Sejarah goresan pena (protoliterate) ialah perkembangan bahasa ekpresi melalui huruf atau tanda lainnya dan juga studi serta deskripsi dari perkembangan tulisan.
Tablet Limestone Kish dari Sumeria dengan goresan pena piktografi |
"Tulisan yang benar", di mana isi ucapan linguistik dikodekan sehingga pembaca lain sanggup merekonstruksikan-nya. Hal ini dibedakan dari proto-tulisan, yang biasanya menghindari pengkodean kata-kata gramatikal dan afiks, membuatnya lebih sulit atau mustahil untuk merekonstruksi makna yang sempurna yang dimaksudkan oleh penulis kecuali banyak konteks sudah diketahui sebelumnya.
Salah satu bentuk ekspresi tertulis yang paling awal ialah kuneiform.
Penemuan Tulisan
Secara umum disepakati bahwa penulisan bahasa yang benar (bukan hanya angka) secara independen dipahami dan dikembangkan dalam dua peradaban kuno dan mungkin lebih.
Kedua tempat di mana sangat niscaya bahwa konsep penulisan yang bisa dipahami dan dikembangkan secara independen berada di Sumeria kuno (di Mesopotamia), sekitar 3100 SM, dan di Mesoamerika pada 300 SM, sebab tidak ada prekursor yang ditemukan baik di tempat masing-masing.
Beberapa huruf Mesoamerika telah diketahui, yang tertua berasal dari Olmec atau Zapotec di Meksiko.
Sistem penulisan independen juga muncul di Mesir sekitar tahun 3100 SM dan di Cina sekitar 1200 SM, tetapi para sejarawan memperdebatkan apakah sistem penulisan ini dikembangkan sepenuhnya terlepas dari goresan pena Sumeria atau keduanya terinspirasi dari goresan pena Sumeria melalui proses difusi budaya.
Artinya, ada kemungkinan bahwa konsep merepresentasikan bahasa dengan memakai tulisan, meskipun tidak selalu spesifik ihwal bagaimana sistem tersebut bekerja, diteruskan oleh pedagang yang bepergian di antara dua wilayah.
Karakter Cina kuno dianggap oleh banyak orang sebagai penemuan independen sebab tidak ada bukti kontak antara Cina kuno dan peradaban melek huruf dari Timur Dekat, dan sebab perbedaan yang terang antara pendekatan Mesopotamia dan Cina terhadap logografi dan fonetik.
Naskah Mesir tidak sama dengan naskah Mesopotamia, tetapi kesamaan dalam konsep dan legalisasi awal memberikan bahwa gagasan menulis di Mesir mungkin berasal dari Mesopotamia.
Ada banyak sekali masalah lain yang diketahui ihwal difusi budaya tulisan, di mana konsep umum penulisan ditransmisikan dari satu budaya ke budaya lain, tetapi spesifikasi sistem dikembangkan secara independen. Contoh-contoh terbaru ialah suku kata Cherokee diciptakan oleh Sequoyah, dan sistem Pahawh Hmong untuk menulis bahasa Hmong.
Sistem penulisan
Sistem komunikasi simbolik dibedakan dari sistem penulisan yang biasanya harus memahami sesuatu dari bahasa ekspresi terlebih dahulu untuk bisa memahami isi tulisan.
Sebaliknya, sistem simbolik, ibarat gejala informasi, lukisan, peta, dan matematika, sering tidak memerlukan pengetahuan sebelumnya dari bahasa lisan. Setiap komunitas insan mempunyai bahasa, fitur yang dianggap oleh banyak orang sebagai kondisi bawaan.
Manfaat terbesar dari penulisan ialah menyediakan alat dimana masyarakat sanggup merekam informasi secara konsisten dan lebih detail, sesuatu yang tidak sanggup dicapai sebelumnya dengan kata yang diucapkan. Menulis memungkinkan masyarakat untuk mengirimkan informasi dan membuatkan pengetahuan.
