Lisis (Bahasa Yunani λύσις lýsis, "loosing" dari λύειν lýein, "unbind") mengacu pada kejadian pecah atau rusaknya integritas membran sel dan menyebabkan keluarnya organel sel, seringkali oleh virus, enzimatik, atau osmosis.
Cairan yang mengandung isi sel yang hancur disebut lisat. Dalam biologi molekuler, biokimia, dan laboratorium biologi sel, kultur sel sanggup menjadi target lisis dalam proses pemurnian komponen mereka, menyerupai dalam pemurnian protein, ekstraksi DNA, ekstraksi RNA, atau pemurnian organel.
Lisis merupakan proses penting dalam banyak konteks biologis, termasuk pencernaan makanan oleh organisme, replikasi virus, pertahanan kekebalan terhadap basil dan virus, dan perkembangan biofilm. Ini juga dipakai oleh bakteri, virus dan sel binatang untuk menyerang sel lain.
Pada manusia, enzim lisozim ditemukan dalam air liur dan lisis bakteri. Selain itu, antibiotik menyerupai penisilin mensintesis β-laktamase, enzim yang menyerang cincin basil β-laktam. Hal ini menyebabkan kerusakan dinding sel basil dan menghasilkan selesai hidup bakteri.
Bakteriofag, virus yang menginfeksi bakteri, menghasilkan enzim litik yang menghancurkan sel basil terbuka dan memungkinkan transfer partikel virus ke sel inang basil baru.
Autolitis merupakan proses penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim dari dalam sel itu sendiri, biasanya terjadi pada sel yang terluka atau sekarat yang berujung pada selesai hidup sel.
Sitolisis
Sitolisis, juga disebut lisis osmotik, terjadi dikala konsentrasi zat terlarut di ruang ekstra-seluler hipotonik atau lebih rendah dari konsentrasi zat terlarut dalam ruang intra-seluler.
Perbedaan konsentrasi zat terlarut ini menghasilkan tekanan osmotik. Tidak menyerupai dinding sel tanaman, bilayer fosfolipid halus dari membran sel binatang dan protozoa tidak sanggup menahan tekanan tinggi ini. Akibatnya, ketidakseimbangan osmotik menyebabkan air mengalir ke dalam sel menyebabkan sel meledak dan mati.
Sitolisis dipakai oleh sistem kekebalan untuk menargetkan basil patogen. Sebagai contoh, dikala sebuah sel menolak nanah bakteri, sel sanggup mengaktifkan respon imun bawaan dan membentuk susukan transmembran pada permukaan sel basil patogen. Hal ini menyebabkan lisis osmotik bakteri, memungkinkan sel untuk membersihkan infeksi.
Hemolisis
Hemolisis yaitu penghancuran sel darah merah akhir lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Gangguan autoimun, kelainan genetik, basil Gram positif, hipotonik plasma, dan benalu sanggup menyebabkan hemolisis.
Onkolisis
Onkolisis yaitu penghancuran sel tumor. Seseorang yang menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker akan diobati dengan obat-obatan yang menghasilkan penghancuran atau lisis sel tumor.
Radiolisis
Radiasi pengion memecah ikatan kimia menyerupai DNA dan menghasilkan pembentukan radikal bebas yang sangat reaktif. Tergantung pada jumlah paparan, radiolisis sanggup menghasilkan banyak radikal bebas beracun di dalam sel, yang menghasilkan lisis.
Plasmolisis
Plasmolisis yaitu kebalikan dari Sitolisis dan sering terjadi pada sel tumbuhan, lantaran mereka lebih sensitif terhadap plasmolisis dan lebih tahan terhadap sitolisis. Sementara sitolisis menyebabkan sel meledak, plasmolisis menyebabkan sel menyusut.
Plasmolisis terjadi dikala konsentrasi zat terlarut di ruang ekstra-seluler hipertonik atau lebih tinggi dari konsentrasi zat terlarut dalam ruang intra-seluler. Ketidakseimbangan osmotik menyebabkan air mengalir keluar dari sel. Jika ruang ekstraseluler tetap hipertonik, perbedaan tekanan menyebabkan runtuhnya dinding sel. Tanaman layu yaitu rujukan dari plasmolisis yang luas dalam sel-selnya.
