Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) ialah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul molekul tersebut.
Kelompok fungsional yang sama akan mengalami reaksi kimia yang sama atau serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya. Hal ini memungkinkan untuk prediksi sistematis reaksi kimia dan sikap senyawa kimia dan desain sintesis kimia.
Selanjutnya, reaktivitas gugus fungsional sanggup dimodifikasi oleh gugus fungsional lain di sekitarnya. Dalam sintesis organik, interkonversi kelompok fungsional ialah salah satu tipe dasar transformasi.
Gugus fungsional terdiri atas satu atau lebih atom dari sifat-sifat kimia yang khas tidak peduli apa yang menempel pada mereka. Atom-atom gugus fungsional saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya dengan ikatan kovalen.
Untuk mengulangi unit polimer, gugus fungsional menempel pada inti atom karbon nonpolar mereka dan dengan demikian menambah karakter kimia ke rantai karbon. Gugus fungsional juga sanggup diisi, contohnya dalam garam karboksilat (-COO - ), yang mengubah molekul menjadi ion poliatomik atau ion kompleks.
Gugus fungsional yang mengikat atom sentra dalam kompleks koordinasi disebut ligan. Kompleksasi dan solvasi juga disebabkan oleh interaksi spesifik dari kelompok fungsional.
Menggabungkan nama-nama kelompok fungsional dengan nama-nama alkana induk menghasilkan nomenklatur sistematis untuk penamaan senyawa organik.
Dalam nomenklatur tradisional, atom karbon pertama sesudah karbon yang menempel pada gugus fungsional disebut karbon alfa ; yang kedua, karbon beta, ketiga, karbon gamma, dll.
Jika ada gugus fungsional lain pada karbon, dia sanggup dinamai dengan abjad Yunani, misalnya, gamma-amina dalam asam gamma-aminobutyric.
Konvensi penamaan IUPAC untuk pelabelan numerik dari posisi, contohnya asam 4-aminobutanoic. Dalam nama-nama tradisional banyak sekali kualifikasi dipakai untuk memberi label isomer, misalnya, isopropanol (nama IUPAC: propan-2-ol) ialah isomer n-propanol (propan-1-ol).
Kelompok fungsional yang sama akan mengalami reaksi kimia yang sama atau serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya. Hal ini memungkinkan untuk prediksi sistematis reaksi kimia dan sikap senyawa kimia dan desain sintesis kimia.
Selanjutnya, reaktivitas gugus fungsional sanggup dimodifikasi oleh gugus fungsional lain di sekitarnya. Dalam sintesis organik, interkonversi kelompok fungsional ialah salah satu tipe dasar transformasi.
Gugus fungsional terdiri atas satu atau lebih atom dari sifat-sifat kimia yang khas tidak peduli apa yang menempel pada mereka. Atom-atom gugus fungsional saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya dengan ikatan kovalen.
Untuk mengulangi unit polimer, gugus fungsional menempel pada inti atom karbon nonpolar mereka dan dengan demikian menambah karakter kimia ke rantai karbon. Gugus fungsional juga sanggup diisi, contohnya dalam garam karboksilat (-COO - ), yang mengubah molekul menjadi ion poliatomik atau ion kompleks.
Gugus fungsional yang mengikat atom sentra dalam kompleks koordinasi disebut ligan. Kompleksasi dan solvasi juga disebabkan oleh interaksi spesifik dari kelompok fungsional.
Menggabungkan nama-nama kelompok fungsional dengan nama-nama alkana induk menghasilkan nomenklatur sistematis untuk penamaan senyawa organik.
Dalam nomenklatur tradisional, atom karbon pertama sesudah karbon yang menempel pada gugus fungsional disebut karbon alfa ; yang kedua, karbon beta, ketiga, karbon gamma, dll.
Jika ada gugus fungsional lain pada karbon, dia sanggup dinamai dengan abjad Yunani, misalnya, gamma-amina dalam asam gamma-aminobutyric.
Konvensi penamaan IUPAC untuk pelabelan numerik dari posisi, contohnya asam 4-aminobutanoic. Dalam nama-nama tradisional banyak sekali kualifikasi dipakai untuk memberi label isomer, misalnya, isopropanol (nama IUPAC: propan-2-ol) ialah isomer n-propanol (propan-1-ol).
Share This :
comment 0 comments
more_vert