Zaman tembaga (Khalkolithik nama yang berasal dari bahasa Yunani : χαλκός khalkós, "tembaga" dan λίθος lÃthos, "batu") juga dikenal sebagai Eneolithic atau Æneolithic (dari bahasa Latin aeneus "tembaga") yaitu periode arkeologi yang biasanya dianggap sebagai kepingan dari Neolitik (meskipun awalnya didefinisikan sebagai transisi antara Neolitik dan Zaman Perunggu).
Dalam konteks arkeologi Eropa Timur, istilah Eneolithic sering lebih disukai daripada Khalkolithic dan alternatif lainnya.
Zaman tembaga yaitu periode di mana penggunaan tembaga lebih lebih banyak didominasi dalam pengerjaan teknologi logam, sebelum ditemukannya metode untuk menambahkan timah ke tembaga untuk membentuk perunggu (logam yang lebih keras dan lebih kuat). Situs arkeologi Belovode, di gunung Rudnik, Serbia mempunyai bukti tertua ihwal peleburan tembaga, dari 7000 BP (5000 SM).
Pada tahun 1881, John Evans mengakui bahwa penggunaan tembaga sering mendahului penggunaan perunggu, beliau juga membedakan Zaman Tembaga dengan Zaman Perunggu.
Dia tidak memasukkan masa transisi dalam sistem tiga-zaman dari Zaman Perunggu Awal, Tengah dan Akhir, tetapi menempatkannya di luar sistem tiga zaman, pada awalnya.
Pada tahun 1884, Gaetano Chierici, mungkin mengikuti pimpinan Evans, menamainya dalam bahasa Italia sebagai eneo-litika, atau transisi "perunggu-batu".
Selanjutnya, para sarjana Inggris memakai "Zaman Tembaga" milik Evans atau istilah "Eneolithic", dari terjemahan eno-litica, Chierici.
Setelah beberapa tahun, sejumlah keluhan muncul dalam literatur bahwa "Eneolithic" menyerupai dengan "Neolithic" (zaman batu), terang bukan karakterisasi definitif Zaman Tembaga.
Sekitar tahun 1900, banyak penulis mulai menggantikan Eneolithic dengan Chalcolithic, untuk menghindari segmentasi palsu. Saat itulah kesalahpahaman dimulai di antara mereka yang tidak tahu bahasa Italia.
Chalcolithic dilihat sebagai zaman baru, sebagian dari Zaman Batu di mana tembaga digunakan, yang mungkin tampak paradoks. Hari ini, Zaman Tembaga, Eneolithic dan Chalcolithic digunakan secara sinonim dari definisi orisinil Evans ihwal Zaman Tembaga.
Literatur arkeologi Eropa pada umumnya menghindari penggunaan "Chalcolithic" (istilah "Copper Age" lebih disukai), sedangkan arkeolog Timur Tengah secara teratur menggunakannya.
Jaringan pertukaran dan pemrosesan serta produksi khusus yang telah berevolusi selama masa Neolitik sepertinya telah runtuh oleh Chalcolithic Tengah ( sekitar 4500–3500 SM) dan telah digantikan dengan penggunaan alat-alat kerikil berbasis rumah tangga.
Serbia
Situs arkeologi di Serbia berisi bukti-bukti tertua ihwal tembaga dari 7.500 tahun yang lalu. Temuan pada bulan Juni 2010 mengambarkan bahwa peleburan tembaga terjadi sekitar 800 tahun, menawarkan bahwa peleburan tembaga mungkin telah ditemukan di bagian-bagian terpisah di daerah Asia dan Eropa pada waktu itu, bukan menyebar dari satu sumber.
Di Serbia, kapak tembaga ditemukan di Prokuplje, yang menawarkan bahwa insan memakai logam di Eropa sekitar 7.500 tahun yang kemudian (5500 SM), bertahun-tahun lebih awal dari yang diyakini sebelumnya. Pengetahuan ihwal penggunaan tembaga jauh lebih luas daripada logam itu sendiri.
Contoh budaya zaman tembaga di Eropa termasuk Vila Nova de São Pedro dan Los Millares di Semenanjung Iberia. Tembikar orang Beaker telah ditemukan di kedua situs, beberapa masa sesudah tembaga mulai diperkenalkan di sana.
Budaya Beaker sepertinya telah mengembangkan teknologi tembaga dan perunggu di Eropa, bersamaan dengan bahasa Indo-Eropa. Di Inggris, tembaga dipakai antara masa ke-25 dan ke-22 SM, tetapi beberapa arkeolog tidak mengenali British Chalcolithic lantaran produksi dan penggunaannya dalam skala kecil.
Asia Selatan
Di Bhirrana, situs peradaban Indus paling awal, gelang tembaga dan panah ditemukan. Penduduk Mehrgarh di Pakistan dikala ini memakai alat-alat dengan bijih tembaga lokal antara 7000–3300 SM.
