Iklan

Pengalaman Guru Honorer: Honor Dikit Tapi Hati Bahagia

Pengalaman Guru Honorer: Honor Dikit Tapi Hati Bahagia
Sudah usang tidak menulis di blog ini alasannya ialah sakit jadi kali ini aku ingin membuatkan sedikit ihwal perjalanan hidup aku menjadi seorang blogger. Saya lulus dari tempat kuliah aku tahun 2010 kemudian sesudah itu eksklusif ada ajuan kerja menjadi guru honor di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Tasikmalaya. Kala itu jujur saja aku belum tahu sama sekali mengenai prosedur honor seorang guru honor. Perjalanan ke sekolah dari rumah sekitar kurang lebiih 45 menit naik motor dengan mengarungi jalan berbukit dengan jalan sempit dan rusak. 
Ada yang bilang jalanan menuju sekolah tempat pertamakali aku bekerja ibarat "susukan saat" atau sungai yang sedang surut di ekspresi dominan kemarau. Pemandangan indah sering terlihat selama perjalanan menuju sekolah. Rasa letih alasannya ialah perjalanan tidak terasa ketika melihat belum dewasa didik menunggu dengan antusias di kelas.
Memang menjadi guru honor tidak mendatangkan banyak uang tapi di luar itu semua ada hal lain yang tidak dapat dibeli yaitu kebahagian batin. Setiap siang aku dan par aguru lain selalu disuguhi dengan makan siang oleh ibu kepala madrasah yang baik hati. Makan bareng siang hari sehabis mengajar menjadi suatu kenikmatan tersendiri. Diselingi dengan obrolan-obrolan ringan, kebahagian itu senantiasa tercipta di sana. 
Kondisi sekolah juga sangat aman tanpa ada sikut sana sikut sini. Berlokasi di kawasan pedesaan yang sangat asri menciptakan perasaan semakin hanyut dalam kedamaian. Sungguh aku sangat merindukan saat-saat tersebut. Sekarang ini aku bekerja di salah satu sekolah swasta di luar Jawa. Gaji memang alhamdulliah namun tetap saja sesudah dibandingan, ada hal lain yang hilang dan tidak dapat dibeli ketika aku masih menjadi guru honor. Jika aku mempunyai perjuangan sampingan saja di sana, ingin rasanya kembali menjadi guru honor walaupun honor kecil namun hati bahagia.
Share This :