Iklan

Klasifikasi Dan Morfologi Capung Lengkap

Klasifikasi Dan Morfologi Capung Lengkap
Capung adalah salah satu binatang kelas insecta yang termasuk ke dalam ordo odonata, infraorder Anisoptera (bahasa yunani; "anisos" = tidak merata, dan "pteron" = sayap).

Klasifikasi Ilmiah Capung

Sympetrum flaveolum

Kingdom : Animalia
Klade : Euarthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Subordo : Epiprocta

Superfamili dan Famili

  • Aeshnoidea

Aeshnidae
Austropetaliidae
Gomphidae
Petaluridae

  • Cordulegastroidea

Chlorogomphidae
Cordulegastridae
Neopetaliidae

  • Libelluloidea

Corduliidae
Libellulidae
Macromiidae
Synthemistidae

Capung yang telah menginjak usia berakal balig cukup akal mempunyai ciri mata berukuran besar dan bersegi banyak, dua pasang sayap transparan yang kuat, terkadang dihiasi dengan bermacam warna, serta bentuk badan yang memanjang.

Terkadang kita sering salah dalam membedakan mereka dalam kelompok yang terkait, capung jarum (zygoptera), yang mempunyai struktur serupa.

Namun, membedakan mereka cukup mudah, sayap capung yang lebih besar posisinya datar dan letaknya jauh dari tubuh, sedangkan capung jarum melipat sayap mereka di sepanjang atau di atas perut dikala mereka beristirahat.

Kebanyakan spesies capung mempunyai warna yang cemerlang atau metalik yang dihasilkan oleh pewarnaan struktural, menciptakan mereka terlihat mencolok kalau mereka terbang.

Capung berakal balig cukup akal mempunyai mata beragam yang jumlahnya hampir mencapai 24.000 ommatidia.

Fosil yang sangat besar dari nenek moyang capung di Protodonata yang ditemukan di bebatuan pada zaman karbon atas, 325 juta tahun yang kemudian (SM). Lebar sayapnya bisa mencapai 750mm.

Anisoptera mempunyai sekitar 3000 spesies yang tersebar di dunia ini, sebagian besar hidup di kawasan tropis dan hanya sedikit yang hidup di kawasan yang beriklim sedang.

Capung merupakan serangga predator, hal ini sudah di mulai dari ia masih seekor nimfa hingga menjadi capung dewasa.

Sebagian besar hidup capung dihabiskan sebagai nimfa dan tinggal di air tawar.

Capung berakal balig cukup akal terbang memakai sayapnya mungkin hanya sekitar beberapa hari atau ahad saja.

Mereka sangat cepat, tangkas dalam menyelam, terkadang mereka melintasi samudra untuk bermigrasi, dan sering ditemukan di akrab air.

Mode reproduksi capung sangatlah unik yang melibatkan inseminasi tidak langsung, pembuahan yang tertunda, dan persaingan sperma.

Selama proses perkawinan, capung jantan mengaitkan bab belakang kepala capung betina ke ekornya, dan badan capung betina akan membungkukkan perutnya di bawah badan capung jantan untuk mengambil sperma dari penis capung jantan dibagian depan perutnya.

Berkurangnya lahan lembap yang merupakan habitat orisinil capung menciptakan populasi capung di seluruh dunia terancam punah.

Capung juga terdapat di dalam budaya insan pada artepak menyerupai lukisan batu, tembikar, dan pemanis Art Nouveau.

Capung juga dipakai sebagai materi dalam pengobatan tradisional di Cina dan Jepang, di Indonesia sendiri capung dijadikan sebagai makanan.

Dalam budaya jepang, capung di simbolkan sebagai kekuatan, keberanian dan kebahagiaan. Namun, di dalam kisah rakyat eropa capung dianggap menyeramkan.

Warna mereka yang cerah dan terbangnya yang gesit menciptakan mereka dikagumi dan dijadikan puisi oleh Alfred, Lord Tennyson dan dijadikan prosa oleh HE Bates.


Filogeni Capung

Capung dan beberapa kerabatnya termasuk dalam kelompok serangga kuno.

Fosil tertua berasal dari zaman karbon atas di Eropa, fosil ini termasuk dalam kelompok Prodonata, sebuah kelompok yang meliputi serangga terbesar yang pernah ada.

Fosil ini yakni Meganeuropsis permiana dari periode Permian awal, lebar sayapnya sanggup mencapai 750mm.


Penyebaran Capung

Migrasi capung
Pada tahun 2010, terdapat sekitar 3012 spesies capung yang telah diidentifikasi, 314 genera dan 11 famili.