Catatan sejarah
Para sarjana menciptakan perbedaan yang masuk akal antara prasejarah dan sejarah penulisan awal tetapi tidak sepakat mengenai kapan prasejarah menjadi sejarah dan kapan proto-tulisan menjadi "tulisan yang benar." Definisi ini sebagian besar bersifat subjektif.
Menulis, dalam istilah yang paling umum, ialah metode pencatatan informasi dan terdiri dari grafem, yang pada gilirannya sanggup terdiri dari glyph.
Munculnya goresan pena di tempat tertentu biasanya diikuti oleh beberapa kurun prasasti fragmentaris. Para sejarawan menandai "historisitas" sebagai suatu budaya dengan adanya teks-teks yang koheren dalam sistem penulisannya.
Penemuan goresan pena bukanlah insiden satu kali tetapi merupakan proses sedikit demi sedikit yang diprakarsai oleh munculnya simbol.
Tahap perkembangan
Sistem penulisan "proto-tulisan ke penulisan yang benar" konvensional mengikuti serangkaian tahapan pengembangan umum:
Sistem penulisan gambar : glyph (gambar yang disederhanakan) secara eksklusif mewakili objek dan konsep.
Sehubungan dengan ini, substage berikut sanggup dibedakan menjadi:
Sehubungan dengan ini, substage berikut sanggup dibedakan menjadi:
Mnemonik: glyph yang berfungsi sebagai pengingat.
Piktografik: glyph yang secara eksklusif mewakili suatu objek atau konsep ibarat (A) kronologis, (B) pemberitahuan, (C) komunikasi, (D) totem, judul, dan nama, (E) agama, (F) bea cukai, (G) historis, dan (H) biografi.
Ideografik: grafem ialah simbol abnormal yang secara eksklusif mewakili ide atau konsep.
Sistem transisi : grafem tidak hanya merujuk ke objek atau gagasan yang diwakilinya tetapi juga untuk namanya.
Sistem fonetis : grafem merujuk pada bunyi atau simbol lisan, dan bentuk grafem tidak terkait dengan artinya. Sistem fonetis mempunyai substage sebagai berikut:
Verbal: grafem (logogram) yang mewakili seluruh kata.
Silabik: grafem yang mewakili sebuah suku kata.
Alfabet: grafem yang mewakili bunyi dasar.
Sistem penulisan gambar yang paling dikenal dari simbol-simbol ideografik atau mnemonik awal adalah:
- Simbol Jiahu, diukir pada cangkang kura-kura di Jiahu, sekitar 6600 SM.
- Tanda Vinča ( tablet Tărtăria ), sekitar 5300 SM
- Naskah Indus Awal, sekitar 3100 SM.
Di Dunia Lama, sistem penulisan yang benar dikembangkan dari goresan pena neolitik pada Zaman Perunggu Awal (milenium ke-4 SM). Tulisan sumeria archaic (pra-kuneiform) dan hieroglif Mesir umumnya dianggap sebagai awal dari sistem penulisan yang benar, baik yang muncul dari sistem simbol protoliterate leluhur mereka dari 3400–3100 SM, dengan teks koheren paling awal sekitar 2600 SM.
Sastra dan tulisan
Sastra dan tulisan, meskipun terang terhubung, namun tidak identik. Tulisan-tulisan pertama dari Sumeria kuno dengan definisi yang masuk logika bukan merupakan literatur.
Hal yang sama berlaku untuk beberapa hieroglif Mesir awal dan ribuan catatan pemerintah Cina kuno. Sejarah sastra dimulai dengan sejarah penulisan. Para sarjana tidak sepakat ihwal kapan penyimpanan catatan tertulis menjadi lebih ibarat sastra daripada yang lain, tetapi "sastra" sanggup mempunyai beberapa arti.
Istilah ini sanggup diterapkan secara luas untuk setiap catatan simbolis dari gambar dan patung ke huruf. Teks-teks sastra tertua yang masih ada berasal dari milenium penuh sehabis penemuan goresan pena hingga final milenium ke-3 SM.