Di situs Nausharo tertanggal 4500 tahun yang lalu, tempat pembuatan tembikar di provinsi Balochistan, Pakistan, ditemukan 12 pisau atau serpihan pisau. Bilah ini mempunyai panjang 12–18 cm (5-7 inci) dan 1,2–2,0 cm (0,5–0,8 inci) dan relatif tipis.
Asia Timur
Pada masa ke-5 SM, artefak tembaga mulai bermunculan di Asia Timur, menyerupai di kebudayaan Jiangzhai dan Hongshan, meskipun artefak ini tidak banyak digunakan.
Timur Tengah
Lembah Timna berisi bukti penambangan tembaga pada 7000–5000 SM. Proses transisi dari Neolitik ke Chalcolithic di Timur Tengah dicirikan dengan menurunnya pengadaan dan penggunaan materi baku berkualitas tinggi.
Pergeseran dramatis ini terlihat di seluruh wilayah, termasuk Dataran Teheran, Iran. Di sini, analisis enam situs arkeologi memilih tren menurun yang ditandai tidak hanya pada kualitas material, tetapi juga dalam variasi estetika dalam artefak batu.
Fazeli dkk. memakai hasil ini sebagai bukti hilangnya spesialisasi kerajinan yang disebabkan oleh peningkatan penggunaan alat-alat tembaga.
Afrika
Afrika Utara dan Lembah Sungai Nil mengimpor teknologi besi mereka dari Timur Dekat dan mengikuti jalan Timur Dekat dari Zaman Perunggu dan perkembangan Zaman Besi.
Namun, Zaman Besi dan Zaman Perunggu terjadi serentak di sebagian besar Afrika. Penetapan besi paling awal di Afrika Sub-Sahara yaitu 2500 SM di Egaro, barat Termit, menjadikannya kontemporer di Timur Tengah.
Amerika
Istilah ini juga diterapkan pada peradaban Amerika yang telah memakai tembaga dan paduan tembaga ribuan tahun sebelum migrasi bangsa Eropa.
Selain budaya di Andes dan Mesoamerika, Kompleks Tembaga Tua, yang berpusat di wilayah Upper Great Lakes — kini Michigan dan Wisconsin di Amerika Serikat — menambang dan mengarang tembaga sebagai peralatan, senjata, dan ornamen pribadi.
Sumber:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Chalcolithic
Dalam konteks arkeologi Eropa Timur, istilah Eneolithic sering lebih disukai daripada Khalkolithic dan alternatif lainnya.
Lukisan Zaman Perunggu |
Etimologi dan terminologi
Awalnya, istilah Zaman Perunggu berarti bahwa tembaga atau perunggu dipakai sebagai materi utama untuk pembuatan alat dan senjata.Pada tahun 1881, John Evans mengakui bahwa penggunaan tembaga sering mendahului penggunaan perunggu, beliau juga membedakan Zaman Tembaga dengan Zaman Perunggu.
Dia tidak memasukkan masa transisi dalam sistem tiga-zaman dari Zaman Perunggu Awal, Tengah dan Akhir, tetapi menempatkannya di luar sistem tiga zaman, pada awalnya.
Pada tahun 1884, Gaetano Chierici, mungkin mengikuti pimpinan Evans, menamainya dalam bahasa Italia sebagai eneo-litika, atau transisi "perunggu-batu".
Selanjutnya, para sarjana Inggris memakai "Zaman Tembaga" milik Evans atau istilah "Eneolithic", dari terjemahan eno-litica, Chierici.
Setelah beberapa tahun, sejumlah keluhan muncul dalam literatur bahwa "Eneolithic" menyerupai dengan "Neolithic" (zaman batu), terang bukan karakterisasi definitif Zaman Tembaga.
Sekitar tahun 1900, banyak penulis mulai menggantikan Eneolithic dengan Chalcolithic, untuk menghindari segmentasi palsu. Saat itulah kesalahpahaman dimulai di antara mereka yang tidak tahu bahasa Italia.
Chalcolithic dilihat sebagai zaman baru, sebagian dari Zaman Batu di mana tembaga digunakan, yang mungkin tampak paradoks. Hari ini, Zaman Tembaga, Eneolithic dan Chalcolithic digunakan secara sinonim dari definisi orisinil Evans ihwal Zaman Tembaga.
Literatur arkeologi Eropa pada umumnya menghindari penggunaan "Chalcolithic" (istilah "Copper Age" lebih disukai), sedangkan arkeolog Timur Tengah secara teratur menggunakannya.
