Zaman Perunggu ialah periode sejarah yang dicirikan oleh penggunaan perunggu, proto-tulisan, dan fitur awal lainnya dari peradaban kota.
Zaman Perunggu ialah periode kedua dari sistem tiga zaman (zaman batu, perunggu dan besi) menyerupai yang diusulkan di zaman modern oleh Christian Jürgensen Thomsen, untuk mengklasifikasikan dan mempelajari masyarakat kuno.
Peradaban kuno pada Zaman Perunggu didefinisikan dengan masyarakatnya yang memproduksi perunggu dengan cara meleburkan tembaganya sendiri atau dengan memperdagangkan perunggu dari daerah produksi di tempat lain.
Perunggu itu sendiri lebih keras dan lebih tahan usang daripada logam lain yang tersedia pada ketika itu, memungkinkan peradaban Zaman Perunggu mempunyai keunggulan teknologi.
Bijih timah tembaga sangat jarang ditemukan, sebagaimana tercermin dalam fakta bahwa tidak ada timah perunggu di Asia Barat sebelum perdagangan perunggu dimulai pada milenium ke-3 SM.
Di seluruh dunia, Zaman Perunggu umumnya mengikuti periode Neolitikum, dengan kalkolitikum sebagai transisi. Meskipun Zaman Besi umumnya mengikuti Zaman Perunggu, di beberapa daerah (seperti Afrika Sub-Sahara), Zaman Besi menerobos langsung pada Neolitikum.
Budaya Zaman Perunggu berbeda dalam perkembangan penulisan pertama mereka. Menurut bukti arkeologi, budaya di Mesopotamia (naskah kuneiform) dan Mesir (hieroglif) mengembangkan sistem penulisan paling awal yang masih bertahan.
Teknologi pembuatan timah perunggu membutuhkan suatu teknik produksi tertentu. Timah harus ditambang (terutama sebagai bijih kasiterit) dan dilebur secara terpisah, kemudian ditambahkan ke tembaga cair untuk membuat adonan perunggu (bronze alloy).
Zaman Perunggu ialah masa penggunaan luas logam dan pengembangan jaringan perdagangan.
Sebuah laporan tahun 2013 memperlihatkan bahwa adonan perunggu paling awal berasal dari pertengahan masa ke-5 SM di sebuah situs budaya Vinča di Pločnik (Serbia), meskipun peradabannya tidak dianggap sebagai cuilan dari Zaman Perunggu.
Timur Dekat
Asia Barat dan Timur Dekat ialah wilayah pertama yang memasuki Zaman Perunggu, yang dimulai dengan munculnya peradaban Mesopotamia Sumeria pada pertengahan milenium ke-4 SM.
Budaya di Timur Dekat kuno (sering disebut sebagai salah satu "tempat lahirnya peradaban") mempraktekkan pertanian intensif sepanjang tahun, mengembangkan sistem penulisan, membuat roda tembikar, membuat pemerintahan terpusat, instruksi aturan tertulis, kota dan negara bangsa, kerajaan, memulai proyek arsitektur canggih, memperkenalkan stratifikasi sosial, manajemen ekonomi dan sipil, perbudakan, dan mempraktekkan perang terorganisir, obat-obatan dan agama. Masyarakat di wilayah itu meletakkan dasar bagi astronomi, matematika, dan astrologi.
Pembagian Zaman Perunggu Kuno dari Timur Dekat mempunyai kejelasan ekspresi triadik yang mapan. Tanggal dan fase periode di bawah ini hanya berlaku untuk Timur Dekat dan dengan demikian tidak berlaku secara universal.
Anatolia
Kekaisaran Het didirikan di Hattusa di Anatolia utara dari masa ke-18 SM. Pada masa ke-14 SM, Kerajaan Het mencapai puncaknya, meliputi Anatolia tengah, Syria barat daya, dan Mesopotamia cuilan atas.
Setelah 1180 SM, di tengah gejolak umum, levan diduga terkait dengan kedatangan tiba-tiba dari Masyarakat Laut (Sea Peoples), kerajaan hancur menjadi beberapa independen "Neo-Het" negara-kota, beberapa di antaranya selamat hingga selesai masa ke-8 SM.
Arzawa di Anatolia Barat selama paruh kedua milenium ke-2 SM kemungkinan memperluas daerahnya hingga ke Anatolia selatan yang mencapai Wilayah akrab Danau Turki ke pantai Aegean.
Arzawa ialah tetangga barat — kadang kala tentangan dan kadang kala bawahan — dari Kerajaan Het Tengah dan Baru.
Liga Assuwa ialah konfederasi negara di Anatolia barat yang dikalahkan oleh Het di bawah Tudhaliya I sebelumnya, sekitar 1400 SM. Arzawa telah dikaitkan dengan Assuwa yang jauh lebih tidak terperinci yang umumnya terletak di sebelah utara.
Mesir
Dinasti Perunggu Awal
Pada zaman Mesir Kuno, Zaman Perunggu dimulai pada periode Protodinastik, 3150 SM.
Zaman Perunggu di Mesir kuno, yang dikenal sebagai Periode Dinasti Awal Mesir, segera mengikuti penyatuan Mesir Hulu dan Hilir, 3100 SM.
Dengan dimulainya Dinasti Pertama, ibu kota pindah dari Abydos ke Memphis dengan Mesir unified yang diperintah oleh raja-dewa Mesir. Abydos tetap menjadi tanah suci utama di selatan.
Ciri khas peradaban Mesir kuno, menyerupai seni, arsitektur dan banyak aspek agama, terbentuk selama periode Dinasti Awal. Memphis di Zaman Perunggu Awal ialah kota terbesar ketika itu.
"Kerajaan Lama" dari Zaman Perunggu ialah nama yang diberikan untuk periode di milenium ke-3 SM ketika Mesir mencapai puncak peradaban pertamanya yang terus menerus dalam kompleksitas dan pencapaian - yang pertama dari tiga periode "Kerajaan" (yang lainnya ialah Kerajaan Tengah dan Kerajaan Baru).
Periode Menengah Pertama Mesir, sering digambarkan sebagai "periode gelap" dalam sejarah Mesir kuno, berlangsung sekitar 100 tahun sehabis berakhirnya Kerajaan Lama dari sekitar 2181 hingga 2055 SM. Sangat sedikit bukti monumental yang bertahan dari periode ini, terutama dari cuilan awal.
Periode Menengah Pertama ialah waktu yang dinamis ketika pemerintahan Mesir secara agresif dibagi antara dua basis kekuatan yang bersaing: Heracleopolis di Mesir Hilir dan Thebes di Mesir Hulu.
Kedua kerajaan ini pada alhasil akan menjadi konflik, dengan raja-raja dari Thebes menaklukkan wilayah utara, menghasilkan reunifikasi Mesir di bawah satu penguasa selama cuilan kedua dari Dinasti ke-11.
Dinasti Perunggu Tengah
Kerajaan Tengah Mesir berlangsung dari 2055 hingga 1650 SM. Selama periode ini, sekte penguburan Osiris naik mendominasi agama terkenal di Mesir.
Periode ini terdiri dari dua fase: Dinasti ke-11, yang memerintah dari Thebes dan Dinasti ke-12 dan ke-13 yang berpusat di el-Lisht.
Kerajaan yang bersatu sebelumnya dianggap terdiri dari Dinasti ke-11 dan ke-12, tetapi para sejarawan kini menganggap sebagian Dinasti ke-13 sebagai milik Kerajaan Tengah.
Selama Periode Menengah Kedua, Mesir Kuno mengalami kekacauan untuk kedua kalinya, antara selesai Kerajaan Tengah dan dimulainya Kerajaan Baru.
Pemerintahan paling terkenal ialah Hyksos (penguasa asing), yang pemerintahannya terdiri dari dinasti ke-15 dan ke-16. Hyksos pertama kali muncul di Mesir selama periode Dinasti ke-11, mulai mendaki ke kekuasaan pada Dinasti ke-13, dan muncul dari Periode Menengah Kedua yang mengendalikan Avaris dan Delta.
Pada Dinasti ke-15, mereka memerintah Mesir Hulu, dan diusir pada selesai Dinasti ke-17.
Dinasti Perunggu Akhir
Kerajaan Baru Mesir, juga disebut sebagai Kerajaan Mesir, berlangsung dari masa ke-16 hingga masa ke-11 SM.
Kerajaan Baru mengikuti Periode Menengah Kedua dan digantikan oleh Periode Menengah Ketiga. Ini ialah waktu Mesir yang paling makmur dan menandai puncak kekuasaan Mesir.
Kerajaan Baru kemudian, yaitu Dinasti ke-19 dan ke-20 (1292–1069 SM), juga dikenal sebagai periode Ramesside, sehabis sebelas firaun mengambil nama Ramses.
Dataran Tinggi Iran
Elam ialah peradaban kuno pra-Iran yang terletak di sebelah timur Mesopotamia.
