Akhir-akhir ini keompok teroris kembali melancarkan tindakan di Indonesia sehingga menciptakan masyarakat resah.
Dalam beberapa serangan teroris ditemukan bahwa memang KTP mereka yaitu Islam, namun apakah ada anutan sesat dalam Islam?. Tentu tidak, terorisme sangat dekat dengan kaum khawarij. Kali ini kita akan bedah sedikit wacana pengertian, sejarah dan perkembangan dari khawarij ini. Penegrtian khawarij diawali dari bentuk jamak dari khariij yang artinya orang keluar, dalam hal ini keluar dari barisan Ali bin Abi Tholib. Makara khawarij mulai muncul di masa khalifah Ali bin Abi Tholib. Kemunculan khawarij ini lahir dari adanya pergolakan politik pada masa Ali bin Abi Tholib.
Dalam beberapa serangan teroris ditemukan bahwa memang KTP mereka yaitu Islam, namun apakah ada anutan sesat dalam Islam?. Tentu tidak, terorisme sangat dekat dengan kaum khawarij. Kali ini kita akan bedah sedikit wacana pengertian, sejarah dan perkembangan dari khawarij ini. Penegrtian khawarij diawali dari bentuk jamak dari khariij yang artinya orang keluar, dalam hal ini keluar dari barisan Ali bin Abi Tholib. Makara khawarij mulai muncul di masa khalifah Ali bin Abi Tholib. Kemunculan khawarij ini lahir dari adanya pergolakan politik pada masa Ali bin Abi Tholib.
Ada juga yang menyampaikan bahwa nama khawarij itu didasarkan atas surah an-Nisa’ ayat 100 yang pengertiannya “keluar dari rumah untuk berjuang di jalan Allah SWT. selain nama khawarij, ada beberapa nama yang diberikan kepada kelompok ini, antara lain: al-Muhakkimin, Syurah, Hururiyah dan al-Mariqoh.
Khawarij ini bermula ketika terjadi perselisihan antara Muawiyah bin Abi Sofyan dengan Ali bin Abi Tholib dengan puncaknya yaitu Perang Shiffin di tahun 37 Hijriyah. Kedua kelompok ini pada karenanya sepakat mengadakan negosiasi dan sepakat untuk kembali kepada kitab Allah. Pada awalnya Ali tidak mau mendapatkan perjanjian ini namun alasannya yaitu didesak pengikutnya maka ia mengalah.
Khawarij menciptakan khawatir |
Dan negosiasi itu terjadilah pengelabuan yang dilakukan Amr Ibnu Ash terhadap Abu Musa Al-Asy'ari. Yakni Amr Ibnu Ash dalam perundingannya memberikan bahwa kedua belah pihak menyepakati penurunan keduanya ( Muawiyah dan Ali) dari jabatan masing-masing, sementara pengangkatan Khalifah dan gubernur yang gres akan dibicarakan lain waktu. Kejadian ini menyebabkan pembangkangan yang dilakukan sekelompok muslim yang kebanyakan berasal dari Bani Thamim. Mereka kemudian menyatakan tidak puas terhadap proses dan hasil negosiasi itu.
Mereka pergi dan memisahkan diri dari laskarnya. Beberapa orang yang lari pertama kali sanggup didamaikan oleh Ali, akan tetapi pelarian yang kedua berakhir dengan pembunuhan besar-besaran terhadap pengikut mereka. Banyak orang dari kalangan Ali yang keluar dan bergabung dengan kelompok yang dipimpin Abdulah bin Wahab. Ar-Rusibi. Yang menamakan dirinya Asy-Syuraat, yakni yang memiliki sifat jelek, bermakna menjelekan diri mereka sendiri dengan mengharap keridhaan Allah SWT.
Namun, tidak begitu usang sesudah keluar dari kelompok Ali, mulai membuktikan cacat dalam ucapan maupun amaliahnya pandangan dan anutan mereka mulai menyimpang dari kebenaran. Mereka mengecam Ali, menjelekannya serta mengajukan protes terhadap kepemimpinan Ali maupun Usman bin Affan, serta mencela setiap orang yang tidak mau memusuhi Ali dan Orang-orang yang menyalahkan Usman.
Dalam menghadapi pembangkangan tersebut Ali mengambil perilaku tidak memerangi mereka, selama mereka tidak memulainya terlebih dahulu. Tetapi sesudah pemimpin Khawarij Ibnu Wahab tewas terbunuh, pihak Khawarij mengutus Abdurrahman bin Maljam Al-Murodi untuk membunuh Ali bin Abi Thalib dan perjuangan itu berhasil, Ali terbunuh dalam masjid.
Sepeninggal Ali, kelompok ini membangun kekuatan untuk selalu melaksanakan pemberontakan pada masa kekuasaan Islam pasca Ali. Sebagaimana tertulis dalam sejarah, kaum khawarij selalu menjadi oposan atau bahkan yang memberontak pada masa dinasti Umawiyyah maupun dinasti Abbasiyah.
Meskipun pada mulanya khawarij muncul alasannya yaitu duduk kasus politik, dalam perkembangannya ia lebih bercorak teologis. Alasan fundamental yang menciptakan kelompok ini keluar dari barisan Ali dan kemudian membentuk barisan sendiri yaitu ketidaksetujuan mereka terhadap arbitrasi/perundingan atau tahkim. Selanjutnya kaum khawarij menyinggung soal doktrin dan kafir. Iman berdasarkan mereka tidak cukup dengan pengukuhan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad yaitu Rosul-Nya, melainkan harus disertai dengan amal sholeh.
Kafir yaitu pengingkaran terhadap adanya Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbuat dosa besar. Pada mulanya yang mereka pandang kafir hanyalah orang-orang yang menyetujui arbitrasi/perundingan sebelumnya, tetapi kemudian mereka berbagi artinya sehingga termasuk semua orang yang berdosa besar. Yang termasuk dosa besar antara lain membunuh tanpa alasan yang sah dan berzinah. Makara bila seorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat namun alasannya yaitu berdosa besar, ia tetap dipandang kafir dan keluar dari Islam. Itulah sejarah mula khawarij muncul dalam Islam dan bermetamorfosis sebuah kepercayaan politik. Baca juga: Tiga Aliran Besar Khawarij
Share This :
comment 0 comments
more_vert