HDN menyerupai yang kadang kala disebut, disebabkan oleh respon imun ibu terhadap antigen darah janin. Kadang-kadang, kalau darah bayi mengandung antigen yang tidak dikandung oleh darah ibu, sistem kekebalannya akan melihat antigen bayi sebagai absurd dan merespons dengan mencoba membasmi itu seakan-akan itu yaitu patogen yang berbahaya.
Beberapa imunoglobulin mengalir dari fatwa darahnya, melalui plasenta ke fatwa darah bayi dan menyerang antigen sel darah merah bayi, menghasilkan hemolisis.
Tumor Lysis Syndrome
Tumor lysis syndrome yaitu komplikasi kemoterapi yang berpotensi mematikan (anti kanker). Ini terjadi dikala banyak sel kanker mati pada satu waktu. Hal ini menyebabkan penumpahan besar-besaran ion intraseluler dan turunannya metabolik ke dalam fatwa darah, yang sanggup menyebabkan gagal ginjal.
Gangguan Penyimpanan Lisosom
Organel lisosom diisi dengan enzim kritis yang mencerna molekul besar. Setelah dicerna, lisosom memindahkan karung-karung fragmen rusak ini ke kompartemen seluler lain untuk didaur ulang atau dikeluarkan.
Jika salah satu dari enzim kritis ini tidak ada atau rusak lantaran mutasi genetik, molekul besar yang tidak tercerna terakumulasi di dalam sel, yang mengarah ke stres seluler dan autolisis.
Pemfungsian lisosom yang sempurna sangat penting. Oleh lantaran itu, orang yang menderita gangguan penyimpanan lisosom mempunyai rentang hidup yang sangat singkat.
Pada umumnya metode kimiawi lebih banyak untuk mempersiapkan DNA untuk analisis lebih lanjut. Lisis sel sanggup dilakukan secara kimiawi dengan melemahkan kekuatan membran sel menggunakan senyawa enzim dan deterjen.
Enzim yang dipakai misalnya yaitu lisozim, sedangkan deterjen yang dipakai misalnya yaitu sodium dodesil sulfat. Deterjen membantu lisis sel dengan menghilangkan molekul lipid pada membran sel.
Contoh materi kimia lainnya yang sanggup dipakai yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) dengan fungsi untuk mengikat ion magnesium yang menjaga struktur dinding sel.
Plasmolisis |
Lisis merupakan proses penting dalam banyak konteks biologis, termasuk pencernaan makanan oleh organisme, replikasi virus, pertahanan kekebalan terhadap basil dan virus, dan perkembangan biofilm. Ini juga dipakai oleh bakteri, virus dan sel binatang untuk menyerang sel lain.
Pada manusia, enzim lisozim ditemukan dalam air liur dan lisis bakteri. Selain itu, antibiotik menyerupai penisilin mensintesis β-laktamase, enzim yang menyerang cincin basil β-laktam. Hal ini menyebabkan kerusakan dinding sel basil dan menghasilkan selesai hidup bakteri.
Bakteriofag, virus yang menginfeksi bakteri, menghasilkan enzim litik yang menghancurkan sel basil terbuka dan memungkinkan transfer partikel virus ke sel inang basil baru.
Jenis Jenis Lisis
AutolisisAutolitis merupakan proses penghancuran sel yang dilakukan oleh enzim dari dalam sel itu sendiri, biasanya terjadi pada sel yang terluka atau sekarat yang berujung pada selesai hidup sel.
Sitolisis
Sitolisis, juga disebut lisis osmotik, terjadi dikala konsentrasi zat terlarut di ruang ekstra-seluler hipotonik atau lebih rendah dari konsentrasi zat terlarut dalam ruang intra-seluler.
Perbedaan konsentrasi zat terlarut ini menghasilkan tekanan osmotik. Tidak menyerupai dinding sel tanaman, bilayer fosfolipid halus dari membran sel binatang dan protozoa tidak sanggup menahan tekanan tinggi ini. Akibatnya, ketidakseimbangan osmotik menyebabkan air mengalir ke dalam sel menyebabkan sel meledak dan mati.
Sitolisis dipakai oleh sistem kekebalan untuk menargetkan basil patogen. Sebagai contoh, dikala sebuah sel menolak nanah bakteri, sel sanggup mengaktifkan respon imun bawaan dan membentuk susukan transmembran pada permukaan sel basil patogen. Hal ini menyebabkan lisis osmotik bakteri, memungkinkan sel untuk membersihkan infeksi.
