Iklan

Klasifikasi Dan Morfologi Pinjal Lengkap

Klasifikasi Dan Morfologi Pinjal Lengkap
Pinjal atau sering juga disebut Kutu ialah serangga kecil yang termasuk dalam ordo siphonaptera.

Walaupun sering disebut kutu, bergotong-royong pinjal berbeda dengan kutu, bedanya kutu termasuk ordo Anoplura dan pinjal termasuk dalam ordo Siphonaptera.

Dan perbedaan secara morfologi antara pinjal dan kutu ialah struktur tubuh mereka, dimana tubuh pinjal dirancang secara pipih lateral sedangkan tubuh kutu dirancang secara pipih dorsoventral.

Klasifikasi Pinjal

Pinjal
Kingdom : Animalia
Pilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Endopterygota
Ordo : Siphonaptera
Sinonim : Aphaniptera

Pinjal merupakan serangga benalu yang menyerang binatang mamalia dan burung, namun terkadang juga sanggup menyerang manusia, mereka hidup dengan mengkonsumsi darah dari inang yang mereka tumpangi.

Pinjal sampaumur panjangnya bisa mencapai sekitar 3 mm (0,12 in) dan biasanya mereka berwarna coklat kemerahan atau coklat kehitaman.

Pinjal mempunyai tubuh yang berbentuk pipih vertikal sehingga memungkinkan mereka untuk bergerak melalui bulu-bulu atau rambut pada tubuh inangnya serta dilengkapi dengan cakar yang besar lengan berkuasa yang sanggup mencegah mereka semoga tidak terjatuh.

Pinjal tidak mempunyai sayap, dan mempunyai lisan yang mempunyai kegunaan untuk menusuk dan menghisap, mereka memakai kaki belakang mereka untuk melompat.

Pinjal bisa melompat hingga sekitar 50 kali panjang tubuhnya sendiri, menempatkan mereka di posisi kedua sehabis Spittlebugs dalam kategori melompat.

Larva pinjal berbentuk cacing tanpa anggota badan; Mereka mempunyai lisan tipe pengunyah dan memakan sampah organik.

Lebih dari 2.500 spesies pinjal telah ditemukan di seluruh dunia.

Siphonaptera paling bersahabat hubungannya dengan kalajengking salju ( Boreidae ), menempatkannya di dalam serangga endopterygote ordo Mecoptera.

Pinjal muncul di awal periode Kapur, kemungkinan besar sebagai ektoparasit mamalia, sebelum beralih ke kelompok lain termasuk burung.

Setiap spesies pinjal kurang lebih merupakan seorang mahir spesies binatang inangnya: banyak spesies tidak pernah berkembang biak pada inang lain, walaupun beberapa di antaranya kurang selektif.

Beberapa keluarga pinjal langsung untuk kelompok inang tunggal: misalnya, Malacopsyllidae hanya ditemukan pada armadillo, Ischnopsyllidae hanya pada kelelawar, dan Chimaeropsyllidae hanya pada semut gajah.

Kutu tikus oriental, Xenopsylla cheopis, ialah vektor dari basil Yersinia Pestis yang menimbulkan wabah pes.

Penyakit ini disebarkan oleh binatang pengerat menyerupai tikus hitam, yang digigit oleh pinjal yang kemudian terinfeksi manusia.

Wabah besar termasuk Wabah Justinianus dan Black Death, yang keduanya membunuh sebagian besar populasi di dunia.

Pinjal atau Kutu muncul dalam budaya insan dalam bermacam-macam bentuk menyerupai sirkus kutu, puisi yang dibentuk oleh Erik John Donne,  "The Flea" , karya musik oleh Modest Mussorgsky, dan sebuah film karya Charlie Chaplin.


Morfologi Pinjal

Pinjal ialah serangga tanpa sayap, panjang tubuh bisa mencapai 1,5mm hingga 3,3mm, mereka termasuk serangga yang lincah, biasanya berwarna gelap (misalnya; coklat kemerahan dan coklat kehitaman), dengan proboscis atau stylet, mereka makan dengan cara menusuk kulit dan mengisap darah inangnya melalui epipharynx mereka.

Perbedaan pinjal jantan dan pinjal betina sanggup dilihat dari struktur tubuhnya, pinjal jantan pada ujung posteornya berbentuk menyerupai tombak yang mengarah langsung ke atas serta sepasang antena yang lebih panjang dari antena miliki pinjal betina.

Sedangkan tubuh pinjal betina berbentuk bundar dan antenanya tentu lebih pendek dari pinjal jantan.