Pada periode Elamit Lama (Zaman Perunggu Tengah), Elam terdiri dari kerajaan-kerajaan di Dataran Tinggi Iran, yang berpusat di Anshan, dan dari pertengahan milenium ke-2 SM, ia berpusat di Susa di dataran rendah Khuzestan.
Kebudayaannya memainkan tugas penting dalam Kekaisaran Gutian dan terutama selama keberhasilan dinasti Achaemenid Iran.
Peradaban Oxus ialah budaya Zaman Perunggu di Asia Tengah bertanggal 2300 –1700 SM dan berpusat di atas Amu Darya (Oxus).
Pada Zaman Perunggu Awal, budaya Kopet Dag oasis dan Altyndepe mengembangkan masyarakat proto-urban.
Budaya Kulli, menyerupai dengan Peradaban Lembah Indus, terletak di Balochistan selatan (Gedrosia) 2500-2000 SM. Pertanian ialah basis ekonomi dari orang-orang ini. Di beberapa tempat ditemukan bendungan, memperlihatkan bukti untuk sistem pengelolaan air yang sangat maju.
Levan
Dalam kesarjanaan modern, kronologi Zaman Perunggu terbagi menjadi Suriah Awal / Proto; sesuai dengan Perunggu Awal. Suriah Tua; sesuai dengan Perunggu Tengah. Suriah Tengah; sesuai dengan Perunggu Akhir. Istilah Neo-Suriah dipakai untuk menunjuk Zaman Besi awal.
Periode Suriah kuno didominasi oleh kerajaan pertama Eblaite, Nagar dan kerajaan kedua Mariote.
Dari masa ke-15 SM dan seterusnya, istilah Amurru biasanya diterapkan ke wilayah yang membentang ke utara Kanaan sejauh Kadesh di Sungai Orontes.
Kontak Ugarit dengan Mesir yang paling awal berasal dari manik-manik karnaval yang diidentifikasi dengan firaun Kerajaan Tengah Senusret I, 1971 –1926 SM.
Sebuah stela dan patung dari firaun Mesir Senusret III dan Amenemhet III juga telah ditemukan. Namun, tidak terperinci kapan monumen ini hingga ke Ugarit.
Dalam surat Amarna, pesan dari Ugarit 1350 SM yang ditulis oleh Ammittamru I, Niqmaddu II, dan ratunya, ditemukan. Dari masa 16 hingga 13 SM, Ugarit tetap bekerjasama dengan Mesir dan Siprus (bernama Alashiya).
Mitanni ialah sebuah negara yang terorganisasi secara longgar di Suriah utara dan Anatolia tenggara dari 1500 SM – 1300 SM.
Didirikan oleh kelas penguasa Indo-Aryan yang memerintah sebagian besar penduduk Hurrian, Mitanni menjadi kekuatan regional sehabis penghancuran Babel Kassite oleh Het yang membuat kekosongan kekuasaan di Mesopotamia.
Pada awalnya, tentangan utama Mitanni ialah Mesir di bawah Thutmosids. Namun, dengan naiknya kerajaan Het, Mitanni dan Mesir membuat aliansi untuk melindungi kepentingan bersama mereka dari bahaya dominasi Het.
Pada puncak kekuasaannya, selama masa ke-14 SM, ia mempunyai pos terdepan di ibu kotanya, Washukanni, yang telah ditemukan oleh para arkeolog di hulu Sungai Khabur. Akhirnya, Mitanni mengalah pada Het, dan kemudian diserang oleh Asyur, dan direduksi menjadi provinsi Kekaisaran Asyur Tengah.
Orang-orang Israel ialah orang-orang berbahasa-Semit kuno dari Timur Dekat Kuno yang mendiami cuilan dari Kanaan selama periode kesukuan dan monarkis (abad 15 hingga 6 SM), dan hidup di wilayah dalam jumlah yang lebih kecil sehabis jatuhnya monarki.
Nama "Israel" pertama kali muncul pada tahun 1209 SM, pada selesai Zaman Perunggu dan awal Zaman Besi, dalam Prasasti Merneptah yang dibentuk oleh Firaun Mesir, Merneptah.
Orang-orang Aram ialah orang semi-nomaden dan pastoralis semi-semit di sebelah barat bahari yang berasal dari apa yang kini disebut sebagai Aram modern (Biblical Aram) selama Zaman Perunggu Akhir dan Zaman Besi awal.
Kelompok besar bermigrasi ke Mesopotamia, di mana mereka berbaur dengan penduduk orisinil Akkadia (Asyur dan Babilonia). Bangsa Aram tidak pernah mempunyai kekaisaran yang bersatu; mereka dibagi menjadi kerajaan independen di seluruh Timur Dekat.
Setelah Zaman Perunggu berakhir, dampak politik mereka terbatas pada sejumlah negara Syur-Het, yang sepenuhnya diserap ke dalam Kekaisaran Neo-Asyur pada masa ke-8 SM.
Mesopotamia
Zaman Perunggu Mesopotamia dimulai sekitar 3500 SM dan berakhir dengan periode Kassite (sekitar 1500 SM - 1155 SM).
Pembagian tripartit yang biasa menjadi Zaman Perunggu Awal, Tengah dan Akhir tidak digunakan. Sebaliknya, sebuah divisi yang terutama didasarkan pada karakteristik seni-historis dan historis lebih umum digunakan.
Kota-kota di Timur Dekat Kuno menampung beberapa puluh ribu orang. Ur, Kish, Isin, Larsa dan Nippur di Zaman Perunggu Tengah dan Babel, Calah dan Assur di Zaman Perunggu Akhir juga mempunyai populasi besar.
Kekaisaran Akkadia (2335-2154 SM) menjadi kekuatan lebih banyak didominasi di tempat itu, dan sehabis keruntuhannya bangsa Sumeria menikmati kebangkitan dengan Kekaisaran Neo-Sumeria.
Asyur masih ada semenjak masa ke-25 SM, dan menjadi kekuatan regional dengan Kekaisaran Asyur Lama (sekitar tahun 2025 –1750 SM).
Penyebutan awal Babilon (saat itu sebuah kota administratif kecil) muncul di sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon Akkad pada masa ke-23 SM.
Dinasti Amorit mendirikan negara-kota Babel pada masa ke-19 SM. Lebih dari 100 tahun kemudian, ia secara singkat mengambil alih negara-negara kota lainnya dan membentuk Kekaisaran Babilonia Pertama yang berumur pendek yang juga disebut sebagai Periode Babilonia Tua.
Akkad, Asyur, dan Babilonia semuanya memakai bahasa Semit Akkadia Timur untuk penggunaan resmi dan sebagai bahasa lisan.
Pada ketika itu, bahasa Sumeria tidak lagi diucapkan, tetapi masih dalam penggunaan agama di Asyur dan Babilonia, dan akan tetap demikian hingga masa ke-1.
Tradisi Akkadia dan Sumeria memainkan tugas penting dalam budaya Asyur dan Babilonia, meskipun Babilonia (tidak menyerupai Asyur yang lebih besar lengan berkuasa secara militer) sendiri didirikan oleh orang Amori non-pribumi dan sering diperintah oleh masyarakat non-pribumi lainnya, menyerupai Kassites, Aram dan Kasdim.
Asia
Asia Tengah
Fenomena Seima-Turbino
Pegunungan Altai di tempat yang kini menjadi Rusia selatan dan Mongolia tengah telah diidentifikasi sebagai titik asal dari sebuah teka-teki budaya yang disebut Fenomena Seima-Turbino.
Diperkirakan bahwa perubahan iklim di wilayah ini sekitar 2000 SM dan perubahan ekologi, ekonomi dan politik yang terjadi selanjutnya memicu migrasi besar-besaran ke barat daya (Eropa timur), ke timur (Cina) dan ke selatan (Vietnam dan Thailand) melintasi perbatasan sekitar 4.000 mil.
Migrasi ini terjadi hanya dalam lima hingga enam generasi dan membawa orang-orang dari Finlandia di barat ke Thailand di cuilan timur memakai teknologi logam yang sama.
Diperkirakan lebih lanjut bahwa migrasi yang sama berbagi kelompok bahasa Uralic di seluruh Eropa dan Asia: sekitar 39 bahasa dari kelompok ini masih ada, termasuk Hungaria, Finlandia, dan Estonia.
Asia Timur
Cina
Artefak perunggu tertua telah ditemukan di situs budaya Majiayao (antara 3100 dan 2700 SM).
Istilah "Zaman Perunggu" telah dipakai oleh arkeologi Cina dari Eurasia Barat, dan tidak ada konsensus atau konvensi yang dipakai secara universal yang membatasi "Zaman Perunggu" dalam konteks prasejarah Tiongkok.