Penulis sastra paling awal dikenal dengan nama Ptahhotep (yang menulis dalam bahasa Mesir) dan Enheduanna (yang menulis dalam bahasa Sumeria).
Lokasi dan kerangka waktu
Proto-tulisan
Sistem penulisan pertama dari Zaman Perunggu Awal bukanlah penemuan mendadak. Sebaliknya, mereka ialah pengembangan menurut tradisi awal sistem simbol yang tidak sanggup diklasifikasikan sebagai goresan pena yang benar tetapi mempunyai banyak karakteristik penulisan.
Contoh simbol Jiahu, tanda yang ditemukan pada cangkang kura-kura |
Pada tahun 2003, cangkang kura-kura ditemukan di 24 makam Neolitik yang digali di Jiahu, provinsi Henan, Cina utara, dengan tanggal radiokarbon dari milenium ke-7 SM. Menurut beberapa arkeolog, simbol - simbol yang diukir pada cangkang mempunyai kemiripan dengan huruf orakel tulang dari milenium ke-2 SM. Tanda - tanda neolitik lainnya juga telah ditemukan di Tiongkok.
Tanda-tanda Vinča memberikan evolusi simbol-simbol sederhana, dimulai pada milenium ke-7 SM, secara sedikit demi sedikit meningkat dalam kompleksitas sepanjang milenium ke-6 dan memuncak pada tablet - tablet Tărtăria sekitar 5300 SM dengan barisan simbol yang secara hati-hati disejajarkan, membangkitkan kesan teks tulisan.
Tulisan Zaman Perunggu
Tulisan muncul di banyak sekali budaya di Zaman Perunggu. Contohnya ialah goresan pena kuneiform dari bangsa Sumeria, hieroglif Mesir, hieroglif Kretan, logograf Cina, naskah Indus, dan naskah Olmec Mesoamerika.
Naskah Cina kemungkinan dikembangkan secara independen dari huruf Timur Tengah sekitar 1600 SM. Sistem penulisan Mesoamerika pra-Columbus (termasuk Olmec dan Maya) juga secara umum diyakini mempunyai asal-usul yang independen.
Diperkirakan bahwa penulisan alfabetik pertama yang benar dikembangkan sekitar 2000 SM untuk pekerja Semitik di Sinai.
Aksara Kuneiform
Tablet aturan Babilonia Tengah |
Ini secara sedikit demi sedikit ditambah dengan goresan pena piktografi dengan memakai stylus tajam untuk memberikan apa yang sedang dihitung. Tulisan stylus-bulat dan stylus-tajam secara sedikit demi sedikit diganti sekitar 2700-2500 SM dengan menulis memakai stylus berbentuk baji (kuneiform), pada awalnya hanya untuk logogram, tetapi dikembangkan untuk memasukkan unsur-unsur fonetik pada kurun ke-29 SM.
Sekitar 2600 SM, kuneiform mulai mewakili suku kata bahasa Sumeria. Akhirnya, goresan pena kuneiform menjadi sistem penulisan yang bertujuan umum untuk logogram, suku kata, dan angka. Dari kurun ke-26 SM, naskah ini diubahsuaikan dengan bahasa Akkadia, dan dari sana menyebar ke bahasa yang lain, ibarat bahasa Hurri dan Het.
Hieroglif Mesir
Menulis sangat penting dalam mempertahankan kekaisaran Mesir, dan kemampuan baca-tulis terkonsentrasi di kalangan elit jago Taurat yang berpendidikan. Hanya orang-orang dari latar belakang tertentu yang diizinkan untuk melatih sebagai juru tulis, dalam pelayanan kuil, kerajaan (firaun), dan otoritas militer.
Aksara Elamite
Aksara Proto-Elamite yang belum terungkap muncul semenjak awal 3100 SM. Hal ini diyakini telah berevolusi menjadi Linear Elamite pada milenium ke-3 dan kemudian digantikan oleh Elamite Kuneiform yang diadopsi dari Akkadia.
