Berikut ini kutipan dari Buku Pedoman penulisan soal Untuk SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK kurang lebih dengan uraian sebagai berikut dan kami ambil dari buku pedoman penulisan soal SMP/MTs.
Penilaian terhadap hasil berguru penerima didik merupakan salah satu kegiatan rutin dalam dunia pendidikan. Penilaian hasil berguru dilakukan antara lain untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan penerima didik, memonitor perkembangan berguru penerima didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai penerima didik dan menentukan efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tersebut sanggup digunakan banyak sekali bentuk dan instrumen penilaian. Namun tes tertulis hingga ketika ini masih merupakan instrumen yang lebih banyak didominasi digunakan dalam menilai hasil berguru penerima didik.
Tes tertulis secara umum sanggup dibedakan menjadi tes dengan pilihan balasan (non-constructed response test), penerima didik hanya menentukan dari balasan yang disediakan, dan tes tanpa pilihan balasan (constructed response test), penerima didik harus mengkonstruksikan jawabannya. Tes dengan pilihan balasan sering dikritik lantaran dipandang tidak sanggup mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill). Hal ini tidaklah benar, soal tes dengan pilihan balasan sanggup mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, hanya penyusunannya memang tidak mudah. Di sisi lain tes tanpa pilihan balasan (constructed response test) yang sering dipandang sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, bila tidak disusun dengan cermat bisa jadi hanya mengukur berpikir tingkat rendah. Kedua bentuk tes tersebut potensial untuk mengukur berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi, tergantung kejelian dalam penulisan soal.
Oleh lantaran penulisan soal merupakan proses penentu kualitas tes maka penulisan soal perlu dilakukan secara sungguh-sungguh. Buku panduan penulisan soal ini merupakan upaya untuk membantu penulis soal menghasilkan soal yang berkualitas, termasuk soal yang mengukur berpikir tingkat tinggi. Kaedah penulisan soal, contoh-contoh yang diberikan diperlukan sanggup memperlihatkan ilustrasi bagaimana kedua bentuk tes baik tes dengan pilihan dan tes tanpa pilihan tersebut sanggup digunakan untuk menilai hasil berguru penerima didik dan memberi informasi yang valid.
Perlu disampaikan bahwa fokus panduan ini ialah penulisan soal tes tertulis khususnya tes berbentuk pilihan ganda dan tes uraian. Oleh lantaran itu bentuk penilaian lain ibarat portofolio, tes lisan, projek tidak dibahas, namun bukan berarti bentuk penilaian tersebut tidak penting.
Yang sering dilakukan oleh guru ketika ini ketika menyusun soal tes prestasi berguru atau tes prestasi akademik menggunakan dalam tes bentuk soal Pilihan Ganda (PG) lantaran tes Pilihan Ganda dinilai sebagai sebuah tes objektif yang paling efisien digunakan dengan jumlah penerima didik yang besar. Oleh alasannya yaitu itulah, tes menggunakan Pilihan Ganda paling banyak digunakan oleh guru bahkan sekolah sekalipun dalam proses penilaian belajar, terutama ketika Ujian Semester. Bahkan dalam Ujian Nasional, soal yang digunakan juga Pilihan Ganda.
Untuk menjamin kualitas soal tes yang berkualitas dan terstandar dengan baik, pengembangan tes harus melalui beberapa tahap dalam melaksanakan penyusunan soal. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan penyusunan tes terstandar yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal biar diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.
2.Penulisan soal
Soal ditulis oleh beberapa penulis soal menurut kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3.Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
Review yaitu menelaah soal mentah secara kualitatif menurut kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik eksklusif diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.
4.Perakitan soal
Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada ketika perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.
5.Ujicoba soal
Paket-paket soal diujicobakan kepada penerima didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada penerima didik kelas VIII di simpulan tahun pelajaran atau kepada penerima didik kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seperti ujian yang bekerjsama walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat yaitu kualitas soalnya bukan kompetensi penerima didik. Ujicoba soal digunakan untuk mengumpulkan data empirik wacana soal berupa jawaban-jawaban penerima didik terhadap soal.
6.Analisis kuantitatif
Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan kegiatan analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik menggunakan iteman. Hasil iteman mencakup daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis menggunakan teori tes modern (Item Response Theory). Program yang sanggup digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan menggunakan analisis teori tes modern sanggup diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
7.Seleksi soal
Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik yaitu soal yang mempunyai daya beda tinggi, ditunjukkan dengan relasi point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik yaitu soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, ibarat infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
Dst .......
Lebih terang dapatkan materinya dalam formaf pdf berikut ini.
Buku Pedoman Penulisan Soal SD.pdf
Buku Pedoman Penulisan Soal SMP, MTs.pdf
Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengan Atas MA Sekolah Menengah kejuruan MAK.pdf
Kaidah Buku Penulisan Soal SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK |
Dapatkan pula materinya dalam formaf docx berikut ini.
Buku Pedoman Penulisan Soal SD.docx
Buku Pedoman Penulisan Soal SMP, MTs.docx
Pedoman Penulisan Soal Sekolah Menengan Atas MA Sekolah Menengah kejuruan MAK.doc
Demikian uraian singkat materi Kaidah Buku Penulisan Soal SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK semoga bermanfaat.
- Cara Mudah Menyusunan Soal SD/MI
- Rangkuman Materi IPA Kelas 5 SD/MI KTSP Lengkap
- Kisi-Kisi Penilaian K13 Kelas 4 Semester 2
- Soal Penilaian/Ulangan Harian Kelas 5 Semester 2
- Soal Matematika Kelas 4 SD/MI Kurikulum 2013 Semester 2
- Penilaian Harian (PH) K13 Kelas 5 Tema 6
Semoga kunjungan rekan-rekan guru akan membawa manfaat bagi dunia pendidikan terkini
Share This :
comment 0 comments
more_vert