Dengan konvensi, "Zaman Perunggu Awal" di Cina kadang kala dianggap setara dengan periode "Dinasti Shang" dari prasejarah Tiongkok (abad ke-16 hingga ke-11 SM), dan "Zaman Perunggu Akhir" setara dengan periode "Dinasti Zhou" (abad ke-11 hingga ke-3 SM, dari masa ke-5 juga dijuluki "Zaman Besi"), meskipun ada argumen yang harus dibentuk bahwa" Zaman Perunggu "yang sempurna tidak pernah berakhir di Cina, lantaran tidak ada transisi yang sanggup dikenali ke "Zaman besi".
Metalurgi perunggu di Cina berasal dari apa yang disebut sebagai periode Erlitou ( Wade – Giles : Erh-li-t'ou ), yang berdasarkan beberapa sejarawan menempatkannya dalam rentang waktu yang dikendalikan oleh dinasti Shang.
Galeri Seni Nasional AS mendefinisikan Zaman Perunggu Cina sebagai "periode antara sekitar 2000 SM dan 771 SM," periode yang dimulai dengan budaya Erlitou dan berakhir tiba-tiba dengan disintegrasi pemerintahan Zhou Barat.
Meluasnya penggunaan perunggu dalam metalurgi dan budaya Cina secara signifikan, mungkin lantaran dampak Barat.
Dinasti Shang (juga dikenal sebagai dinasti Yin) dari Lembah Sungai Kuning naik ke tampuk pemerintahan sehabis dinasti Xia sekitar 1600 SM.
Besi ditemukan dari dinasti Zhou, tetapi penggunaannya sangat minim. Sastra Cina yang berasal dari masa ke-6 SM membuktikan pengetahuan wacana peleburan besi, namun perunggu tetap menempati tempat penting dalam catatan arkeologi dan sejarah untuk beberapa waktu sehabis ini.
Jepang
Kepulauan Jepang mengalami pengenalan dengan perunggu selama awal periode Yayoi ( 300 SM), dari pengenalan praktik pengerjaan logam dan pertanian yang dibeli oleh para pendatang yang tiba dari benua tersebut.
Teknik peleburan perunggu dan besi menyebar ke kepulauan Jepang melalui kontak dengan peradaban Asia Timur kuno lainnya, khususnya imigrasi dan perdagangan dari semenanjung Korea dan Cina kuno.
Besi terutama dipakai untuk pertanian dan alat-alat lain, sedangkan artefak ritual dan upacara terutama terbuat dari perunggu.
Korea
Awal Zaman Perunggu di semenanjung Korea ialah sekitar 1000–800 SM. Meskipun budaya Zaman Perunggu Korea berasal dari Liaoning dan Manchuria, itu memperlihatkan tipologi dan gaya yang unik, terutama dalam objek ritual.
Masa tembikar Mumun dinamai berdasarkan nama Korea untuk wadah memasak dan penyimpanan yang tidak terdekorasi atau polos yang membentuk cuilan besar dari kumpulan tembikar selama seluruh periode, terutama 850–550 SM.
Periode Mumun dikenal untuk asal-usul pertanian intensif dan masyarakat yang kompleks baik di Semenanjung Korea dan Kepulauan Jepang.
Asia Selatan
Tanggal ialah perkiraan, konsultasikan artikel khusus untuk perincian
Lembah Indus
Zaman Perunggu di sub-benua India dimulai sekitar 3300 SM dengan permulaan peradaban Lembah Indus.
Penduduk Lembah Indus, Harappa, mengembangkan teknik gres dalam metalurgi dan menghasilkan tembaga, perunggu, dan timah. Zaman Perunggu di India diikuti oleh Zaman Besi pada periode Weda.
Budaya Harappan Akhir, yang berasal dari 1900-1400 SM, tumpang tindih transisi dari Zaman Perunggu ke Zaman Besi; sehingga sulit untuk memilih tanggal transisi ini secara akurat.
Asia Tenggara
Vietnam
Kembali ke Zaman Neolitikum, drum perunggu pertama, yang disebut drum Dong Son, ditemukan di sekitar daerah Delta Sungai Merah di Vietnam Utara dan Cina Selatan. Ini bekerjasama dengan Budaya Dong Son prasejarah Vietnam.
Di Ban Chiang, Thailand, artefak perunggu Asia Tenggara telah ditemukan semenjak tahun 2100 SM. Namun, berdasarkan penanggalan radiokarbon pada tulang insan dan babi di Ban Chiang, beberapa jago mengusulkan bahwa Zaman Perunggu awal di Ban Chiang berada di selesai milenium ke-2.
Di Nyaunggan, Burma, alat-alat perunggu telah digali bersama dengan keramik dan kerikil artefak. Ban Non Wat, digali oleh Charles Higham, ialah situs yang kaya dengan lebih dari 640 kuburan yang digali untuk mengumpulkan banyak item perunggu yang mungkin mempunyai nilai sosial yang terhubung dengan mereka.
Ban Chiang, bagaimanapun, ialah situs yang paling terdokumentasi dengan baik dan mempunyai bukti metalurgi yang paling terperinci ketika tiba ke Asia Tenggara.
Dengan rentang waktu yang agresif di selesai milenium ke-3 SM hingga milenium pertama Masehi, situs ini sendiri mempunyai aneka macam artefak menyerupai tembikar pemakaman (berasal dari 2100–1700 SM), potongan-potongan perunggu, gelang-gelang tembaga, dan masih banyak lagi.
Eropa
Balkan
Artefak perunggu timah tertua yang kondusif ditemukan di jantung Balkan di Serbia. Sebuah foil perunggu timah dari Pločnik (situs arkeologi) berasal dari tahun 4650 SM.
Foil bukan satu-satunya artefak perunggu timah dari milenium kelima SM. 14 artefak lain dari Serbia dan Bulgaria tertanggal sebelum 4000 SM.
Penemuan baru-baru ini memperlihatkan bahwa perunggu timah awal lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan dikembangkan secara independen di Eropa 1500 tahun sebelum adonan perunggu timah pertama di Timur Dekat.
Produksi perunggu timah kompleks berlangsung selama 500 tahun di Balkan. Sesaat sebelum selesai milenium kelima SM, tidak ada lagi bukti produksi perunggu timah.
Ini bertepatan dengan runtuhnya kompleks budaya besar di Balkan. Perunggu timah akan diperkenalkan kembali disana sekitar 1500 tahun kemudian.
Aegea
Zaman Perunggu Aegea mulai sekitar 3200 SM, ketika peradaban pertama kali membentuk jaringan perdagangan yang luas.
Jaringan ini mengimpor timah dan arang ke Siprus, di mana tembaga ditambang dan dicampur dengan timah untuk menghasilkan perunggu. Benda-benda perunggu kemudian diekspor jauh dan luas, dan mendukung perdagangan.
Analisis isotop timah dalam beberapa artefak perunggu Mediterania memperlihatkan fakta bahwa mereka mungkin berasal dari Inggris.
Pengetahuan wacana navigasi dikembangkan dengan baik pada ketika ini, dan mencapai puncak keterampilan tidak terlampaui (kecuali mungkin oleh pelaut Polinesia) hingga 1730 ketika inovasi kronometer memungkinkan penentuan garis bujur yang tepat.
Runtuhnya Aegea
Teori runtuhnya Zaman Perunggu telah menggambarkan aspek selesai Zaman di wilayah ini.
Beberapa negara klien Minoa kehilangan banyak populasi mereka akhir kelaparan.
Hal ini memperlihatkan bahwa jaringan perdagangan mungkin telah gagal, mencegah perdagangan yang sebelumnya telah meringankan kelaparan tersebut dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Eropa Tengah
Di Eropa Tengah, budaya Zaman Perunggu awal Unetice (1800–1600 SM) meliputi banyak kelompok kecil menyerupai budaya Straubing, Adlerberg dan Hatvan.
Beberapa pemakaman yang sangat kaya, menyerupai yang terletak di Leubingen dengan kerikil nisan besar yang terbuat dari emas, memperlihatkan peningkatan stratifikasi sosial yang sudah ada dalam budaya Unetice.
Secara keseluruhan, pemakaman di periode ini sangat langka dan berukuran kecil. Budaya Unetice diikuti oleh Zaman Perunggu Tengah (1600-1200 SM).
Di cuilan timur Körös di Hongaria, Zaman Perunggu awal pertama kali dimulai dari pengenalan budaya Mako, diikuti oleh budaya Utsmani dan Gyulavarsand.
Budaya Perunggu Perunggu Akhir (1300–700 SM) dicirikan dengan penguburan kremasi. Ini termasuk budaya Lusatian di Jerman timur dan Polandia (1300–500 SM) yang berlanjut ke Zaman Besi. Zaman Perunggu Eropa Tengah diikuti oleh budaya Zaman Besi pada budaya Hallstatt (700–450 SM).
Eropa Selatan
Budaya Apennine (juga disebut Zaman Perunggu Italia) ialah kompleks teknologi Italia tengah dan selatan yang meliputi Zaman Kalkolitikum dan Perunggu.