Hemolisis
Hemolisis yaitu penghancuran sel darah merah akhir lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Gangguan autoimun, kelainan genetik, basil Gram positif, hipotonik plasma, dan benalu sanggup menyebabkan hemolisis.
Onkolisis
Onkolisis yaitu penghancuran sel tumor. Seseorang yang menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker akan diobati dengan obat-obatan yang menghasilkan penghancuran atau lisis sel tumor.
Radiolisis
Radiasi pengion memecah ikatan kimia menyerupai DNA dan menghasilkan pembentukan radikal bebas yang sangat reaktif. Tergantung pada jumlah paparan, radiolisis sanggup menghasilkan banyak radikal bebas beracun di dalam sel, yang menghasilkan lisis.
Plasmolisis
Plasmolisis yaitu kebalikan dari Sitolisis dan sering terjadi pada sel tumbuhan, lantaran mereka lebih sensitif terhadap plasmolisis dan lebih tahan terhadap sitolisis. Sementara sitolisis menyebabkan sel meledak, plasmolisis menyebabkan sel menyusut.
Plasmolisis terjadi dikala konsentrasi zat terlarut di ruang ekstra-seluler hipertonik atau lebih tinggi dari konsentrasi zat terlarut dalam ruang intra-seluler. Ketidakseimbangan osmotik menyebabkan air mengalir keluar dari sel. Jika ruang ekstraseluler tetap hipertonik, perbedaan tekanan menyebabkan runtuhnya dinding sel. Tanaman layu yaitu rujukan dari plasmolisis yang luas dalam sel-selnya.
Contoh Gangguan Lisis
Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru LahirHDN menyerupai yang kadang kala disebut, disebabkan oleh respon imun ibu terhadap antigen darah janin. Kadang-kadang, kalau darah bayi mengandung antigen yang tidak dikandung oleh darah ibu, sistem kekebalannya akan melihat antigen bayi sebagai absurd dan merespons dengan mencoba membasmi itu seakan-akan itu yaitu patogen yang berbahaya.
Beberapa imunoglobulin mengalir dari fatwa darahnya, melalui plasenta ke fatwa darah bayi dan menyerang antigen sel darah merah bayi, menghasilkan hemolisis.
Tumor Lysis Syndrome
Tumor lysis syndrome yaitu komplikasi kemoterapi yang berpotensi mematikan (anti kanker). Ini terjadi dikala banyak sel kanker mati pada satu waktu. Hal ini menyebabkan penumpahan besar-besaran ion intraseluler dan turunannya metabolik ke dalam fatwa darah, yang sanggup menyebabkan gagal ginjal.
Gangguan Penyimpanan Lisosom
Organel lisosom diisi dengan enzim kritis yang mencerna molekul besar. Setelah dicerna, lisosom memindahkan karung-karung fragmen rusak ini ke kompartemen seluler lain untuk didaur ulang atau dikeluarkan.
Jika salah satu dari enzim kritis ini tidak ada atau rusak lantaran mutasi genetik, molekul besar yang tidak tercerna terakumulasi di dalam sel, yang mengarah ke stres seluler dan autolisis.
Pemfungsian lisosom yang sempurna sangat penting. Oleh lantaran itu, orang yang menderita gangguan penyimpanan lisosom mempunyai rentang hidup yang sangat singkat.
Pengaplikasian
Dalam bidang teknologi DNA, prinsip lisis sel merupakan tahap awal untuk melaksanakan proses isolasi DNA. Teknik untuk memecahkan sel sanggup dibagi dalam metode fisik dan kimiawi.Pada umumnya metode kimiawi lebih banyak untuk mempersiapkan DNA untuk analisis lebih lanjut. Lisis sel sanggup dilakukan secara kimiawi dengan melemahkan kekuatan membran sel menggunakan senyawa enzim dan deterjen.
Enzim yang dipakai misalnya yaitu lisozim, sedangkan deterjen yang dipakai misalnya yaitu sodium dodesil sulfat. Deterjen membantu lisis sel dengan menghilangkan molekul lipid pada membran sel.
Contoh materi kimia lainnya yang sanggup dipakai yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) dengan fungsi untuk mengikat ion magnesium yang menjaga struktur dinding sel.
Share This :
comment 0 comments
more_vert