindonesiakan bahasa arab adalah mencarikan lambang bunyi serupa dalam bahasa arab, misalkan huruf dzal atau zai diubah menjadi huruf z saja misalkan dzikir menjadi zikir, adzan ditulis azan saja. pokoknya ada huruf dzal dan zai maka sama ditulis dengan z. Kemudian bagaimana dengan kata asas ada sebagian yang menulis dengan azas padahal jika kita mengacu bahasa arab bertuliskan asas maka bunyinya ke indonesia juga huruf sin menjadi asas bukan azas.
kemudian dalam Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Republic of Indonesia yang disempurnakan (PUEYD) ada beberapa gabungan huruf yang melambangkan satu konsunan yaitu KH, SY, NG, NY seperti khusus, syarat, ngeri dan nyeri selain itu tidak ada lagi, bagaimana menuliskan bahasa arab yang mengandung kata Gha dan Dza seperti maghrib atau ghaib ataupun dzikir dan udzur. kuncinya adalah kembali ke pedoman bahwa huruf arab dza berubah menjadi z seperi zikir dan gha menjadi g ditulis gaib bukan ghaib.
yang terakhir adalah huruf shod seperti sholat atau shalat atau solat, makshiat, shaleh, mushibah menurut Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Republic of Indonesia yang disempurnakan (PUEYD) maka huruf shad berubah menjadi huruf s jadi dituliskan salat, saleh, musibah, maksiat.
nah demikian lah informasi dari http://Mutiara Harapan semoga bermanfaat buat kawan-kawan semua terutama para guru.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Share This :
comment 0 comments
more_vert