Kamuni ialah orang-orang kuno yang tidak niscaya asalnya (menurut Pliny the Elder, mereka ialah Euganei ; berdasarkan Strabo, mereka ialah Rhaetians) yang tinggal di Val Camonica - di tempat yang kini ialah Lombardy utara - selama Zaman Besi, meskipun kelompok insan pemburu, gembala dan petani diketahui telah tinggal di daerah itu semenjak zaman Neolitikum.
Terletak di Sardinia dan Corsica, peradaban Nurage berlangsung dari Zaman Perunggu awal (abad ke-18 SM) hingga masa ke-2 M, ketika pulau-pulau sudah di-Romanisasi.
Mereka mengambil nama mereka dari menara nurage, yang berevolusi dari budaya megalitikum yang sudah ada, yang membuat dolmen dan menhir.
Terramare ialah peradaban Indo-Eropa awal di daerah apa yang kini disebut Pianura Padana (Italia utara) sebelum kedatangan bangsa Celtic, dan di cuilan lain Eropa. Mereka tinggal di desa-desa persegi rumah panggung.
Desa-desa ini dibangun di atas tanah, tetapi umumnya akrab dengan sungai, dengan jalan-jalan yang saling bersilangan. Seluruh kompleks menunjukan sifat dari pemukiman yang terbentengi.
Terramare tersebar luas di Pianura Padana (khususnya di sepanjang sungai Panaro, antara Modena dan Bologna) dan di seluruh Eropa.
Budaya Castellieri berkembang di Istria selama Zaman Perunggu Tengah. Itu berlangsung selama lebih dari satu milenium, dari masa ke-15 SM hingga penaklukan Romawi pada masa ke-3 SM.
Budaya Canegrate berkembang dari Zaman Perunggu Tengah (abad 13 SM) hingga Zaman Besi di Pianura Padana, di tempat yang kini menjadi Lombardy barat, Piedmont timur dan Ticino.
Budaya Golasecca dikembangkan mulai dari Zaman Perunggu Akhir di dataran Po. Nama ini diambil dari Golasecca, sebuah wilayah di sebelah Ticino di mana, pada awal masa ke-19, kepala biara Giovanni Battista Giani menggali temuan pertamanya (sekitar lima puluh makam dengan keramik dan benda-benda logam).
Sisa-sisa kebudayaan Golasecca menjangkau area 20.000 kilometer persegi selatan ke Pegunungan Alpen, di antara Po, Sesia dan Serio, yang berasal dari masa 9 hingga masa ke-4 SM.
Eropa Barat
Zaman Perunggu Atlantik
Zaman Perunggu Atlantik ialah kompleks budaya dari periode sekitar 1300–700 SM yang meliputi aneka macam budaya di Portugal, Andalusia, Galicia dan Kepulauan Inggris. Itu ditandai dengan pertukaran ekonomi dan budaya.
Inggris Raya
Di Britania Raya, Zaman Perunggu dianggap telah menjadi periode dari sekitar 2100 hingga 750 SM. Migrasi membawa orang-orang gres ke pulau-pulau dari benua itu.
Jumlah terbesar benda perunggu di Inggris ditemukan di East Cambridgeshire, di mana temuan terpenting ditemukan di Isleham (lebih dari 6500 buah ).
Campuram tembaga dengan seng atau timah untuk membuat kuningan atau perunggu dipraktekkan segera sehabis inovasi tembaga itu sendiri. Satu tambang tembaga di Great Orme di North Wales, digali hingga kedalaman 70 meter.
Di Alderley Edge di Cheshire, penanggalan karbon telah menetapkan kegiatan penambangan sekitar tahun 2280 hingga 1890 SM (dengan probabilitas 95%).
Irlandia
Zaman Perunggu di Irlandia dimulai sekitar 2000 SM, ketika tembaga dicampur dengan timah dan dipakai untuk memproduksi kapak datar jenis Ballybeg dan logam terkait.
Periode sebelumnya dikenal sebagai Zaman Tembaga dan ditandai oleh produksi kapak datar, belati, tombak dan awls dalam tembaga.
Periode ini dibagi menjadi tiga fase: Zaman Perunggu Awal (2000–1500 SM), Zaman Perunggu Tengah (1500–1200 SM), dan Zaman Perunggu Akhir (1200 - c. 500 SM). Irlandia juga dikenal lantaran pemakaman Zaman Perunggu Purba yang relatif banyak.
Salah satu karakteristik artefak dari Zaman Perunggu Awal di Irlandia ialah kapak datar. Ada lima tipe utama dari kapak datar: Lough Ravel (sekitar 2200 SM), Ballybeg (sekitar 2000 SM), Killaha (sekitar 2000 SM), Ballyvalley (sekitar 2000 –1600 SM), Derryniggin (sekitar 1600 SM).
Eropa Utara
Zaman Perunggu di Eropa Utara berlangsung sepanjang milenium kedua SM (budaya Unetice, budaya Urnfield, budaya Tumulus, budaya Terramare, budaya Lusatian).
Meskipun budaya Zaman Perunggu Eropa Utara relatif terlambat, dan muncul melalui perdagangan, situs ini menyimpan benda-benda kaya dan terawat baik yang terbuat dari wol, kayu, perunggu dan emas.
Banyak pahatan kerikil menggambarkan kapal, dan monumen pemakaman kerikil besar yang dikenal sebagai kapal kerikil memperlihatkan bahwa pengiriman (menggunakan kapal) memainkan tugas penting.
Ribuan pahatan kerikil menggambarkan kapal-kapal, kemungkinan besar mewakili papan selat yang dibangun untuk berperang, memancing, dan berdagang.
Ini mungkin mempunyai sejarah sejauh periode neolitikum dan berlanjut ke Zaman Besi Pra-Romawi, menyerupai yang ditunjukkan oleh bahtera Hjortspring.
Ada banyak gundukan dan situs goresan kerikil dari periode tersebut. Banyak artefak perunggu dan emas ditemukan. Tidak ada bahasa tertulis di negara-negara Nordik selama Zaman Perunggu.
Kaukasus
Arsenik perunggu, artefak dari budaya Maykop di Kaukasus Utara telah tertanggal sekitar milenium ke-4 SM. Inovasi ini menghasilkan sirkulasi teknologi perunggu arsenik di Eropa selatan dan timur.
Afrika
Peleburan besi dan tembaga muncul pada waktu yang bersamaan di sebagian besar Afrika. Dengan demikian, sebagian besar peradaban Afrika di luar Mesir tidak mengalami Zaman Perunggu yang berbeda.
Bukti untuk peleburan besi muncul lebih awal atau pada ketika yang sama dengan peleburan tembaga di Nigeria sekitar 900–800 SM, Rwanda dan Burundi sekitar 700–500 SM dan Tanzania sekitar 300 SM.
Nubia
Zaman Perunggu di Nubia dimulai sedini 2300 SM. Peleburan tembaga diperkenalkan oleh orang Mesir ke kota Nubia di Meroë, di Sudan modern, sekitar 2600 SM.
Sebuah tungku untuk pengecoran perunggu telah ditemukan di Kerma yang tertanggal 2300–1900 SM.
Afrika Barat
Peleburan tembaga terjadi di Afrika Barat sebelum munculnya peleburan besi di wilayah tersebut. Bukti untuk tungku peleburan tembaga ditemukan di akrab Agadez, Niger yang telah tertanggal semenjak 2200 SM.
Bukti penambangan tembaga dan peleburan telah didirikan di Akjoujt, Mauretania yang memperlihatkan produksi skala kecil sekitar 800 SM hingga 400 SM.
Amerika
Peradaban Moche Amerika Selatan secara independen menemukan dan mengembangkan peleburan perunggu. Teknologi perunggu dikembangkan lebih lanjut oleh suku Inka dan dipakai secara luas baik untuk benda-benda utilitarian dan patung.
Penampakan peleburan perunggu di Meksiko Barat memperlihatkan adanya kontak wilayah itu dengan budaya Andes atau inovasi teknologi yang terpisah.
Dengan artefak Peradaban Lembah Indus yang ditemukan di Mesopotamia kuno dan Mesir, terperinci bahwa peradaban ini tidak hanya bekerjasama satu sama lain tetapi juga berdagang satu sama lain.
Perdagangan jarak jauh terbatas hampir secara langsung untuk barang-barang glamor menyerupai rempah-rempah, tekstil dan logam mulia.
Perdagangan ini tidak hanya membuat kota-kota penghasil produk-produk ini sangat kaya tetapi juga menjadikan percampuran budaya untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Jalur perdagangan tidak hanya di atas tanah tetapi juga di atas air. Rute perdagangan pertama dan terluas ialah di atas sungai menyerupai Sungai Nil, Tigris dan Efrat yang menjadikan pertumbuhan kota-kota di tepi sungai-sungai ini.
Penjinakan unta di lain waktu juga membantu mendorong jalur perdagangan di atas tanah, yang disebut kafilah, dan menghubungkan Lembah Indus dengan Laut Tengah. Hal ini semakin menjadikan kota-kota bermunculan dalam jumlah banyak dan di mana-mana ada port pit-stop atau kafilah-ke-kapal.