Aksara Zaman Perunggu Tengah Indus, yang berasal dari fase awal Harappa sekitar 3000 SM di India barat maritim kuno dan Pakistan, belum terpecahkan. Tidak terang apakah itu harus dianggap sebagai pola proto-tulisan atau penulisan kasatmata dari jenis logografis-suku kata dari sistem penulisan Zaman Perunggu lainnya.
Hieroglif Anatolia
Hieroglif Anatolia ialah huruf hieroglif pribumi yang berasal dari Anatolia barat, yang dipakai untuk mencatat huruf hieroglif Luwi. Aksara ini pertama kali muncul di segel kerajaan Luwian dari kurun ke-14 SM.
Tulisan Cina
Bukti terkonfirmasi paling awal dari naskah Cina belum ditemukan ialah tubuh prasasti pada orakel tulang dari dinasti Shang final (sekitar 1200-1050 SM). Dari Dinasti Shang, sebagian besar goresan pena ini bertahan pada alat-alat tulang atau perunggu (aksara perunggu).
Baru-baru ini telah ditemukan ukiran-ukiran cangkang kura-kura yang berasal dari zaman 6000 SM, ibarat huruf Jiahu, huruf Banpo, tetapi apakah gesekan itu cukup rumit untuk dikualifikasikan sebagai goresan pena sedang diperdebatkan.
Di Damaidi di Daerah Otonomi Ningxia Hui, 3.172 pahatan tebing yang berusia 6000–5000 SM telah ditemukan, yang menampilkan 8.453 karakter individu, matahari, bulan, bintang, dewa, dan pemandangan berburu atau merumput.
Piktograf ini dianggap serupa dengan karakter paling awal yang dikonfirmasi untuk dituliskan dalam bahasa Mandarin. Jika dianggap sebagai bahasa tertulis, menulis di Cina akan mendahului kuneiform Mesopotamia, usang diakui sebagai penampilan goresan pena pertama, sekitar 2.000 tahun; namun lebih mungkin bahwa prasasti tersebut merupakan bentuk proto-tulisan, ibarat dengan naskah Vinca Eropa kontemporer.
Aksara Kreta dan Yunani
Hieroglif Kreta ditemukan pada artefak Kreta (awal hingga pertengahan milenium SM, MM I hingga MM III, tumpang tindih dengan Linear A dari MM IIA paling cepat). Linear B, sistem penulisan dari Mycenaean Yunani, telah dipecahkan sementara Linear A belum dipecahkan.
Mesoamerika
Sebuah lempengan kerikil dengan goresan pena 3.000 tahun, Blok Cascajal, ditemukan di negara potongan Meksiko Veracruz, dan merupakan pola naskah tertua di Belahan Bumi Barat, mendahului goresan pena tertua Zapotec yang bertanggal sekitar 500 SM.
Dari beberapa Aksara pra-Columbus di Mesoamerika, salah satu yang sepertinya paling baik dikembangkan, dan telah sepenuhnya diuraikan, ialah naskah Maya. Prasasti-prasasti paling awal yang sanggup diidentifikasi dari Maya ada pada kurun ke-3 SM, dan goresan pena terus dipakai hingga tak usang sehabis kedatangan penakluk Spanyol pada kurun ke-16. Tulisan Maya memakai logogram yang dilengkapi dengan satu set glyph suku kata: kombinasi yang agak ibarat dengan goresan pena Jepang modern.
Tulisan Zaman Besi
Cippus Perusinus, goresan pena Etruskan bersahabat Perugia, Italia, pendahulu abjad Latin |
Alfabet Fenisia hanyalah alfabet Proto-Kanaan dikala dilanjutkan ke Zaman Besi. Alfabet ini memunculkan huruf Aram dan Yunani. Alfabet pada gilirannya merupakan sistem penulisan yang dipakai di seluruh wilayah mulai dari Asia Barat ke Afrika dan Eropa.
