Salah satu prinsip utama dalam geografi ialah prinsip penyebaran, maka dengan memerhatikan penyebaran kita sanggup mengungkapkan banyak sekali abjad yang berkenaan dengan gejala, benda dan duduk kasus yang kita kaji. Dengan memerhatikan penyebaran ini juga kita sanggup memilih alternatif pemecahan duduk kasus geografi yang terjadi pada suatu daerah atau wilayah. Dalam menganalisis penyebaran, P. J. Clark dan F.C. Evans menerapkan sebuah teori berjulukan "Analisis Tetangga Terdekat".
Menurut analisis ini, penyebaran suatu benda, tanda-tanda atau sektor kehidupan diukur jaraknya dari benda, tanda-tanda atau sektor lain yang letaknya terdekat. Dari hasil pengukurna empirik diketahui terdapat 3 buah pola penyebaran yaitu (1) pola penyebaran bergerombol (cluster pattern), (2) pola penyebaran tidak merata (random pattern) dan (3) pola penyebarna merata (dispersed pattern).
Menurut analisis ini, penyebaran suatu benda, tanda-tanda atau sektor kehidupan diukur jaraknya dari benda, tanda-tanda atau sektor lain yang letaknya terdekat. Dari hasil pengukurna empirik diketahui terdapat 3 buah pola penyebaran yaitu (1) pola penyebaran bergerombol (cluster pattern), (2) pola penyebaran tidak merata (random pattern) dan (3) pola penyebarna merata (dispersed pattern).
Analisis tetangga terdekat (Nearest Neabour Analysis) dilakukan pada luas areal tertentu yang telah diketahui dengan menghitung jarak suatu benda, gejala, atua sektor terhadap benda, tanda-tanda atau sektor yang menjadi tetangga terdekatnya. Perhitungan ini memakai rumus "Skala R" (R Scale) yaitu
R = Skala R
p = jumlah benda, gejala, sektor (N)
luas areal yang diobservasi
N = jumlah benda/gejala/sektor
r = jarak tiap benda/gejala atau sektor tetangganya
Dari hasil pengukuran empiris kedua hebat wilayah tersebut diperoleh hasil bahwa nilai R berkisar antara (0) nol sampai 2,1491. Jika diterapkan ke dalam 3 pola di atas maka akan terjadi rentangan nilai sebagai berikut
I. 0,00 - 0,70 Pola bergerombol (Cluster Pattern)
II. 0,70 - 1,40 Pola tersebar tidak merata (Random Pattern)
III. 1,40 - 2,1491 Pola tersebar merata (Dispersed Pattern)
Contoh penerapannya, kita coba ambil teladan hipotesa pada suatu areal yang luasnya 25 km2 terdapat 25 kelompok pemukiman dengan jarak antar pemukiman ialah 6 km. Maka
Jadi kesimpulannya pola pemukiman disini ialah bergerombol.
Share This :
comment 0 comments
more_vert