Capung sanggup kita temukan di semua benua kecuali benua antartika, beda halnya dengan capung jarum yang pesebarannya terbatas.

Sebagian besar spesies Anisoptera hidup di kawasan tropis dan hanya sedikit yang hidup di kawasan yang beriklim sedang.

Capung bisa kita temukan mulai dari permukaan maritim hingga ke pegunungan, serangga ini menjadi langka di garis lintang yang lebih tinggi.

Morfologi Capung

damselflies (suborder Zygoptera)
Capung merupakan serangga yang bertubuh besar, serangga ini bisa menahan sayapnya secara horizontal baik dikala terbang atau dikala beristirahat.

Sebaliknya, capung jarum mempunyai badan yang lebih ramping dan lemah dalam hal terbang, sebagian besar spesies melipat sayapnya di sepanjang atau di atas perut dikala beristirahat.

Capung berakal balig cukup akal mempunyai tiga segmen, kepala, dada, dan perut menyerupai kebanyakan serangga lainnya.

Mereka mempunyai kepala yang cukup besar dan sepasang antena yang pendek serta dua mata beragam yang menutupi sebagian permukaannya.

Mata beragam ini terdiri dari ommatidia, jumlahnya tergantung ukuran spesies itu sendiri, makin besar spesiesnya makin banyak jumlahnya.

Selain mempunyai mata majemuk, capung juga mempunyai 3 buah ocelli atau mata sederhana.

Pewarnaan
Kebanyakan spesies capung mempunyai warna yang cemerlang atau metalik yang dihasilkan oleh pewarnaan struktural, menciptakan mereka terlihat mencolok kalau mereka terbang.

Keseluruhan warna capung merupakan adonan dari pigmen merah, coklat, hitam dan kuning dengan warna struktural.

Warna biru biasanya diciptakan oleh mikrostruktur di kutikula yang mencerminkan cahaya biru.

Warna hijau merupakan hasil dari gabungan warna biru struktural dengan pigmen kuning.

Capung yang gres menjadi dewasa, yang dikenal sebagai teneral, mempunyai warna kepucatan dan akan mendapat warna khasnya sesudah beberapa hari.



Ekologi Capung

Capung dan Capung Jarum yakni predator yang andal di dua tahap, baik itu nimfa maupun dewasa.

Nimfa capung biasanya memakan banyak sekali macam invertebrata air tawar dan nimfa yang lebih besar sanggup memangsa kecebong dan ikan ikan.

Capung berakal balig cukup akal memanfaatkan sistem penglihatan yang anggun dan penerbangan yang sangat teratur.

Capung merupakan salah satu serangga yang mempunyai sistem perkawinan yang sangat kompleks.

Capung jantan berakal balig cukup akal mempertahankan daerahnya di sekitar permukaan air, kawasan ini merupakan habitat yang baik untuk berbagi larva mereka, dan merupakan tempat capung betina untuk meletakkan telur-telurnya.


Perilaku Capung

Kebanyakan spesies capung, terutama capung jantan yakni serangga teritorial.

Beberapa capung sanggup melawan capung lain dari spesiesnya sendiri, dan ada pula capung yang melawan capung dari spesies lain, bahkan ada yang melawan serangga lain.

Mempertahankan wilayah khususnya untuk tempat berkembang biak memang cukup umum dikalangan capung jantan, terutama untuk mereka yang berkumpul di sekitar bak dalam jumlah yang besar.


Siklus Hidup Capung

Capung merupakan salah satu serangga yang terggolong ke dalam hemimetabolous, yaitu serangga yang mempunyai tahap pupal dan metemorfosis yang tidak lengkap.

Telur capung yang diletakkan di dalam jaringan flora biasanya berbentuk menyerupai butiran nasi, sedangkan telur lainnya berukuran pinhead, ellipsoidal, atau hampir bulat.

Capung mungkin mempunyai sekitar 1500 telur, dan waktu yang diharapkan untuk menetas menjadi nimfa air yakni sekitar satu minggu.

Sebagian besar kehidupan capung dihabiskan dibawah permukaan air, sebagai nimfa.

Penerbangan
Capung yakni serangga yang berpengaruh dan gesit, bisa bermigrasi melintasi samudra, bergerak ke segala arah, dan mengubah arah secara tiba-tiba.

Dalam penerbangan, capung berakal balig cukup akal bisa bergerak ke enam arah: ke atas, ke bawah, ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan.

Capung bisa terbang dengan kecepatan hingga 60 mil per jam (97 km/jam).

Capung besar menyerupai capung penjaja mempunyai kecepatan maksimum 10-15 meter per detik (22-34 mph) dengan kecepatan jelajah rata-rata sekitar 4,5 meter per detik (10 mph).

Share This :