Di ujung kaki pinjal terdapat cakar besar lengan berkuasa yang dirancang untuk menangkap dan melekat pada tubuh inangnya.

Tidak menyerupai serangga lainnya, pinjal tidak mempunyai mata beragam namun hanya mempunyai eyespot sederhana dengan lensa biconvex tunggal; beberapa spesies tidak mempunyai mata sama sekali (alias buta).

Tubuh mereka dikompres secara lateral, memungkinkan mereka bergerak dengan gampang melalui bulu atau rambut pada tubuh inangnya (atau dalam kasus manusia, di bawah pakaian).

Tubuh pinjal ditutupi dengan plat keras yang disebut sclerites, mereka mempunyai banyak rambut dan duri pendek yang diarahkan ke belakang, yang juga membantu mereka bergerak pada tubuh inang.

Pinjal mempunyai tubuh tangguh yang bisa menahan tekanan yang besar, memungkinan mereka menyesuaikan diri untuk bertahan hidup ketika inang yang mereka tumpangi mencoba untuk menghilangkannya dengan cara menggaruk.

Telur pinjal berukuran kecil, berwarna putih dan berbentuk oval.

Larva pinjal berukuran kecil dan terlihat pucat, serta mempunyai bulu yang menutupi tubuh mereka menyerupai ulat bulu, tidak mempunyai mata, dan mempunyai lisan yang dirancang untuk mengunyah.

Larva tersebut memakan materi organik, terutama kotoran pinjal dewasa, yang mengandung darah kering. ketika mereka dewasa, mereka hanya memakan darah segar.

Melompat
Pinjal mempunyai kaki yang panjang, sepasang kaki belakangnya dipakai untuk melompat.

Seekor pinjal sanggup melompat secara vertikal hingga 7 inci (18 cm) dan secara horizontal hingga 13 inci (33 cm), menimbulkan pinjal sebagai salah satu jumper terbaik dari semua binatang yang diketahui (relatif terhadap ukuran tubuh).

Lompatan pinjal sangat cepat dan besar lengan berkuasa sehingga melebihi kemampuan otot, dan alih-alih mengandalkan kekuatan otot langsung, kutu menyimpan energi otot di pad protein lentur yang diberi nama resilin sebelum melepaskannya dengan cepat (seperti insan yang memakai busur dan panah).


Siklus Hidup Pinjal

Pinjal ialah serangga holometabolous, melewati empat tahap siklus hidup; telur , larva , pupa , dan imago (dewasa).

Pada sebagian besar spesies, baik pinjal betina maupun laki-laki tidak sepenuhnya sampaumur dikala mereka pertama kali muncul dari pupa namun harus makan darah sebelum mereka bisa melaksanakan reproduksi.

Darah pertama memicu pematangan ovarium pada perempuan dan pembubaran steker testis pada pria, dan sanggama segera terjadi.

Sebagian besar pinjal berkembang biak sepanjang tahun sementara yang lain menyinkronkan acara mereka dengan siklus hidup inangnya atau dengan faktor lingkungan lokal dan kondisi iklim.

Berikut 4 Tahap Daur Hidup Pinjal 

Tahap Telur
Jumlah telur pinjal yang diletakkan bergantung pada spesies, dengan ukuran batch berkisar antara dua hingga beberapa lusin.

Jumlah telur yang diproduksi pinjal betina selama hidupnya (fekunditas) bervariasi dari sekitar seratus hingga beberapa ribu.

Pada beberapa spesies, pinjal hidup di sarang atau liang dan telur diendapkan pada substrat, tetapi di lain spesies, telur diletakkan di atas tubuh inangnya sendiri dan dengan gampang jatuh ke tanah.

Karena itu, tempat dimana inang beristirahat dan tidur menjadi salah satu habitat utama telur dan berkembangnya larva.

Telur memakan waktu sekitar dua hari hingga dua ahad untuk menetas, Percobaan telah mengatakan bahwa pinjal mempunyai lebih banyak telur pada inang yang mempunyai kuliner yang terbatas.

Tahap Larva
Larva pinjal keluar dari telur dan memakan materi organik yang tersedia menyerupai serangga mati dan kotoran induknya.

Dalam penelitian laboratorium, beberapa keragaman kuliner sepertinya diharapkan untuk pengembangan larva yang tepat.

Larva pinjal buta dan menghindari sinar matahari, menuju ke tempat yang gelap dan lembab menyerupai pasir atau tanah, celah-celah, di bawah karpet dan di tempat tidur.

