Tata surya lerdiri dari matahari, planet-planet, komet atau bintang berekor, satelit, atau pengiring planet, meteor, dan boloid. Tiap-tiap benda angkasa anggota tata surya memiliki sifat, ukuran, dan gerakan yang tidak sama. Masing-masing memiliki sifat dan ukuran sendiri. Sebelum hal itu kita pelajari terlebih dahulu perhatikanlah susunan tata surya berikut ini semoga kita menerima citra menyeluruh wacana sistem itu. Selain itu perhatikan pula gambar orbit dari tiap planet yang ada dalam tata surya.
Dari susunan tata surya itu kita sanggup melihat bahwa Merkurius merupakan planet dalam (inner planet) dan juga merupakan planet yang erat (inferior planet) dengan matahari. Demikian juga planet Venus. Sedang Bumi termasuk planet dalam tetapi bukan inferior planet. Sebab bumi sendiri merupakan batas antara inferior dan superior planet. Mars merupakan planet yang lebih tinggi lebih jauh dari matahari (superior planet) bila dibandingkan dengan Bumi. Planet ini menyerupai halnya Merkurius, Venus, dan Bumi, termasuk planet dalam (inner planet). Yupiter hingga dengan Pluto, kesemuanya termasuk superior dan outer planets (planet-planet luar).
Dengan mengetahui susunan tata surya secara garis besar akan memudahkan kita dalam mencari kedudukan tiap anggota tata surya yang akan dibicarakan.
1. Matahari
a. Massa matahari sangat besar. Besar massa matahari tersebut, jauh lebih besar daripada jumlah massa seluruh planet anggota tata surya. Besarnya massa itu mengakibatkan besarnya gravitasi atau gaya tarik matahari terhadap planet-planet anggotanya sehingga planet-planet itu mengelilingi matahari.
b. Matahari juga sebuah bintang, menyerupai halnya bintang-bintang lain yang bertaburan di jagad raya. Karena matahari merupakan bintang yang paling erat dengan bumi, maka pengaruhnya terhadap bumi cukup dominan. Karena itu dalam membicarakan matahari selalu dicoba untuk dikaitkan dengan bumi.
c. Jarak matahari ke bumi rata-rata 15.106 km. Jarak terdekatnya (perihelium) sekitar 147 juta km. Jarak terjauhnya (aphelium) sekitar 152,5 juta km, Dilihat dari bumi, piringan atau bulatan matahari lebih kurang sama dengan bulatan bulan. Hal itu bukan berarti diameter atau garis tengahnya sama. Kenampakan bulatan yang sama, alasannya yakni jarak bumi ke matahari jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jarak bumi ke bulan. Seperti kita ketahui jarak bumi ke matahari rata-rata 150 juta km. Sedang jarak X bumi ke bulan sekitar 400.000 km.
Berapa waktu yang dibutuhkan oleh sinar matahari untuk hingga ke permukaan bumi? Sudah dikatakan, jarak jata-rata bumi ke matahari lebih kurang 150 juta km. Tiap-tiap satu detik sinar mencmpuh jarak sejauh 300.000 km. Makara waktu yang dibutuhkan oleh sinar matahari untuk hingga ke bumi yakni 150 juta : 300.000 = 8,33 menit
Berapa waktu yang dibutuhkan oleh sinar matahari untuk hingga ke permukaan bumi? Sudah dikatakan, jarak jata-rata bumi ke matahari lebih kurang 150 juta km. Tiap-tiap satu detik sinar mencmpuh jarak sejauh 300.000 km. Makara waktu yang dibutuhkan oleh sinar matahari untuk hingga ke bumi yakni 150 juta : 300.000 = 8,33 menit
d. Matahari sebagai bintang terdekat dengan bumi memperlihatkan pancaran energi sangat banyak kepada bumi. Besarnya energi yang diterima permukaan bumi = 25.000 kali energi bumi itu sendiri. Dan energi pancaran matahari ini sebagai sumber utama energi di permukaan bumi. Hampir seluruh energi di permukaan bumi yang kita perlukan bersumber dari energi matahari. Hanya sebagian kecil energi yang tidak bersumber dari matahari. Energi berasal dari bumi sendiri. Misalnya energi dari gunung berapi, sumber air panas, dan energi inti yang berasal dari reaksi atom badan bumi. Tanpa adanya pancaran cahaya/pancaran energi dari matahari tentunya tidak akan terdapat kehidupan di bumi.
e. Dari manakah sumber energi berasal?
Sementara pendapat menyampaikan bahwa energi matahari berasal dari adanya insiden pengerutan kabut ketika proses terjadinya tata surya (ingat teori kabut: Kant-Laplace). Secara-teoritis, ketika kabut itu mengerut serpihan tengah kabut itu menerima tekanan, sehingga temperatur naik. Pendapat ini muncul pada kurun ke-18 yang kemudian dan tidak menerima pertolongan berpengaruh para ahli. Pendapat yang lebih rasional dan menerima pertolongan para jago astronomi yakni pendapat 'AIbert Einstein, spesialis fisika terkemuka. Menurut pendapatnya energi matahari yang sangat besar yakni hasil reaksi inti. Adapun besarnya energi sanggup dihitung dengan rumus.
