Apakah kalian ingin ke Surga suatu ketika nanti?, tentu jawabannya iya. Namun apakah semua yang kita lakukan di dunia ini layak diganjar nirwana oleh Allah SWT?. Coba kita simak renungan singkat berikut ini. Sahabatku, di kala kita melihat bulan dan bintang di malam hari, bulan akan nampak lebih besar dari bintang yang berkilauan di langit. Meski begitu, kita yakin bahwa bintang-bintang itu jauh lebih besar daripada bulan yang tampak di mata kita. Coba bandingkan sekali lagi perihal hal berikut.
Jika ketika ini kita memiliki uang Rp. 30.000 kemana akan kita habiskan uang tadi? bagaimana kalau kita tolong-menolong pergi ke mall atau supermarket dan belanja sepuasnya, tentu uang Rp. 30.000 sangat kecil bukan?. Tetapi kalau uang Rp. 30.000 tadi kita masukkan ke dalam kota infak mesjid, kira-kira apa yang terbersit di benak kita. Mayoritas niscaya menjawab "Apa gak kebanyakan tuh uang segitu buat infak?"
Coba bandingkan kembali kalau kita diberi waktu selama kurang lebih 30 menit untuk berlibur atau nonton film favorit di XXI, niscaya 30 menit tersebut terasa sangat cepat berlalu dan mungkin kita akan minta pelengkap waktu libur lagi. Namun kalau 30 menit itu kita habiskan untuk berdzikir dan bermunajat kepada Allah, apa pendapat anda, sahabat?
Sahabatku, betapa diri ini sangat hina, terasa sekali bahwa kita masih berat untuk berkorban di jalan Allah. Ketika kita menginginkan rumah di nirwana namun tangan kita masih enggan bersedekah, pantaskah kita meminta nirwana tersebut?. Kitalebih asyik nonton TV atau main game dibandingkan berdzikir pada Allah. Kita rela mengeluarkan uang ratusan ribu bahkan jutaan, milyaran untuk mendapat kesenangan dunia, namun ketika kotak jariyah mesjid berhenti di depan kita, berapa rupiahkah yang kita amalkan?seribu?duaribu?lima ratus rupiah?akankah nirwana Allah dihargai lima ratus rupiah?. Padahal anda kencing di WC umum saja harus bayar minimal Rp. 2000 ketika ini. Apakah kita akan menyamakan harga nirwana Allah dengan WC umum?.
Sumber: disini Muhasabah. KH. A, Gymanstiar
Share This :
comment 0 comments
more_vert