Alfabet Yunani diperkenalkan untuk pertama kalinya pada simbol-simbol eksplisit untuk bunyi vokal. Huruf Yunani dan Latin pada abad-abad awal Era Umum memunculkan beberapa huruf Eropa ibarat Runes dan alfabet Gothic dan Sirilik sementara alfabet Aram berevolusi menjadi abjad Ibrani, Syria dan Arab dan alfabet Arab Selatan memunculkan Ge'ez abugida. Keluarga Brahmik di India dipercaya oleh beberapa jago berasal dari alfabet Aramaik juga.
Tulisan di peradaban Yunani-Romawi
Abjad Yunani awal pada tembikar di Museum Arkeologi Nasional Athena |
Sejarah alfabet Yunani dimulai ketika orang Yunani meminjam alfabet Fenisia dan mengadaptasikannya ke bahasa mereka sendiri. Huruf-huruf dalam alfabet Yunani kurang lebih sama dengan abjad Fenisia, dan di zaman modern kedua alfabet disusun dalam urutan yang sama.
Adaptor dari sistem Fenisia menambahkan tiga huruf ke final seri, yang disebut "suplemen". Beberapa variasi dari alfabet Yunani berkembang. Satu, yang dikenal sebagai Yunani Barat atau Chalcidian, dipakai di sebelah barat Athena dan di Italia selatan. Variasi lainnya, yang dikenal sebagai Yunani Timur, dipakai di Turki dikala ini dan orang-orang Athena, dan jadinya seluruh dunia yang berbicara bahasa Yunani mengadopsi variasi ini. Setelah goresan pena pertama dari kanan ke kiri, ibarat Fenisia, orang Yunani jadinya menentukan untuk menulis dari kiri ke kanan.
Yunani pada gilirannya ialah sumber untuk semua huruf modern Eropa. Keturunan paling luas dari bahasa Yunani ialah huruf Latin, dinamakan untuk orang - orang Latin, orang-orang Italia tengah yang tiba untuk mendominasi Eropa dengan munculnya Roma.
Bangsa Romawi mencar ilmu menulis pada sekitar kurun ke-5 SM dari peradaban Etruskan, yang memakai salah satu dari sejumlah huruf Italik yang berasal dari Yunani barat. Karena dominasi budaya negara Romawi, huruf Italik lainnya tidak bertahan dalam jumlah besar, dan bahasa Etruskan sebagian besar hilang.
Tulisan selama Abad Pertengahan
Dengan runtuhnya otoritas Romawi di Eropa Barat, perkembangan sastra menjadi sangat terbatas pada Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Persia. Bahasa Latin, tidak pernah menjadi salah satu bahasa sastra utama, dengan cepat menjadi sangat penting (kecuali di dalam Gereja Roma). Bahasa sastra utama ialah bahasa Yunani dan Persia, meskipun bahasa lain ibarat Suryani dan Koptik juga penting.
Munculnya Islam pada kurun ke-7 menjadikan pesatnya bahasa Arab sebagai bahasa sastra utama di wilayah ini. Arab dan Persia dengan cepat mulai membayangi tugas Yunani sebagai bahasa beasiswa.
Aksara Arab diadopsi sebagai naskah utama bahasa Persia dan bahasa Turki. Aksara ini juga sangat memengaruhi pengembangan huruf kursif bahasa Yunani, bahasa Slavia, Latin, dan bahasa lainnya. Bahasa Arab juga berfungsi untuk menyebarkan sistem angka Hindu-Arab di seluruh Eropa.
Pada awal milenium kedua kota Kordoba di Spanyol modern, telah menjadi salah satu pusat intelektual terkemuka di dunia dan berisi perpustakaan terbesar di dunia pada dikala itu. Posisinya sebagai persimpangan antara dunia Katolik Islam dan Barat membantu mendorong perkembangan intelektual dan komunikasi tertulis antara kedua budaya.
