Postingan kali ini bekerjsama iseng-iseng saja analisa dari hasil aku melek dari tengah malam hingga subuh tadi namun jikalau dikaitkan dengan geografi tentu sanggup saja. Saya nonton pertandingan semifinal FIFA World Cup U-17 antara Belgia vs Mali dan Nigeria vs Australia. Di tengah kisruh sepakbola nasional yang entah hingga kapan ujungnya, untungnya aku masih sanggup menikmati tontonan sepakbola yang berkualitas. Oke eksklusif saja ke pokok berita, Intinya Final WC U-17 tahun ini mempertemukan dua negara Afrika yaitu Mali vs Nigeria. Belgia yang ketika ini nongkrong di peringkat 1 FIFA terjungkal oleh Mali dengan skor 3-1 sedangkan Meksiko yang sempat unggul terlebih dahulu balasannya mengalah di tangan Nigeria 2-4. Ini yaitu Final sesama Afrika kedua sehabis tahun 1993. Sebuah kejutan tentunya dua negara yang berada di benua yang relatif tertinggal jauh dibanding Asia, Amerika bahkan Eropa. Tentunya ini hanya dilihat dari kacamata sisi Sepakbola alasannya yaitu jikalau dibandingan dengan Indonesia, maka negara ini tentu sangat fanatik dengan salah satu olahraga ini.
Mengapa negara-negara Afrika sekarang terus berkembang cepat di bidang sepakbola dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di WC U-17 sebelumnya, Nigeria keluar sebagai juara. Sama halnya dengan negara-negara yang dulu dianggap bukan kekuatan angker namun sekarang menjadi kuda hitam ibarat Belgia, Turki, Islandia dan Chile. Pendapat aku yaitu tentunya yaitu ada janji besar dari negara tersebut dalam hal ini tentunya masyarakatnya untuk berkembang bersama dan memajukan industri sepakbola mereka. Pendidikan, Ekonomi dan Kebijakan politik kuat dalam perkembangan sepakbola suatu negara. Lihat saja Indonesia yang ketika ini masih ribut antara pemerintah dengan PSSI, tidak ada yang mau mengalah dan sama-sama punya ego yang kuat dan tentunya hal tersebut mencerminkan huruf masyarakat Indonesia secara umum. Mali dan Nigeria merupakan negara yang termasuk sukses dalam meregenerasi sepakbola mereka dan buktinya yaitu terlihat ketika ini. Mereka tidak menggunakan instruktur absurd namun pendidikan sepakbola modern yang berkembang di Eropa tentu niscaya mereka kuasai sehingga sanggup mengaplikasikan gaya bermain yang sempurna di lapangan.
Saya kira sudah saatnya Indonesia merubah contoh pikir ke arah menyelaraskan janji bersama membangun pendidikan sepak bola yang benar. Memang dalam hal ini harus ada yang mau mengalah dan tidak larut dalam debat yang tidak berujung.
Gambar: disini
Mengapa negara-negara Afrika sekarang terus berkembang cepat di bidang sepakbola dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di WC U-17 sebelumnya, Nigeria keluar sebagai juara. Sama halnya dengan negara-negara yang dulu dianggap bukan kekuatan angker namun sekarang menjadi kuda hitam ibarat Belgia, Turki, Islandia dan Chile. Pendapat aku yaitu tentunya yaitu ada janji besar dari negara tersebut dalam hal ini tentunya masyarakatnya untuk berkembang bersama dan memajukan industri sepakbola mereka. Pendidikan, Ekonomi dan Kebijakan politik kuat dalam perkembangan sepakbola suatu negara. Lihat saja Indonesia yang ketika ini masih ribut antara pemerintah dengan PSSI, tidak ada yang mau mengalah dan sama-sama punya ego yang kuat dan tentunya hal tersebut mencerminkan huruf masyarakat Indonesia secara umum. Mali dan Nigeria merupakan negara yang termasuk sukses dalam meregenerasi sepakbola mereka dan buktinya yaitu terlihat ketika ini. Mereka tidak menggunakan instruktur absurd namun pendidikan sepakbola modern yang berkembang di Eropa tentu niscaya mereka kuasai sehingga sanggup mengaplikasikan gaya bermain yang sempurna di lapangan.
Saya kira sudah saatnya Indonesia merubah contoh pikir ke arah menyelaraskan janji bersama membangun pendidikan sepak bola yang benar. Memang dalam hal ini harus ada yang mau mengalah dan tidak larut dalam debat yang tidak berujung.
Gambar: disini
Share This :
comment 0 comments
more_vert