Tahap Pupa
Dalam kepompong, larva mengalami tahap molting untuk terakhir kalinya dan mengalami metamorfosis ke dalam bentuk dewasa.

Proses ini bisa memakan waktu hanya empat hari, tapi mungkin akan memakan waktu lebih usang dalam kondisi yang buruk.

Tahap Dewasa
Begitu pinjal mencapai usia dewasa, tujuan utamanya ialah menemukan darah dan kemudian bereproduksi.

Pinjal betina bisa mengandung 5000 atau lebih telur sepanjang umurnya, sehingga memungkinkan peningkatan jumlah populasi yang cepat.

Pinjal sampaumur hanya hidup selama 2 atau 3 bulan, Dan apabila inang yang mereka tumpangi tidak memberi kuliner darah, kehidupan pinjal bisa menjadi lebih singkat, hanya beberapa hari saja.

Dalam kondisi suhu yang ideal, suplai makanan, dan kelembaban, pinjal sampaumur sanggup bertahan hidup hingga satu setengah tahun.

Pinjal sampaumur yang berkembang sepenuhnya bisa hidup selama beberapa bulan tanpa makan, asalkan tidak keluar dari puparia mereka.

Suhu optimal untuk siklus hidup pinjal ialah 21 ° C hingga 30 ° C (70 ° F hingga 85 ° F) dan kelembaban optimal ialah 70%.

Pinjal kelinci betina dewasa, cuniculi Spilopsyllus, sanggup mendeteksi perubahan kadar hormon kortisol dan kortikosteron dalam darah kelinci yang mengindikasikan bahwa ia mulai melahirkan.

Hal ini memicu kematangan seksual pada pinjal dan mereka mulai memproduksi telur, Begitu bayi kelinci lahir, pinjal-pinjal tersebut menuju ke bayi kelinci dan sehabis datang di tubuh bayi kelinci mereka mulai makan, kawin, dan bertelur.

Setelah 12 hari, pinjal sampaumur kembali ke induk mereka, Mereka menuntaskan migrasi mini ini setiap kali melahirkan.


Taksonomi Pinjal

Antara tahun 1735 dan 1758, naturalis Swedia Carl Linnaeus mengklasifikasikan serangga pertama, melakukannya menurut struktur sayap mereka.

Salah satu dari tujuh ordo yang dengannya beliau membagi mereka yaitu "Aptera", yang berarti tanpa sayap.

Baru pada tahun 1810, mahir zoologi Prancis Pierre André Latreille merekrut serangga-serangga itu menurut lisan mereka dan juga sayapnya, membelah Aptera menjadi Thysanura ( silverfish ), Anoplura (kutu pengisap) dan Siphonaptera (kutu/pinjal), pada dikala yang sama.

kelompok itu, Siphonaptera, ialah bahasa Latin zoologi dari siphon Yunani (tabung) dan aptera (tanpa sayap).

Pinjal dikaitkan dengan Diptera (lalat sejati) dan Mecoptera (lalat kalajengking) menurut analisis pada tahun 2008 terhadap empat lokus (DNA ribosom 18S dan 28S, sitokrom oksidase II, dan faktor pemanjangan 1-alfa) untuk 128 taxa pinjal dari seluruh dunia.

Keluarga Boreidae ( kalajengking salju) ialah saudara kembar dari Siphonaptera.

Fosil " pinjal purba" tanpa sayap dengan lisan siphonate (mengisap) dari periode Jurassic tengah ke awal Kapur telah ditemukan di China timur laut.

Ini termasuk tiga keluarga yang telah punah yang diusulkan, Pseudopulicidae, Saurophthiridae, dan Tarwiniidae.

Nenek moyang terakhir dari Siphonaptera modern dipisahkan dari Mecoptera selama periode Kapur awal.

Sebagian besar keluarga pinjal terbentuk sehabis periode Kapur final (di Paleogene dan seterusnya).

Pinjal mungkin muncul di tempat kontinental selatan Gondwana, dan bermigrasi dengan cepat ke utara dari sana.

Kemungkinan besar mereka berevolusi dengan inang mamalia, gres kemudian pindah ke burung.

Banyak spesies telah diketahui namun masih sedikit yang dipelajari, Sekitar 600 spesies (seperempat dari total) diketahui hidup dari satu inang tunggal.

Lebih dari 94% spesies dikaitkan dengan inang mamalia, dan hanya sekitar 3% spesies yang sanggup dianggap sebagai benalu burung tertentu.

Pinjal pada burung diduga berasal dari pinjal mamalia; setidaknya enam belas kelompok pinjal yang terpisah beralih ke inang unggas selama sejarah evolusioner Siphonaptera.

