Arti Kepemimpinan Dalam Kependidikan
A.Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, menggerakkan, mengarahkan, memberdayakan seluruh sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun kepemimpinan pendidikan mencakup kepala sekolah/madrasah, guru dan personel sekolah pada dimensi kepemimpinan masing-masing. Kepala sekolah menjadi pemimpin pendidikan yang mengatur semua personel, guru menjadi pemimpin bagi siswa, dan personel sekolah yang lain yang menjadi pemimpin pada tiap unit kerja tertentu (Rohmat, 2010).
Arti Kepemimpinan Dalam Kependidikan |
Kepala sekolah/madrasah sebagai top leader dalam sebuah institusi pendidikan mempunyai kiprah yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan akal kepemimpinan kepala sekolah/madrasah. Kepala sekolah/madrasah merupakan komponen pendidikan yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, manajemen sekolah, pelatihan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”. Sarjilah mengatakan, pengelolaan seko-lah/madrasah yang efektif dan efisien tidak akan lepas dari kiprah dan fungsi kepala sekolah. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, sebab kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya.
Baca juga: Program Kerja PAUD, TK, RA, dan TPA
Kepala sekolah/madrasah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah/madrasah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan berafiliasi dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam memberdayakan lingkungan sekola/madrasah dan masyarakat sekitar, kepala sekolah/madrasah merupakan kunci keberhasilan, menaruh perhatian perihal apa yang terjadi pada siswa di sekolah dan apa yang dipikirkan orang renta serta masyarakat perihal sekolah/madrasah.
B.Kompetensi Kepala Sekolah/ Madrasah
Kepala sekolah/madrasah dalam mengelola satuan pendidikan disyaratkan menguasai kompetensi tertentu yang mendukung pelaksanaan tugasnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2007 perihal standar kepala sekolah/madrasah telah tetapkan lima dimensi kompetensi yang harus dikuasai kepala sekolah/madrasah yaitu kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan dan sosial.
Lihat kembali: Berbagai Contoh Surat Keterangan Kepala Sekolah
Hasil penelitian perihal kompetensi dan kepemimpinan dari 405 kepala sekolah/madrasah tujuh kab/kota di wilayah Surakarta (Siswandari, 2011) memperlihatkan bahwa kompetensi yang paling tinggi yang dimiliki kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kemudian berturut-turut menempati urutan yang lebih rendah yaitu kompetensi sosial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi manajerial. Disamping itu yang paling memprihatinkan yaitu kemampuan memimpin para kepala sekolah sampel (leadership skills) masih relative rendah.
C.Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah/ Madrasah
Dalam perjuangan mencapai tujuan pendidikan, kepala sekolah/madrasah harus bisa melaksanakan kiprahnya dengan baik. Adapun kiprah kepala sekolah/madrasah berdasarkan Diknas yaitu sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator atau sering disebut EMAS¬LIM (Diknas, 2000 :iv). Dari ketujuh kiprah tersebut sanggup diringkas menjadi dua yaitu sebagai manajer dan pemimpin (leader). Seringkali manajer dan pemimpin dianggap sama, bekerjsama dua tersebut merupakan hal yang berbeda. Sebagai manajer, kepala sekolah/madrasah harus bisa mencapai tujuan organisasi dengan memakai perangkat manajemen dan sumber daya organisasi, sedangkan sebagai pemimpin, kepala sekolah/madrasah harus bisa melaksanakan perubahan atau pembaharuan organisasi ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan sekolah efektif hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin pendidikan yang efektif. Fred M. Hechinger (Rohmat,2010) pernah menyatakan:
Saya tidak pernah melihat sekolah yang elok dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk, dan sekolah jelek dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya juga menemukan sekolah yang gagal bermetamorfosis sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya. Naik atau turunnya kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala sekolahnya.
Pandangan tersebut menganjurkan kepada para kepala sekolah/madrasah untuk memahami kiprah pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan secara cermat. Dalam menjalan perannya, kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin menjalankan aneka macam kegiatan kepemimpinan, yang mencakup :
1. Menetapkan keputusan
2. Berkomunikasi
3. Memberi motivasi
4. Mengembangkan potensi pendidik, tenaga kependidikan dan siswa.
D.Pendekatan Teori Munculnya Pemimpin
Ada beberapa teori yang membahas perihal munculnya pemimpin diantaranya :
1. Teori Genetik
Seseorang akan menjadi pemimpin sebab ia memang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Menurut teori ini, hanya orang-orang yang mempunyai talenta dan pembawaan saja yang bisa menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial.