Alat dari perunggu |
Peradaban kuno pada Zaman Perunggu didefinisikan dengan masyarakatnya yang memproduksi perunggu dengan cara meleburkan tembaganya sendiri atau dengan memperdagangkan perunggu dari daerah produksi di tempat lain.
Perunggu itu sendiri lebih keras dan lebih tahan usang daripada logam lain yang tersedia pada ketika itu, memungkinkan peradaban Zaman Perunggu mempunyai keunggulan teknologi.
Bijih timah tembaga sangat jarang ditemukan, sebagaimana tercermin dalam fakta bahwa tidak ada timah perunggu di Asia Barat sebelum perdagangan perunggu dimulai pada milenium ke-3 SM.
Di seluruh dunia, Zaman Perunggu umumnya mengikuti periode Neolitikum, dengan kalkolitikum sebagai transisi. Meskipun Zaman Besi umumnya mengikuti Zaman Perunggu, di beberapa daerah (seperti Afrika Sub-Sahara), Zaman Besi menerobos langsung pada Neolitikum.
Budaya Zaman Perunggu berbeda dalam perkembangan penulisan pertama mereka. Menurut bukti arkeologi, budaya di Mesopotamia (naskah kuneiform) dan Mesir (hieroglif) mengembangkan sistem penulisan paling awal yang masih bertahan.
Sejarah Zaman Perunggu
Periode keseluruhan ditandai dengan penggunaan luas perunggu, meskipun tempat dan waktu pengenalan dan pengembangan teknologi perunggu tidaklah bersamaan secara universal.Teknologi pembuatan timah perunggu membutuhkan suatu teknik produksi tertentu. Timah harus ditambang (terutama sebagai bijih kasiterit) dan dilebur secara terpisah, kemudian ditambahkan ke tembaga cair untuk membuat adonan perunggu (bronze alloy).
Zaman Perunggu ialah masa penggunaan luas logam dan pengembangan jaringan perdagangan.
Sebuah laporan tahun 2013 memperlihatkan bahwa adonan perunggu paling awal berasal dari pertengahan masa ke-5 SM di sebuah situs budaya Vinča di Pločnik (Serbia), meskipun peradabannya tidak dianggap sebagai cuilan dari Zaman Perunggu.
Timur Dekat
Asia Barat dan Timur Dekat ialah wilayah pertama yang memasuki Zaman Perunggu, yang dimulai dengan munculnya peradaban Mesopotamia Sumeria pada pertengahan milenium ke-4 SM.
Budaya di Timur Dekat kuno (sering disebut sebagai salah satu "tempat lahirnya peradaban") mempraktekkan pertanian intensif sepanjang tahun, mengembangkan sistem penulisan, membuat roda tembikar, membuat pemerintahan terpusat, instruksi aturan tertulis, kota dan negara bangsa, kerajaan, memulai proyek arsitektur canggih, memperkenalkan stratifikasi sosial, manajemen ekonomi dan sipil, perbudakan, dan mempraktekkan perang terorganisir, obat-obatan dan agama. Masyarakat di wilayah itu meletakkan dasar bagi astronomi, matematika, dan astrologi.
Pembagian Zaman Perunggu Kuno dari Timur Dekat mempunyai kejelasan ekspresi triadik yang mapan. Tanggal dan fase periode di bawah ini hanya berlaku untuk Timur Dekat dan dengan demikian tidak berlaku secara universal.
Anatolia
Kekaisaran Het didirikan di Hattusa di Anatolia utara dari masa ke-18 SM. Pada masa ke-14 SM, Kerajaan Het mencapai puncaknya, meliputi Anatolia tengah, Syria barat daya, dan Mesopotamia cuilan atas.
Setelah 1180 SM, di tengah gejolak umum, levan diduga terkait dengan kedatangan tiba-tiba dari Masyarakat Laut (Sea Peoples), kerajaan hancur menjadi beberapa independen "Neo-Het" negara-kota, beberapa di antaranya selamat hingga selesai masa ke-8 SM.
Arzawa di Anatolia Barat selama paruh kedua milenium ke-2 SM kemungkinan memperluas daerahnya hingga ke Anatolia selatan yang mencapai Wilayah akrab Danau Turki ke pantai Aegean.
Arzawa ialah tetangga barat — kadang kala tentangan dan kadang kala bawahan — dari Kerajaan Het Tengah dan Baru.
Liga Assuwa ialah konfederasi negara di Anatolia barat yang dikalahkan oleh Het di bawah Tudhaliya I sebelumnya, sekitar 1400 SM. Arzawa telah dikaitkan dengan Assuwa yang jauh lebih tidak terperinci yang umumnya terletak di sebelah utara.
Mesir
Dinasti Perunggu Awal
Pada zaman Mesir Kuno, Zaman Perunggu dimulai pada periode Protodinastik, 3150 SM.
Zaman Perunggu di Mesir kuno, yang dikenal sebagai Periode Dinasti Awal Mesir, segera mengikuti penyatuan Mesir Hulu dan Hilir, 3100 SM.
Dengan dimulainya Dinasti Pertama, ibu kota pindah dari Abydos ke Memphis dengan Mesir unified yang diperintah oleh raja-dewa Mesir. Abydos tetap menjadi tanah suci utama di selatan.
Ciri khas peradaban Mesir kuno, menyerupai seni, arsitektur dan banyak aspek agama, terbentuk selama periode Dinasti Awal. Memphis di Zaman Perunggu Awal ialah kota terbesar ketika itu.
"Kerajaan Lama" dari Zaman Perunggu ialah nama yang diberikan untuk periode di milenium ke-3 SM ketika Mesir mencapai puncak peradaban pertamanya yang terus menerus dalam kompleksitas dan pencapaian - yang pertama dari tiga periode "Kerajaan" (yang lainnya ialah Kerajaan Tengah dan Kerajaan Baru).
Periode Menengah Pertama Mesir, sering digambarkan sebagai "periode gelap" dalam sejarah Mesir kuno, berlangsung sekitar 100 tahun sehabis berakhirnya Kerajaan Lama dari sekitar 2181 hingga 2055 SM. Sangat sedikit bukti monumental yang bertahan dari periode ini, terutama dari cuilan awal.
Periode Menengah Pertama ialah waktu yang dinamis ketika pemerintahan Mesir secara agresif dibagi antara dua basis kekuatan yang bersaing: Heracleopolis di Mesir Hilir dan Thebes di Mesir Hulu.
Kedua kerajaan ini pada alhasil akan menjadi konflik, dengan raja-raja dari Thebes menaklukkan wilayah utara, menghasilkan reunifikasi Mesir di bawah satu penguasa selama cuilan kedua dari Dinasti ke-11.
Dinasti Perunggu Tengah
Kerajaan Tengah Mesir berlangsung dari 2055 hingga 1650 SM. Selama periode ini, sekte penguburan Osiris naik mendominasi agama terkenal di Mesir.
Periode ini terdiri dari dua fase: Dinasti ke-11, yang memerintah dari Thebes dan Dinasti ke-12 dan ke-13 yang berpusat di el-Lisht.
Kerajaan yang bersatu sebelumnya dianggap terdiri dari Dinasti ke-11 dan ke-12, tetapi para sejarawan kini menganggap sebagian Dinasti ke-13 sebagai milik Kerajaan Tengah.
Selama Periode Menengah Kedua, Mesir Kuno mengalami kekacauan untuk kedua kalinya, antara selesai Kerajaan Tengah dan dimulainya Kerajaan Baru.
Pemerintahan paling terkenal ialah Hyksos (penguasa asing), yang pemerintahannya terdiri dari dinasti ke-15 dan ke-16. Hyksos pertama kali muncul di Mesir selama periode Dinasti ke-11, mulai mendaki ke kekuasaan pada Dinasti ke-13, dan muncul dari Periode Menengah Kedua yang mengendalikan Avaris dan Delta.
Pada Dinasti ke-15, mereka memerintah Mesir Hulu, dan diusir pada selesai Dinasti ke-17.
Dinasti Perunggu Akhir
Kerajaan Baru Mesir, juga disebut sebagai Kerajaan Mesir, berlangsung dari masa ke-16 hingga masa ke-11 SM.
Kerajaan Baru mengikuti Periode Menengah Kedua dan digantikan oleh Periode Menengah Ketiga. Ini ialah waktu Mesir yang paling makmur dan menandai puncak kekuasaan Mesir.
Kerajaan Baru kemudian, yaitu Dinasti ke-19 dan ke-20 (1292–1069 SM), juga dikenal sebagai periode Ramesside, sehabis sebelas firaun mengambil nama Ramses.
Dataran Tinggi Iran
Elam ialah peradaban kuno pra-Iran yang terletak di sebelah timur Mesopotamia.
Pada periode Elamit Lama (Zaman Perunggu Tengah), Elam terdiri dari kerajaan-kerajaan di Dataran Tinggi Iran, yang berpusat di Anshan, dan dari pertengahan milenium ke-2 SM, ia berpusat di Susa di dataran rendah Khuzestan.