Filogeni pinjal telah usang terbengkalai, inovasi homologi dengan serpihan serangga lainnya menjadi sulit alasannya ialah spesialisasi ekstrem mereka.


Penyakit Yang Ditularkan Pinjal

Seperti yang diketahui, pinjal hidup dari menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.

Saat pinjal menggigit kulit inangnya, air ludah pinjal akan ikut masuk ke dalam jaringan kulit dan menimbulkan radang serta alergi.

Terkadang pinjal juga membawa biro penyakit bersamanya, menyerupai bibit cacing pita dan basil Yersinia pestis yang menimbulkan penyakit pes.

Selain itu, kotoran pinjal juga bisa menimbulkan penyakit Rickettsia jikalau masuk ke dalam luka gigitannya.


Macam-Macam Spesies Pinjal

1. Pinjal Kucing

Klasifikasi Pinjal Kucing


Pinjal kucing
Kingdom : Animalia
Pilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies : C. Felis

Morfologi Pinjal Kucing
Seperti Pinjal lainnya, Ctenocephalides felis (pinjal kucing) dirancang secara lateral dan tanpa sayap.

Panjang tubuh pinjal kucing kira-kira sekitar 2 mm, dengan warna kulit coklat kemerahan hingga hitam.

Ukuran pinjal betina sedikit lebih besar dari pada jantan dan warnanya pun sedikit berbeda.

Selain sedikit perbedaan dari segi ukuran dan warna, ciri pembeda utama lainnya antara pinjal kucing jantan dan pinjal kucing betina ialah adanya alat kelamin berbentuk siput yang kompleks pada pria.

Ctenocephalides felis dibedakan dari kutu lain dengan karakteristik ctenidia, atau sisir.

Mereka mempunyai ctenidium pronotal dan ctenidium ginjal dengan lebih dari 5 gigi.

Morfologi pinjal kucing menyerupai dengan pinjal anjing, Ctenocephalides canis, namun pinjal kucing mempunyai dahi miring yang khas.

Tibia belakang juga berbeda dengan spesies pinjal lainnya alasannya ialah tidak mempunyai gigi apikal luar.

Semua anggota siphonaptera mempunyai otot besar lengan berkuasa yang mengandung resilin, protein yang sangat lentur di kaki mereka, yang memungkinkan pinjal ini melonjak setinggi 33 cm.


2. Pinjal Anjing

Klasifikasi Pinjal Anjing


Pinjal anjing
Kingdom : Animalia
Pilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocaphalides
Spesies : C. Canis

Morfologi Pinjal Anjing
Pinjal anjing sampaumur berukuran kecil antara 2,0 -sampai 3,25 mm, tanpa sayap, dirancang secara bilateral, dan sangat chitinized.

Anggota genus Ctenocephalides canis mempunyai sisir ginjal dan pronotal, mata hitam besar dan mempunyai 5 segmen palps labial.

Meskipun pinjal anjing dan kucing terlihat sangat mirip, sisir pada margin ventral kepala, ctenidium ginjal, dipakai untuk membantu membedakan antara Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis.

Ukuran dua tulang belakang ginjal pertama juga membedakan kedua spesies tersebut, Tulang belakang ginjal pertama (atau luar) dari Ctenocephalides canis jauh lebih pendek daripada yang kedua.

Di Ctenocephalides felis, tulang belakang ginjal pertama sepanjang, atau hampir seluruhnya tidak lebih pendek dari pada yang kedua.

Ctenocephalides canis mempunyai kepala yang relatif lebih membulat dan panjangnya sekitar satu setengah kali lebar kepalanya, sedangkan kepala Ctenocephalides felis kira-kira dua kali lebih panjang daripada lebar kepalanya.


3. Pinjal Manusia

Klasifikasi Pinjal Manusia
Pinjal manusia
Kingdom : Animalia
Pilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Pulex
Spesies : P. Irritans

Morfologi Pinjal Manusia
Pinjal insan atau Pulex irritans sampaumur panjangnya bisa mencapai 1,5mm hingga 4mm.

Biasanya berwarna coklat gelap serta tidak mempunyai sayap, dan mempunyai lisan yang berfungsi untuk menusuk dan menghisap yang membantu mereka untuk menghisap darah pada tubuh inang.

Pinjal insan sampaumur mempunyai kepala yang berbentuk bulat, dan tidak mempunyai sisir genal dan pronotal.

Tag: #pinjal #pinjal_kucing #pinjal_anjing #kutu #parasit
Share This :