Menurut teori ini siapapun bisa menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu dan keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin serta diberi kesempatan dan pelatihan untuk menjadi pemimpin walaupun tidak mempunyai bakat.
3. Teori Ekologis,
Merupakan adonan antar teori genetis dan sosial, ialah seseorang bisa menjadi pemimpin jikalau mempunyai talenta dan talenta itu perlu dibina semoga berkembang dan tergantung dengan waktu, lingkungan, keadaan dan kesempatan.
4. Teori Situasi.
Menurut teori ini, siapapun bisa menjadi pemimpin, tetapi di dalam situasi tertentu saja, sebab ia mempunyai kelebihan-kelebihan yang diharapkan dalam situasi itu.
E.Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pendidikan terlihat pada pola-pola yang dikembangkan dalam aneka macam kebijakan yang dilakukan dalam menjalankan kepemimpinan. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam semua kebijakan pendidikan yang mencakup pelatihan terhadap semua personel sekolah dan pelaksanaan program-program pendidikan. Dibawah ini dijelaskan gaya-gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian kiprah dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang diktatorial tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan kiprah yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Adalah gaya pemimpin yang menawarkan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin menawarkan banyak isu perihal kiprah serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian problem yang dihadapi.
F.Kepemimpinan Transformasional
Model kepemimpinan transformasional merupakan model kepemimpinan yang relative baru. Model kepemimpinan ini sangat sempurna apabila diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Asumsi yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu bahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang sanggup menawarkan mereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai sesuatu tujuan baik yang besar. Bekerja sama dengan seorang pemimpin transformasional sanggup menawarkan suatu pengalaman yang berharga, sebab pemimpin transforma-sional biasanya akan selalu menawarkan semangat dan energi positif terhadap segala hal dan pekerjaan tanpa kita menyadarinya. Pemimpin transformasional akan memulai segala sesuatu dengan visi, yang merupakan suatu pandangan dan impian kedepan yang akan dicapai bersama dengan memadukan semua kekuatan, kemampuan dan keberadaan para pengikutnya.
Adapun dimensi kepemimpinan transformasional yaitu 4 I, yaitu :
- “I”:Idealiced influence (perilaku yang menghasilkan rasa hormat dan rasa percaya diri dari orang yang dipimpinnya);
- “I”:Inspirational motivation (perilaku yang senantiasa menyediakan pekerjaan yang menantang bagi pengikut);
- “I”:Intellectual stimulation (melakukan inovasi-inovasi);
- “I”:Individualized consideration (mendengarkan dan memperhatikan dengan baik aspirasi, harapan, segala masukan dari pengikutnya).
G.Manajemen Konflik
Sebuah organisasi sekolah/madrasah selayaknya dikembangkan sebagai sistem yang mendorong upaya kerjasama antar pendidik, tenaga kependidikan dan siswa. Namun, dalam “kehidupan nyata” (the real world), organisasi akan selalu diwarnai konflik dalam aneka macam bentuk dan tingkat kekuatannya, baik secara positif dan negatif. Konflik sanggup terjadi dengan: (1) diri sendiri, (2) seseorang, (3) kelompok, (4) organisasi, (5) kelompok dengan kelompok, (6) kelompok dengan organisasi, dan (7) organisasi dengan oganisasi.
Penyebab utama konflik berdasarkan Hunsaker (2003) yaitu a) problem komunikasi (salah pengertian, ketertutupan, penyampaian yang kasar, dan sebagainya); b) disain struktur (tempat berair dan daerah kering) dan perbedaan personal (perbedaan latar belakang budaya, pendidikan, pengalaman, usia, dan lain-lain). Adapun cara mengatasi konflik sanggup dilakukan dengan cara-cara berikut : a) mempelajari penyebab utama konflik; b) tetapkan untuk mengatasi konflik; dan c) menentukan taktik mengatasi konflik.
Secara umum, kepala sekolah/madrasah akan menghadapi sejumlah konflik, dan kepala sekolah sekolah/madrasah memegang kiprah yang sangat penting dalam menuntaskan konflik. Konflik dihentikan dihindari namun harus dikelola dengan baik. Pengelolaan konflik dengan sempurna akan menawarkan dampak positif bagi sekolah/madrasah, menyerupai 1) meningkatnya korelasi kerjasama yang produktif; 2) meningkatnya motivasi kerja untuk melaksanakan kompetisi secara sehat antar eksklusif maupun antar kelompok dalam organisasi, menyerupai terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas; 3) semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang sanggup menciptakan stress dan 4) meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam memakai waktu bekerja.
Materi Arti Kepemimpinan Dalam Kependidikan secara lengkap sanggup didownload di sini
Share This :
comment 0 comments
more_vert