Iklan

Fakta Wacana Jerapah: Binatang Khas Afrika

Fakta Wacana Jerapah: Binatang Khas Afrika
Siapa tidak mengenal jerapah, binatang berleher panjang ini tentunya mempunyai keunikan tersendiri. Jerapah merupakan binatang orisinil benua Afrika dan banyak di temukan di savana-savana. Berikut ini fakta unik perihal jerapah sang leher panjang. Sumber: WA
Kondisi Fisik
pic:http://perthzoo.wa.gov.au/wp-content/
Jerapah yaitu mamalia darat tertinggi di dunia dikala ini. Hewan ini gampang dibedakan dengan ciri khas leher dan kakinya yang panjang. Jerapah mempunyai warna kecoklatan, kepala berbentuk segitiga dengan dua tanduk berbulu. Jerapah ukuran sampaumur mempunyai kaki sampai sepanjang 6 kaki sama halnya dengan panjang lehernya. Jantan lebih besar dan panjang dibanding dari sang bentina. Menurut National Geographic Society, total panjang dari kepala sampai kaki jerapah sanggup mencapai  14-19 kaki. Kulit tubuhnya berwarna cokelat kehitaman dengan garis-garis yang berbeda di tiap wilayahnya.Umur rata-rata jerapah yaitu 25 tahun dengan berat antara 1.750 -2.800 pon ukuran dewasa. Mereka mempunyai penanda kelamin di atas kepalanya menyerupai kulit yang tertutup bulu yang disebut ossicones. Betina mempunyai ossicones yang kecil dibanding jantan.
Jerapah mempunyai cara jalan yang unik yaitu kedua sisi kaki begerak pertama di susul sisi kaki yang lain. Kecepatan lari maksimum jerapah sanggup mencapai 55 km per jam meski mempunyai kaki yang panjang.
Diet
Jerapah yaitu binatang herbivora yang berarti mengonsumsi tumbuhan. Menurut Giraffe Conservation Foundation, binatang ini  dapat menyesuaikan diri dengan tumbuhan atau jenis vegetasi yang ada di kawasan masing-masing. Jerapah menghabiskan setiap hari dengan makan yang sanggup mencapai 45 kg terutama makan daun dan tunas pohon serta semak-semak. Di padang savana, jerapah makan daun akasia dan rumput kering. Mereka juga mungkin makan tumbuhan merambat, bunga, buah-buahan terutama di ekspresi dominan hujan. Jerapah memakai leher, mulur dan bibir mereka untuk mencapai daun-daun di ujung pohon. Pejantan lebih banyak makan dibanding betina dan kadang jerapah juga menjilati bangkai binatang dan tulang belulang.
Habitat dan Penyebaran
Jerapah banyak tersebar di wilayah Afrika menyerupai Kenya, Kamerun, Chad, Niger, Uganda, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Zambia, Tanzania, Angola dan Afsel. Padang rumput liar, hutan dan sabana yaitu habitat alami jerapah. Menurut data GCF, ada sekitar 80 ribu jerapah yang tersisa dikala ini menyusut dari data tahun 1991 yang mencapai 140 ribu ekor. Penurunan ini diakibatkan pembalakan hutan, perburuan liar, pembukaan kota dan degradasi lahan. Baca juga: Pulau Endemik di Dunia
Kebiasaan
Jerapah yaitu binatang yang tidak menetap dan sangat suka berkelompok. Betina sering membentuk kelompok sampai 10-12 ekor tanpa jantan. Ketika bahagia, jerapah akan bermain-main dengan leher mereka dan berlari-lari di area terbuka. Mereka seringkali mengadu leher mereka satu sama lain sampai setengah jam sampai ada satu jerapah yang kelelahan sampai mengakibatkan kematian.
Reproduksi
Jerapah tidak mempunyai ekspresi dominan kawin yang tetap, tetapi selama ekspresi dominan hujan kemungkinan untuk kawin lebih tinggi alasannya yaitu ketersediaan pangan. Pada usia tujuh tahun, jerapah jantan akan menjadi matang secara seksual, dan lalu sanggup kawin dengan betina sampaumur secara seksual yang berusia 4 tahun lebih. Ketika mencari pasangan, jantan akan meletakan dagu di belakang wanita. Dalam rangka untuk memilih apakah pasangan perempuan potensial dikawini, jerapah jantan akan mencicipi urine betina. Jerapah betina dengan hormon estrus terdeteksi dalam rasa urin mereka. Masa kehamilan rata-rata untuk jerapah yaitu 15 bulan, berdasarkan GCF. Sebuah anak jerapah yang gres lahir beratnya sekitar 220 pounds, dengan ketinggian sekitar 6,5 kaki. Sebuah jerapah betina biasanya akan melahirkan hanya satu kali, meskipun insiden kembar yang mungkin. Baca juga: Faktor Penyebaran Flora Fauna
Share This :