Klasifikasi dan karakteristik
Analisis kumpulan alat kerikil dari situs-situs di Dataran Teheran, di Iran, telah mengilustrasikan efek dari pengenalan teknologi kerja tembaga pada tempat seorang mahir kerajinan dan materi baku lentur.Jaringan pertukaran dan pemrosesan serta produksi khusus yang telah berevolusi selama masa Neolitik sepertinya telah runtuh oleh Chalcolithic Tengah ( sekitar 4500–3500 SM) dan telah digantikan dengan penggunaan alat-alat kerikil berbasis rumah tangga.
Kronologi
Zaman Tembaga di Timur Tengah dan Kaukasus bermula pada final milenium ke-5 SM dan berlangsung selama satu milenium sebelum dimulainya Zaman Perunggu Awal. Transisi dari Zaman Tembaga Eropa ke Zaman Perunggu Eropa terjadi sekitar waktu yang sama, antara final masa ke-5 dan final masa ke-3 SM.Serbia
Situs arkeologi di Serbia berisi bukti-bukti tertua ihwal tembaga dari 7.500 tahun yang lalu. Temuan pada bulan Juni 2010 mengambarkan bahwa peleburan tembaga terjadi sekitar 800 tahun, menawarkan bahwa peleburan tembaga mungkin telah ditemukan di bagian-bagian terpisah di daerah Asia dan Eropa pada waktu itu, bukan menyebar dari satu sumber.
Di Serbia, kapak tembaga ditemukan di Prokuplje, yang menawarkan bahwa insan memakai logam di Eropa sekitar 7.500 tahun yang kemudian (5500 SM), bertahun-tahun lebih awal dari yang diyakini sebelumnya. Pengetahuan ihwal penggunaan tembaga jauh lebih luas daripada logam itu sendiri.
Contoh budaya zaman tembaga di Eropa termasuk Vila Nova de São Pedro dan Los Millares di Semenanjung Iberia. Tembikar orang Beaker telah ditemukan di kedua situs, beberapa masa sesudah tembaga mulai diperkenalkan di sana.
Budaya Beaker sepertinya telah mengembangkan teknologi tembaga dan perunggu di Eropa, bersamaan dengan bahasa Indo-Eropa. Di Inggris, tembaga dipakai antara masa ke-25 dan ke-22 SM, tetapi beberapa arkeolog tidak mengenali British Chalcolithic lantaran produksi dan penggunaannya dalam skala kecil.
Asia Selatan
Di Bhirrana, situs peradaban Indus paling awal, gelang tembaga dan panah ditemukan. Penduduk Mehrgarh di Pakistan dikala ini memakai alat-alat dengan bijih tembaga lokal antara 7000–3300 SM.
Di situs Nausharo tertanggal 4500 tahun yang lalu, tempat pembuatan tembikar di provinsi Balochistan, Pakistan, ditemukan 12 pisau atau serpihan pisau. Bilah ini mempunyai panjang 12–18 cm (5-7 inci) dan 1,2–2,0 cm (0,5–0,8 inci) dan relatif tipis.
Asia Timur
Pada masa ke-5 SM, artefak tembaga mulai bermunculan di Asia Timur, menyerupai di kebudayaan Jiangzhai dan Hongshan, meskipun artefak ini tidak banyak digunakan.
Timur Tengah
Lembah Timna berisi bukti penambangan tembaga pada 7000–5000 SM. Proses transisi dari Neolitik ke Chalcolithic di Timur Tengah dicirikan dengan menurunnya pengadaan dan penggunaan materi baku berkualitas tinggi.
Pergeseran dramatis ini terlihat di seluruh wilayah, termasuk Dataran Teheran, Iran. Di sini, analisis enam situs arkeologi memilih tren menurun yang ditandai tidak hanya pada kualitas material, tetapi juga dalam variasi estetika dalam artefak batu.
Fazeli dkk. memakai hasil ini sebagai bukti hilangnya spesialisasi kerajinan yang disebabkan oleh peningkatan penggunaan alat-alat tembaga.
Afrika
Afrika Utara dan Lembah Sungai Nil mengimpor teknologi besi mereka dari Timur Dekat dan mengikuti jalan Timur Dekat dari Zaman Perunggu dan perkembangan Zaman Besi.
Namun, Zaman Besi dan Zaman Perunggu terjadi serentak di sebagian besar Afrika. Penetapan besi paling awal di Afrika Sub-Sahara yaitu 2500 SM di Egaro, barat Termit, menjadikannya kontemporer di Timur Tengah.
Amerika
Istilah ini juga diterapkan pada peradaban Amerika yang telah memakai tembaga dan paduan tembaga ribuan tahun sebelum migrasi bangsa Eropa.
Selain budaya di Andes dan Mesoamerika, Kompleks Tembaga Tua, yang berpusat di wilayah Upper Great Lakes — kini Michigan dan Wisconsin di Amerika Serikat — menambang dan mengarang tembaga sebagai peralatan, senjata, dan ornamen pribadi.
Sumber:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Chalcolithic
Share This :
comment 0 comments
more_vert