Kebudayaannya memainkan tugas penting dalam Kekaisaran Gutian dan terutama selama keberhasilan dinasti Achaemenid Iran.
Peradaban Oxus ialah budaya Zaman Perunggu di Asia Tengah bertanggal 2300 –1700 SM dan berpusat di atas Amu Darya (Oxus).
Pada Zaman Perunggu Awal, budaya Kopet Dag oasis dan Altyndepe mengembangkan masyarakat proto-urban.
Budaya Kulli, menyerupai dengan Peradaban Lembah Indus, terletak di Balochistan selatan (Gedrosia) 2500-2000 SM. Pertanian ialah basis ekonomi dari orang-orang ini. Di beberapa tempat ditemukan bendungan, memperlihatkan bukti untuk sistem pengelolaan air yang sangat maju.
Levan
Dalam kesarjanaan modern, kronologi Zaman Perunggu terbagi menjadi Suriah Awal / Proto; sesuai dengan Perunggu Awal. Suriah Tua; sesuai dengan Perunggu Tengah. Suriah Tengah; sesuai dengan Perunggu Akhir. Istilah Neo-Suriah dipakai untuk menunjuk Zaman Besi awal.
Periode Suriah kuno didominasi oleh kerajaan pertama Eblaite, Nagar dan kerajaan kedua Mariote.
Dari masa ke-15 SM dan seterusnya, istilah Amurru biasanya diterapkan ke wilayah yang membentang ke utara Kanaan sejauh Kadesh di Sungai Orontes.
Kontak Ugarit dengan Mesir yang paling awal berasal dari manik-manik karnaval yang diidentifikasi dengan firaun Kerajaan Tengah Senusret I, 1971 –1926 SM.
Sebuah stela dan patung dari firaun Mesir Senusret III dan Amenemhet III juga telah ditemukan. Namun, tidak terperinci kapan monumen ini hingga ke Ugarit.
Dalam surat Amarna, pesan dari Ugarit 1350 SM yang ditulis oleh Ammittamru I, Niqmaddu II, dan ratunya, ditemukan. Dari masa 16 hingga 13 SM, Ugarit tetap bekerjasama dengan Mesir dan Siprus (bernama Alashiya).
Mitanni ialah sebuah negara yang terorganisasi secara longgar di Suriah utara dan Anatolia tenggara dari 1500 SM – 1300 SM.
Didirikan oleh kelas penguasa Indo-Aryan yang memerintah sebagian besar penduduk Hurrian, Mitanni menjadi kekuatan regional sehabis penghancuran Babel Kassite oleh Het yang membuat kekosongan kekuasaan di Mesopotamia.
Pada awalnya, tentangan utama Mitanni ialah Mesir di bawah Thutmosids. Namun, dengan naiknya kerajaan Het, Mitanni dan Mesir membuat aliansi untuk melindungi kepentingan bersama mereka dari bahaya dominasi Het.
Pada puncak kekuasaannya, selama masa ke-14 SM, ia mempunyai pos terdepan di ibu kotanya, Washukanni, yang telah ditemukan oleh para arkeolog di hulu Sungai Khabur. Akhirnya, Mitanni mengalah pada Het, dan kemudian diserang oleh Asyur, dan direduksi menjadi provinsi Kekaisaran Asyur Tengah.
Orang-orang Israel ialah orang-orang berbahasa-Semit kuno dari Timur Dekat Kuno yang mendiami cuilan dari Kanaan selama periode kesukuan dan monarkis (abad 15 hingga 6 SM), dan hidup di wilayah dalam jumlah yang lebih kecil sehabis jatuhnya monarki.
Nama "Israel" pertama kali muncul pada tahun 1209 SM, pada selesai Zaman Perunggu dan awal Zaman Besi, dalam Prasasti Merneptah yang dibentuk oleh Firaun Mesir, Merneptah.
Orang-orang Aram ialah orang semi-nomaden dan pastoralis semi-semit di sebelah barat bahari yang berasal dari apa yang kini disebut sebagai Aram modern (Biblical Aram) selama Zaman Perunggu Akhir dan Zaman Besi awal.
Kelompok besar bermigrasi ke Mesopotamia, di mana mereka berbaur dengan penduduk orisinil Akkadia (Asyur dan Babilonia). Bangsa Aram tidak pernah mempunyai kekaisaran yang bersatu; mereka dibagi menjadi kerajaan independen di seluruh Timur Dekat.
Setelah Zaman Perunggu berakhir, dampak politik mereka terbatas pada sejumlah negara Syur-Het, yang sepenuhnya diserap ke dalam Kekaisaran Neo-Asyur pada masa ke-8 SM.
Mesopotamia
Zaman Perunggu Mesopotamia dimulai sekitar 3500 SM dan berakhir dengan periode Kassite (sekitar 1500 SM - 1155 SM).
Pembagian tripartit yang biasa menjadi Zaman Perunggu Awal, Tengah dan Akhir tidak digunakan. Sebaliknya, sebuah divisi yang terutama didasarkan pada karakteristik seni-historis dan historis lebih umum digunakan.
Kota-kota di Timur Dekat Kuno menampung beberapa puluh ribu orang. Ur, Kish, Isin, Larsa dan Nippur di Zaman Perunggu Tengah dan Babel, Calah dan Assur di Zaman Perunggu Akhir juga mempunyai populasi besar.
Kekaisaran Akkadia (2335-2154 SM) menjadi kekuatan lebih banyak didominasi di tempat itu, dan sehabis keruntuhannya bangsa Sumeria menikmati kebangkitan dengan Kekaisaran Neo-Sumeria.
Asyur masih ada semenjak masa ke-25 SM, dan menjadi kekuatan regional dengan Kekaisaran Asyur Lama (sekitar tahun 2025 –1750 SM).
Penyebutan awal Babilon (saat itu sebuah kota administratif kecil) muncul di sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon Akkad pada masa ke-23 SM.
Dinasti Amorit mendirikan negara-kota Babel pada masa ke-19 SM. Lebih dari 100 tahun kemudian, ia secara singkat mengambil alih negara-negara kota lainnya dan membentuk Kekaisaran Babilonia Pertama yang berumur pendek yang juga disebut sebagai Periode Babilonia Tua.
Akkad, Asyur, dan Babilonia semuanya memakai bahasa Semit Akkadia Timur untuk penggunaan resmi dan sebagai bahasa lisan.
Pada ketika itu, bahasa Sumeria tidak lagi diucapkan, tetapi masih dalam penggunaan agama di Asyur dan Babilonia, dan akan tetap demikian hingga masa ke-1.
Tradisi Akkadia dan Sumeria memainkan tugas penting dalam budaya Asyur dan Babilonia, meskipun Babilonia (tidak menyerupai Asyur yang lebih besar lengan berkuasa secara militer) sendiri didirikan oleh orang Amori non-pribumi dan sering diperintah oleh masyarakat non-pribumi lainnya, menyerupai Kassites, Aram dan Kasdim.
Asia
Asia Tengah
Fenomena Seima-Turbino
Pegunungan Altai di tempat yang kini menjadi Rusia selatan dan Mongolia tengah telah diidentifikasi sebagai titik asal dari sebuah teka-teki budaya yang disebut Fenomena Seima-Turbino.
Diperkirakan bahwa perubahan iklim di wilayah ini sekitar 2000 SM dan perubahan ekologi, ekonomi dan politik yang terjadi selanjutnya memicu migrasi besar-besaran ke barat daya (Eropa timur), ke timur (Cina) dan ke selatan (Vietnam dan Thailand) melintasi perbatasan sekitar 4.000 mil.
Migrasi ini terjadi hanya dalam lima hingga enam generasi dan membawa orang-orang dari Finlandia di barat ke Thailand di cuilan timur memakai teknologi logam yang sama.
Diperkirakan lebih lanjut bahwa migrasi yang sama berbagi kelompok bahasa Uralic di seluruh Eropa dan Asia: sekitar 39 bahasa dari kelompok ini masih ada, termasuk Hungaria, Finlandia, dan Estonia.
Asia Timur
Cina
Artefak perunggu tertua telah ditemukan di situs budaya Majiayao (antara 3100 dan 2700 SM).
Istilah "Zaman Perunggu" telah dipakai oleh arkeologi Cina dari Eurasia Barat, dan tidak ada konsensus atau konvensi yang dipakai secara universal yang membatasi "Zaman Perunggu" dalam konteks prasejarah Tiongkok.
Dengan konvensi, "Zaman Perunggu Awal" di Cina kadang kala dianggap setara dengan periode "Dinasti Shang" dari prasejarah Tiongkok (abad ke-16 hingga ke-11 SM), dan "Zaman Perunggu Akhir" setara dengan periode "Dinasti Zhou" (abad ke-11 hingga ke-3 SM, dari masa ke-5 juga dijuluki "Zaman Besi"), meskipun ada argumen yang harus dibentuk bahwa" Zaman Perunggu "yang sempurna tidak pernah berakhir di Cina, lantaran tidak ada transisi yang sanggup dikenali ke "Zaman besi".