Renaisans dan era modern
Pada kurun ke-14 suatu kelahiran kembali, atau renaisans, telah muncul di Eropa Barat, yang mengarah pada kebangkitan sementara Yunani, dan kebangkitan kembali bahasa Latin sebagai bahasa sastra yang signifikan.
Kemunculan yang serupa meskipun lebih kecil terjadi di Eropa Timur, terutama di Rusia. Pada dikala yang sama, bahasa Arab dan Persia mulai mengalami kemunduran yang lambat seiring dengan berakhirnya Zaman Emas Islam. Kebangkitan perkembangan sastra di Eropa Barat memunculkan banyak penemuan dalam alfabet Latin dan alfabet diversifikasi untuk mengkodifikasi fonologi dari banyak sekali bahasa.
Sifat goresan pena terus berkembang, terutama sebab perkembangan teknologi gres selama berabad-abad. Pena, mesin cetak, komputer dan telepon seluler ialah semua perkembangan teknologi yang telah mengubah apa yang ditulis, dan medium yang dipakai untuk menghasilkan kata-kata tertulis. Khususnya dengan munculnya teknologi digital, yaitu komputer dan telepon seluler, karakter sanggup dibuat dengan menekan tombol, daripada menciptakan gerakan fisik dengan tangan.
Sifat kata-kata tertulis baru-baru ini berevolusi untuk memasukkan gaya penulisan informal, sehari-hari, di mana percakapan sehari-hari sanggup terjadi melalui goresan pena daripada berbicara. Komunikasi tertulis juga sanggup disampaikan dengan penundaan waktu minimal ( e-mail, SMS), dan dalam beberapa kasus, dengan penundaan waktu yang tak terlihat (pesan instan). Menulis ialah sarana komunikasi yang sanggup dijaga kelestariannya. Beberapa orang menganggap pertumbuhan literasi multimedia sebagai langkah pertama menuju masyarakat postliterate.
Materi tulisan
Tidak ada pernyataan yang sangat niscaya mengenai materi yang paling umum dipakai untuk tujuan penulisan pada awal sistem penulisan. Di semua zaman, sudah biasa mengukir di kerikil atau logam, atau materi tahan usang lainnya, dengan tujuan mengamankan keabadian catatan.
Dalam masalah terakhir ada kekhasan ini, bahwa plester (kapur atau gipsum) dipakai bersama dengan batu, kombinasi materi yang diilustrasikan dengan perbandingan praktik para pemahat Mesir.
Logam, ibarat koin yang dicap, disebutkan sebagai materi tulisan; mereka termasuk timah, kuningan, dan emas.
Bahan umum penulisan ialah tablet dan gulungan, yang pertama mungkin mempunyai asal Kasdim, yang terakhir ialah orang Mesir. Tablet orang-orang Kasdim ialah yang paling luar biasa dari sisa-sisa peninggalan mereka.
Di Mesir, materi penulisan utama cukup berbeda. Tablet kayu ditemukan dalam monumen; tetapi material yang umum digunakan, bahkan dari zaman yang sangat kuno, ialah papirus. Buluh ini, ditemukan terutama di Mesir Hilir.
Tulisan sepertinya menjadi lebih luas dengan penemuan papirus di Mesir. Bahwa materi ini dipakai di Mesir dari periode yang sangat awal dibuktikan oleh masih adanya papirus dari dinasti Thebes yang paling awal.
Karena papirus, yang sangat diminati, dan diekspor ke seluruh potongan dunia, menjadi sangat mahal, materi lain sering dipakai sebagai pengganti, di antaranya ialah kulit, beberapa pabrik kulit pada periode awal ditemukan di pemakaman.
Perkamen, memakai kulit domba yang tersisa sehabis wol diambil untuk kain, adakala lebih murah daripada papirus, yang harus diimpor dari Mesir. Dengan penemuan kertas kayu, biaya materi penulisan mulai menurun secara stabil.
Share This :
comment 0 comments
more_vert