Iklan

Download Modul/Buku Teks Evaluasi Penguatan Pendidikan Aksara (Ppk)

Download Modul/Buku Teks Evaluasi Penguatan Pendidikan Aksara (Ppk)

Download Modul/Buku Teks Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bab integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan contoh pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai abjad sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Terdapat  lima nilai utama pada Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang saling berkaitan dan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. 

Kelima nilai utama abjad bangsa yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1. Religius

Nilai abjad religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam sikap melaksanakan aliran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan tenang dengan pemeluk agama lain.
Nilai abjad religius ini mencakup tiga dimensi korelasi sekaligus, yaitu korelasi individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai abjad religius ini ditunjukkan dalam sikap menyayangi dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, menyayangi lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2. Nasionalis

Nilai abjad nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang mengatakan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, danberprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3. Mandiri

Nilai abjad berdikari merupakan sikap dan sikap tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai berdikari antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong

Nilai abjad bersama-sama mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan pundak membahu menuntaskan kasus bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai bersama-sama antara lain menghargai, kerja sama,inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong,solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

5. Integritas

Nilai abjad integritas merupakan nilai yang mendasari sikap yang didasarkan pada upaya menyebabkan dirinya sebagai orang yang selalu sanggup mendapatkan amanah dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas mencakup sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang menurut kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama abjad bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu dengan lainnya, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan abjad dimulai, individu dan sekolah pertlu menyebarkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai cerminan dari kepercayaan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok, masyarakat,maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai – nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jikalau nilai utama nasionalis digunakan sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan menurut nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.


Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip sebagai berikut:

Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal

Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya sanggup didukung oleh segenap individu dari banyak sekali macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial,dan budaya.

Prinsip 2 – Holistik

Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kerja sama dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.

Prinsip 3 – Terintegrasi

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan banyak sekali elemen pendidikan, bukan merupakan kegiatan tempelan dan perhiasan dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Prinsip 4 – Partisipatif

Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait sanggup menyepakati prioritas nilai-nilai utama abjad dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan taktik pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.

Prinsip 5 – Kearifan Lokal

Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian bermacam-macam dan beragam biar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus sanggup menyebarkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara biar sanggup berkembang dan berdaulat sehingga sanggup memberi indentitas dan jati diri penerima didik sebagai bangsa Indonesia.

Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI

Gerakan PPK menyebarkan kecakapan-kecakapan yang diharapkan oleh penerima didik untuk hidup pada era XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).

Prinsip 7 – Adil dan Inklusif

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan menurut prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.

Prinsip 8 – Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan penerima didik baik perkembangan biologis, psikologis,maupun sosial, biar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam korelasi ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan penerima didik perlu memperoleh perhatian intensif.

 Prinsip 9 – Terukur

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran biar sanggup dimati dan diketahui proses dan akhirnya secara objektif. Dalam korelasi ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama abjad yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan sikap yang sanggup diamati dan diukur secara objektif; menyebarkan program-program penguatan nilai-nilai abjad bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah;dan mengerahkan sumber daya yang sanggup disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

Struktur Kurikulum Pelaksanaan PPK

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah kurikulum yang sudah ada, melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan. Gerakan PPK perlu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui banyak sekali cara sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan karakteristik penerima didik, kearifan lokal, daya dukung, dan kecerdikan satuan pendidikan masing-masing.

Pelaksanaan Gerakan PPK diubahsuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing dan sanggup dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
  1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata pelajaran IPA untuk Sekolah Menengah Pertama mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi perihal energi.
  2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler,satuan pendidikan melaksanakan penguatan kembali nilai-nilai abjad melalui banyak sekali kegiatan. Kegiatan ekskul sanggup dilakukan melalui kerja sama dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan, menyerupai PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan,museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
  3. Kegiatan adaptasi melalui budaya sekolah dibuat dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan abjad sesuai dengan situasi, kondisi,ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.
Basis Gerakan PPK

Gerakan PPK sanggup dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan abjad berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/komunitas (Albertus, 2015).

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
  • Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
  • Memperkuat administrasi kelas, pilihan metodologi, dan penilaian pengajaran.
  • Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
  • Menekankan pada adaptasi nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.
  • Menonjolkan keteladanan orang remaja di lingkungan pendidikan.
  • Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
  • Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
  • Memberdayakan administrasi dan tata kelola sekolah.
  • Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat.
  • Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang renta sebagai pemangku kepentingan utama pendidikan.
  • Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran menyerupai keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
  • Mensinergikan implementasi PPK dengan banyak sekali kegiatan yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
  • Mensinkronkan kegiatan dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan forum pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya
Tujuan PPK

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter mempunyai tujuan sebagai berikut:
  1. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai abjad sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.
  2. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan era 21.
  3. Mengembalikan pendidikan abjad sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olahrasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik)
  4. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung ekspansi implementasi pendidikan karakter.
  5. Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber
  6. belajar di dalam dan di luar sekolah.
  7. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Berkitan dengan manfaat PPK dan segela bentuk dokumen yang berafiliasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter sanggup di download berikut ini:

Semoga dokumen Modul/Buku Teks Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sanggup dimanfaatkan dalam pelaksanaan pendidikan di masing-masing sekolah
Share This :