Metalurgi perunggu di Cina berasal dari apa yang disebut sebagai periode Erlitou ( Wade – Giles : Erh-li-t'ou ), yang berdasarkan beberapa sejarawan menempatkannya dalam rentang waktu yang dikendalikan oleh dinasti Shang.
Galeri Seni Nasional AS mendefinisikan Zaman Perunggu Cina sebagai "periode antara sekitar 2000 SM dan 771 SM," periode yang dimulai dengan budaya Erlitou dan berakhir tiba-tiba dengan disintegrasi pemerintahan Zhou Barat.
Meluasnya penggunaan perunggu dalam metalurgi dan budaya Cina secara signifikan, mungkin lantaran dampak Barat.
Dinasti Shang (juga dikenal sebagai dinasti Yin) dari Lembah Sungai Kuning naik ke tampuk pemerintahan sehabis dinasti Xia sekitar 1600 SM.
Besi ditemukan dari dinasti Zhou, tetapi penggunaannya sangat minim. Sastra Cina yang berasal dari masa ke-6 SM membuktikan pengetahuan wacana peleburan besi, namun perunggu tetap menempati tempat penting dalam catatan arkeologi dan sejarah untuk beberapa waktu sehabis ini.
Jepang
Kepulauan Jepang mengalami pengenalan dengan perunggu selama awal periode Yayoi ( 300 SM), dari pengenalan praktik pengerjaan logam dan pertanian yang dibeli oleh para pendatang yang tiba dari benua tersebut.
Teknik peleburan perunggu dan besi menyebar ke kepulauan Jepang melalui kontak dengan peradaban Asia Timur kuno lainnya, khususnya imigrasi dan perdagangan dari semenanjung Korea dan Cina kuno.
Besi terutama dipakai untuk pertanian dan alat-alat lain, sedangkan artefak ritual dan upacara terutama terbuat dari perunggu.
Korea
Awal Zaman Perunggu di semenanjung Korea ialah sekitar 1000–800 SM. Meskipun budaya Zaman Perunggu Korea berasal dari Liaoning dan Manchuria, itu memperlihatkan tipologi dan gaya yang unik, terutama dalam objek ritual.
Masa tembikar Mumun dinamai berdasarkan nama Korea untuk wadah memasak dan penyimpanan yang tidak terdekorasi atau polos yang membentuk cuilan besar dari kumpulan tembikar selama seluruh periode, terutama 850–550 SM.
Periode Mumun dikenal untuk asal-usul pertanian intensif dan masyarakat yang kompleks baik di Semenanjung Korea dan Kepulauan Jepang.
Asia Selatan
Tanggal ialah perkiraan, konsultasikan artikel khusus untuk perincian
Lembah Indus
Zaman Perunggu di sub-benua India dimulai sekitar 3300 SM dengan permulaan peradaban Lembah Indus.
Penduduk Lembah Indus, Harappa, mengembangkan teknik gres dalam metalurgi dan menghasilkan tembaga, perunggu, dan timah. Zaman Perunggu di India diikuti oleh Zaman Besi pada periode Weda.
Budaya Harappan Akhir, yang berasal dari 1900-1400 SM, tumpang tindih transisi dari Zaman Perunggu ke Zaman Besi; sehingga sulit untuk memilih tanggal transisi ini secara akurat.
Asia Tenggara
Vietnam
Kembali ke Zaman Neolitikum, drum perunggu pertama, yang disebut drum Dong Son, ditemukan di sekitar daerah Delta Sungai Merah di Vietnam Utara dan Cina Selatan. Ini bekerjasama dengan Budaya Dong Son prasejarah Vietnam.
Di Ban Chiang, Thailand, artefak perunggu Asia Tenggara telah ditemukan semenjak tahun 2100 SM. Namun, berdasarkan penanggalan radiokarbon pada tulang insan dan babi di Ban Chiang, beberapa jago mengusulkan bahwa Zaman Perunggu awal di Ban Chiang berada di selesai milenium ke-2.
Di Nyaunggan, Burma, alat-alat perunggu telah digali bersama dengan keramik dan kerikil artefak. Ban Non Wat, digali oleh Charles Higham, ialah situs yang kaya dengan lebih dari 640 kuburan yang digali untuk mengumpulkan banyak item perunggu yang mungkin mempunyai nilai sosial yang terhubung dengan mereka.
Ban Chiang, bagaimanapun, ialah situs yang paling terdokumentasi dengan baik dan mempunyai bukti metalurgi yang paling terperinci ketika tiba ke Asia Tenggara.
Dengan rentang waktu yang agresif di selesai milenium ke-3 SM hingga milenium pertama Masehi, situs ini sendiri mempunyai aneka macam artefak menyerupai tembikar pemakaman (berasal dari 2100–1700 SM), potongan-potongan perunggu, gelang-gelang tembaga, dan masih banyak lagi.
Eropa
Balkan
Artefak perunggu timah tertua yang kondusif ditemukan di jantung Balkan di Serbia. Sebuah foil perunggu timah dari Pločnik (situs arkeologi) berasal dari tahun 4650 SM.
Foil bukan satu-satunya artefak perunggu timah dari milenium kelima SM. 14 artefak lain dari Serbia dan Bulgaria tertanggal sebelum 4000 SM.
Penemuan baru-baru ini memperlihatkan bahwa perunggu timah awal lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan dikembangkan secara independen di Eropa 1500 tahun sebelum adonan perunggu timah pertama di Timur Dekat.
Produksi perunggu timah kompleks berlangsung selama 500 tahun di Balkan. Sesaat sebelum selesai milenium kelima SM, tidak ada lagi bukti produksi perunggu timah.
Ini bertepatan dengan runtuhnya kompleks budaya besar di Balkan. Perunggu timah akan diperkenalkan kembali disana sekitar 1500 tahun kemudian.
Aegea
Zaman Perunggu Aegea mulai sekitar 3200 SM, ketika peradaban pertama kali membentuk jaringan perdagangan yang luas.
Jaringan ini mengimpor timah dan arang ke Siprus, di mana tembaga ditambang dan dicampur dengan timah untuk menghasilkan perunggu. Benda-benda perunggu kemudian diekspor jauh dan luas, dan mendukung perdagangan.
Analisis isotop timah dalam beberapa artefak perunggu Mediterania memperlihatkan fakta bahwa mereka mungkin berasal dari Inggris.
Pengetahuan wacana navigasi dikembangkan dengan baik pada ketika ini, dan mencapai puncak keterampilan tidak terlampaui (kecuali mungkin oleh pelaut Polinesia) hingga 1730 ketika inovasi kronometer memungkinkan penentuan garis bujur yang tepat.
Runtuhnya Aegea
Teori runtuhnya Zaman Perunggu telah menggambarkan aspek selesai Zaman di wilayah ini.
Beberapa negara klien Minoa kehilangan banyak populasi mereka akhir kelaparan.
Hal ini memperlihatkan bahwa jaringan perdagangan mungkin telah gagal, mencegah perdagangan yang sebelumnya telah meringankan kelaparan tersebut dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Eropa Tengah
Di Eropa Tengah, budaya Zaman Perunggu awal Unetice (1800–1600 SM) meliputi banyak kelompok kecil menyerupai budaya Straubing, Adlerberg dan Hatvan.
Beberapa pemakaman yang sangat kaya, menyerupai yang terletak di Leubingen dengan kerikil nisan besar yang terbuat dari emas, memperlihatkan peningkatan stratifikasi sosial yang sudah ada dalam budaya Unetice.
Secara keseluruhan, pemakaman di periode ini sangat langka dan berukuran kecil. Budaya Unetice diikuti oleh Zaman Perunggu Tengah (1600-1200 SM).
Di cuilan timur Körös di Hongaria, Zaman Perunggu awal pertama kali dimulai dari pengenalan budaya Mako, diikuti oleh budaya Utsmani dan Gyulavarsand.
Budaya Perunggu Perunggu Akhir (1300–700 SM) dicirikan dengan penguburan kremasi. Ini termasuk budaya Lusatian di Jerman timur dan Polandia (1300–500 SM) yang berlanjut ke Zaman Besi. Zaman Perunggu Eropa Tengah diikuti oleh budaya Zaman Besi pada budaya Hallstatt (700–450 SM).
Eropa Selatan
Budaya Apennine (juga disebut Zaman Perunggu Italia) ialah kompleks teknologi Italia tengah dan selatan yang meliputi Zaman Kalkolitikum dan Perunggu.
Kamuni ialah orang-orang kuno yang tidak niscaya asalnya (menurut Pliny the Elder, mereka ialah Euganei ; berdasarkan Strabo, mereka ialah Rhaetians) yang tinggal di Val Camonica - di tempat yang kini ialah Lombardy utara - selama Zaman Besi, meskipun kelompok insan pemburu, gembala dan petani diketahui telah tinggal di daerah itu semenjak zaman Neolitikum.