E = m x c² atau E = m x v²
E : energi yang dihasilkan
m : massa benda angkasa/sumber panas (matahari)
c : kecepatan cahaya (v)
Dengan memakai rumus tersebut, kita sanggup menghitung besarnya energi yang dipancarkan matahari. Berdasarkan perhitungan, setiap 1 gram atom hidrogen (H₂) yang diubah menjadi atom helium (He), akan kehilangan berat sebesar 0,0072 gram atom hidrogen. Berat sebesar 0,0072 gram (yang hilang) diubah menjadi energi yang besarnya =1,5 x 10" kalori/det.
f. Berdasarkan perhitungan terakhir setiap menit matahari
Kehilangan massa sebanyak 2,65 x 10 yang sama nilainya dengan 265 juta ton hidrogen. Mengingat bahwa massa matahari sebesar 2 x I0 gram massa, maka persediaan energi matahari belum akan habis dalam waktu 60 milyar tahun.
g. Suhu matahari di permukaan sekitar 6.000°C. Dengan suhu yang tinggi berarti di matahari hanya terdapat gas, yaitu gas hidrogen gas helium dan gas lain yang jumlahnya sedikit.
Suhu sekitar 6.000°C mengakibatkan warna matahari kelihatan kuning. Temperatur di bawah 6.000°C akan menimbulkan warnanya agak kemerah-merahan. Warna yang kebiru-biruan suhunya di atas 6.000"C.
h. Matahari terdiri atas serpihan inti dan lapisan kulit. Bagian inti belum banyak diketahui. Bagian kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu fotosfera, kromosfera, dan korona:
Fotosfera yakni lapisan cahaya yang dipancarkan ke segala penjuru termasuk ke bumi kita. Kromosfera yakni lapisan gas yang terletak di atas fotosfera. Lapisan ini dianggap sebagai atmosfer matahari. Karena letaknya di atas fotosfera, kromosfera kalah terperinci bila dibandingkan dengan fotosfera. Tebal lapisan kromosfer ekitar 16.000 km.
Lapisan berikutnya yakni korona (corona). Letaknya ada di atas lapisan kromosfera Makara korona yakni lapisan atmosfer matahari paling luar. Korona akan sanggup dilihat pada ketika terjadi gerhana matahari Sempurna. Pada korona terdapat ion-ion dengan elektron-elektron bebas akhir adanya temperatur sangat tinggi. Ion-ion itu mengakibatkan wama korona keabu-abuan. Bentuk korona berubah-ubah. Kadang-kadang kelihatan bundar atau bundar telur ketika lain menyerupai mahkota. Oleh alasannya yakni itu lapisan itu disebut korona yang berarti mahkota
i. Bintik-bintik atau noda-noda matahari, terjadi akhir terhalangnya gas panas dari dalam badan matahari. Akibat adanya gangguan itu, temperatur menurun menjadi hanya sekitar 1.500° C. Temperatur itu jauh di bawah temperatur sekelilingnya. Karena itu nampak gelap. Bintik-bintik matahari ini berdiameter antara 800 — 80.000 km atau bahkan lebih.
j. Lidah api yakni massa gas yang memijar dan membubung tinggi hingga ribuan km. Kecepatan menjulurnya mencapai ratusan km per detik. Lidah api terdiri dari materi elektron dan proton yang berasal dari atom hidrogen. Sebagian dari proton dan elektron ini ada yang hingga ke bumi sesudah 12 -26 jam. Namun pancarannya sudah hingga ke permukaan bumi hanya dalam waktu sekitar 8—10 menit.
Sebelum masuk ke atmosfer bumi, partikel elektron dan proton ini telah ditangkap oleh sabuk van hallen, sehingga kecepatan diperkecil. Pada ketika itu terjadi goresan antara partikel elektron dan proton dengan atom-atom oksigen dan nitrogen. Orang yang tinggal di erat kutub sanggup tnelihat apa yang disebut aurora yang berwarna merah, hijau, atau biru. Kadang-kadang juga warna lembayung. Aurora ini bahwasanya merupakan imbas dari goresan antara partikel elektron dan proton dengan atom oksigen dan nitrogen yang' ada pada lapisan atmosfer serpihan atas. Gambar: disini
Sebelum masuk ke atmosfer bumi, partikel elektron dan proton ini telah ditangkap oleh sabuk van hallen, sehingga kecepatan diperkecil. Pada ketika itu terjadi goresan antara partikel elektron dan proton dengan atom-atom oksigen dan nitrogen. Orang yang tinggal di erat kutub sanggup tnelihat apa yang disebut aurora yang berwarna merah, hijau, atau biru. Kadang-kadang juga warna lembayung. Aurora ini bahwasanya merupakan imbas dari goresan antara partikel elektron dan proton dengan atom oksigen dan nitrogen yang' ada pada lapisan atmosfer serpihan atas. Gambar: disini
Share This :
comment 0 comments
more_vert