Terletak di Sardinia dan Corsica, peradaban Nurage berlangsung dari Zaman Perunggu awal (abad ke-18 SM) hingga masa ke-2 M, ketika pulau-pulau sudah di-Romanisasi.
Mereka mengambil nama mereka dari menara nurage, yang berevolusi dari budaya megalitikum yang sudah ada, yang membuat dolmen dan menhir.
Terramare ialah peradaban Indo-Eropa awal di daerah apa yang kini disebut Pianura Padana (Italia utara) sebelum kedatangan bangsa Celtic, dan di cuilan lain Eropa. Mereka tinggal di desa-desa persegi rumah panggung.
Desa-desa ini dibangun di atas tanah, tetapi umumnya akrab dengan sungai, dengan jalan-jalan yang saling bersilangan. Seluruh kompleks menunjukan sifat dari pemukiman yang terbentengi.
Terramare tersebar luas di Pianura Padana (khususnya di sepanjang sungai Panaro, antara Modena dan Bologna) dan di seluruh Eropa.
Budaya Castellieri berkembang di Istria selama Zaman Perunggu Tengah. Itu berlangsung selama lebih dari satu milenium, dari masa ke-15 SM hingga penaklukan Romawi pada masa ke-3 SM.
Budaya Canegrate berkembang dari Zaman Perunggu Tengah (abad 13 SM) hingga Zaman Besi di Pianura Padana, di tempat yang kini menjadi Lombardy barat, Piedmont timur dan Ticino.
Budaya Golasecca dikembangkan mulai dari Zaman Perunggu Akhir di dataran Po. Nama ini diambil dari Golasecca, sebuah wilayah di sebelah Ticino di mana, pada awal masa ke-19, kepala biara Giovanni Battista Giani menggali temuan pertamanya (sekitar lima puluh makam dengan keramik dan benda-benda logam).
Sisa-sisa kebudayaan Golasecca menjangkau area 20.000 kilometer persegi selatan ke Pegunungan Alpen, di antara Po, Sesia dan Serio, yang berasal dari masa 9 hingga masa ke-4 SM.
Eropa Barat
Zaman Perunggu Atlantik
Zaman Perunggu Atlantik ialah kompleks budaya dari periode sekitar 1300–700 SM yang meliputi aneka macam budaya di Portugal, Andalusia, Galicia dan Kepulauan Inggris. Itu ditandai dengan pertukaran ekonomi dan budaya.
Inggris Raya
Di Britania Raya, Zaman Perunggu dianggap telah menjadi periode dari sekitar 2100 hingga 750 SM. Migrasi membawa orang-orang gres ke pulau-pulau dari benua itu.
Jumlah terbesar benda perunggu di Inggris ditemukan di East Cambridgeshire, di mana temuan terpenting ditemukan di Isleham (lebih dari 6500 buah ).
Campuram tembaga dengan seng atau timah untuk membuat kuningan atau perunggu dipraktekkan segera sehabis inovasi tembaga itu sendiri. Satu tambang tembaga di Great Orme di North Wales, digali hingga kedalaman 70 meter.
Di Alderley Edge di Cheshire, penanggalan karbon telah menetapkan kegiatan penambangan sekitar tahun 2280 hingga 1890 SM (dengan probabilitas 95%).
Irlandia
Zaman Perunggu di Irlandia dimulai sekitar 2000 SM, ketika tembaga dicampur dengan timah dan dipakai untuk memproduksi kapak datar jenis Ballybeg dan logam terkait.
Periode sebelumnya dikenal sebagai Zaman Tembaga dan ditandai oleh produksi kapak datar, belati, tombak dan awls dalam tembaga.
Periode ini dibagi menjadi tiga fase: Zaman Perunggu Awal (2000–1500 SM), Zaman Perunggu Tengah (1500–1200 SM), dan Zaman Perunggu Akhir (1200 - c. 500 SM). Irlandia juga dikenal lantaran pemakaman Zaman Perunggu Purba yang relatif banyak.
Salah satu karakteristik artefak dari Zaman Perunggu Awal di Irlandia ialah kapak datar. Ada lima tipe utama dari kapak datar: Lough Ravel (sekitar 2200 SM), Ballybeg (sekitar 2000 SM), Killaha (sekitar 2000 SM), Ballyvalley (sekitar 2000 –1600 SM), Derryniggin (sekitar 1600 SM).
Eropa Utara
Zaman Perunggu di Eropa Utara berlangsung sepanjang milenium kedua SM (budaya Unetice, budaya Urnfield, budaya Tumulus, budaya Terramare, budaya Lusatian).
Meskipun budaya Zaman Perunggu Eropa Utara relatif terlambat, dan muncul melalui perdagangan, situs ini menyimpan benda-benda kaya dan terawat baik yang terbuat dari wol, kayu, perunggu dan emas.
Banyak pahatan kerikil menggambarkan kapal, dan monumen pemakaman kerikil besar yang dikenal sebagai kapal kerikil memperlihatkan bahwa pengiriman (menggunakan kapal) memainkan tugas penting.
Ribuan pahatan kerikil menggambarkan kapal-kapal, kemungkinan besar mewakili papan selat yang dibangun untuk berperang, memancing, dan berdagang.
Ini mungkin mempunyai sejarah sejauh periode neolitikum dan berlanjut ke Zaman Besi Pra-Romawi, menyerupai yang ditunjukkan oleh bahtera Hjortspring.
Ada banyak gundukan dan situs goresan kerikil dari periode tersebut. Banyak artefak perunggu dan emas ditemukan. Tidak ada bahasa tertulis di negara-negara Nordik selama Zaman Perunggu.
Kaukasus
Arsenik perunggu, artefak dari budaya Maykop di Kaukasus Utara telah tertanggal sekitar milenium ke-4 SM. Inovasi ini menghasilkan sirkulasi teknologi perunggu arsenik di Eropa selatan dan timur.
Afrika
Peleburan besi dan tembaga muncul pada waktu yang bersamaan di sebagian besar Afrika. Dengan demikian, sebagian besar peradaban Afrika di luar Mesir tidak mengalami Zaman Perunggu yang berbeda.
Bukti untuk peleburan besi muncul lebih awal atau pada ketika yang sama dengan peleburan tembaga di Nigeria sekitar 900–800 SM, Rwanda dan Burundi sekitar 700–500 SM dan Tanzania sekitar 300 SM.
Nubia
Zaman Perunggu di Nubia dimulai sedini 2300 SM. Peleburan tembaga diperkenalkan oleh orang Mesir ke kota Nubia di Meroë, di Sudan modern, sekitar 2600 SM.
Sebuah tungku untuk pengecoran perunggu telah ditemukan di Kerma yang tertanggal 2300–1900 SM.
Afrika Barat
Peleburan tembaga terjadi di Afrika Barat sebelum munculnya peleburan besi di wilayah tersebut. Bukti untuk tungku peleburan tembaga ditemukan di akrab Agadez, Niger yang telah tertanggal semenjak 2200 SM.
Bukti penambangan tembaga dan peleburan telah didirikan di Akjoujt, Mauretania yang memperlihatkan produksi skala kecil sekitar 800 SM hingga 400 SM.
Amerika
Peradaban Moche Amerika Selatan secara independen menemukan dan mengembangkan peleburan perunggu. Teknologi perunggu dikembangkan lebih lanjut oleh suku Inka dan dipakai secara luas baik untuk benda-benda utilitarian dan patung.
Penampakan peleburan perunggu di Meksiko Barat memperlihatkan adanya kontak wilayah itu dengan budaya Andes atau inovasi teknologi yang terpisah.
Perdagangan di Zaman Perunggu
Perdagangan dan industri memainkan tugas penting dalam pengembangan peradaban Zaman Perunggu kuno.Dengan artefak Peradaban Lembah Indus yang ditemukan di Mesopotamia kuno dan Mesir, terperinci bahwa peradaban ini tidak hanya bekerjasama satu sama lain tetapi juga berdagang satu sama lain.
Perdagangan jarak jauh terbatas hampir secara langsung untuk barang-barang glamor menyerupai rempah-rempah, tekstil dan logam mulia.
Perdagangan ini tidak hanya membuat kota-kota penghasil produk-produk ini sangat kaya tetapi juga menjadikan percampuran budaya untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Jalur perdagangan tidak hanya di atas tanah tetapi juga di atas air. Rute perdagangan pertama dan terluas ialah di atas sungai menyerupai Sungai Nil, Tigris dan Efrat yang menjadikan pertumbuhan kota-kota di tepi sungai-sungai ini.
Penjinakan unta di lain waktu juga membantu mendorong jalur perdagangan di atas tanah, yang disebut kafilah, dan menghubungkan Lembah Indus dengan Laut Tengah. Hal ini semakin menjadikan kota-kota bermunculan dalam jumlah banyak dan di mana-mana ada port pit-stop atau kafilah-ke-kapal.
Share This :
comment 0 comments
more_vert