Iklan

Benarkah Pendidikan Terbaik Ada Di Finlandia?

Benarkah Pendidikan Terbaik Ada Di Finlandia?
Sejak aku menjadi guru 5 tahun silam, hingga ketika ini aneka macam kurikulum telah di coba dipakai dalam pendidikan Indonesia. Salah satu hal menarik dalam setiap seminar atau workshop yang telah aku lalui yaitu banyaknya narasumber yang membanding-bandingkan sistem pendidikan Indonesia dengan luar negeri. Namun yang paling sering dibandingkan yaitu dengan sistem pendidikan di Finlandia. Benarkah pendidikan terbaik ada di Finlandia?Mengapa bukan Amerika Serikat yang kini jelas-jelas menguasai dunia?. atau Jepang yang kini sudah sejajar dengan negara barat?. Kita lihat sedikit profilnya yang aku kutip dari aneka macam sumber. Baca Juga: Tips Memilih Sekolah Anak

1. Usia Anak Sekolah
Orang renta kini di Indonesia pastinya ribut memikirkan pendidikan anaknya. Ada yang gres usia 3 tahun sudah masuk pre skul lah atau paud atau apa lah. Pokonya ada yang sudah diajarkan baca tulis hitung. Alamak, usia segitu harusnya lagi seneng-senengnya main ma ibu bapak. Di Finlandia pemerintah tetapkan batas anak sekolah itu mulai umur 7 tahun. Mereka "diwajibkan" bermain dengan sepuas-puasnya, berimajinasi, berkhayal, main bareng teman, lezat bukan?.  PR dan kiprah sangat jarang, pulang sekolah main gak usah mikirin tugas, buat aja kiprah sendiri dengan wangsit masing-masing.
2.Waktu Belajar
Di Finland sesudah 45 menit siswa mencar ilmu mereka akan istirahat selama 15 menit, alasannya otak akan lelah jikalau terus-menerus diforsir. Kaprikornus menyisipkan waktu istirahat di tengah pelajaran akan menciptakan otak rileks dan siap untuk mendapatkan kembali pelajaran. Selain itu mereka jadi tidak usang duduk di kelas terus dan lebih banyak bergerak jadi lebih bugar dan sehat.
3. Biaya ditekan
Di Indonesia sekolah-sekolah ketika ini apalagi swasta sangat mahal, tidak semua golongan keluarga sanggup masuk sekolah terbaik. Di Finland semua orang renta tidak pusing menentukan sekolah alasannya yaitu pemerintah sudah menciptakan kebijakan penyetaraan kualitas sekolah di seluruh negeri apalagi yang milik pemerintah dijamin gratis. Fasilitas ibarat makan siang, kesehatan, angkutan juga sanggup didapat secara cuma-cuma. Kalau di Indonesia sudah niscaya ada uang ada kualitas, mungkin ini yang dinamakan kapitaliskali ya?. Ada sebuah sekolah yang biaya satu siswa nya saja selama 3 tahun sama dengan harga rumah di perumahan elit atau sanggup 3 kali kuliah doktor. 
4. Kualitas Guru
Pemerintah merekrut guru tidak sembarangan alasannya yaitu semua guru sebelum mengajar wajib bergelar master. Oleh alasannya yaitu itu honor mereka dua kali lipat guru di AS. Rasio guru 1:12 dihentikan lebih alasannya yaitu untuk memastikan setiap siswa sanggup dipantau oleh guru nya. Kalau di sekolah negeri di Indonesia satu kelas aja ada yang hingga 40, ya mabok juga gurunya kali ya perhatiaan anak segitu banyaknya, ngurus anak di rumah aja udah berat.
6. Evaluasi di tangan guru sepenuhnya
Semua tangung jawab terhadap siswa sepenuhnya dipegang oleh guru jadi tidak ada sistem ujian nasional. Pemerintah berpendapat, guru lah yang paling tau kapasitas anak dan ia sendiri yang berhak tetapkan nasib anak tersebut. Pemerintah sangat percaya kepada guru-gurunya dan evaluasi terbaik yaitu evaluasi dari guru itu sendiri. Sepengetahuan aku tidak ada istilah tidak naik kelas di negara ini.  Baca Juga: Info Lowongan Guru Terbaru

pic; http://www.militanindonesia.org/images/pendidikan.jpg
Memang salah satu cara untuk melihat mana yang terbaik yaitu dengan membandingkan dengan sistem lain namun tentunya kita sebagai mahluk berpendidikan juga tidak harus menelan serta mentah-mentah data tersebut. Finland sanggup menerapkan sistem tersebut alasannya yaitu beberapa faktor diantaranya; negara tersebut mempunyai PDB yang besar dan jumlah penduduk yang relatif sedikit sehingga alokasi dana sanggup efektif dipakai beda halnya dengan Indonesia. 

Selain itu faktor historis juga juga harus dilihat, sejauhmana kita tahu negara Finland? Bagaimana dengan kita?Sejauhmana kita tahu sejarah pendidikan Indonesia?Sudah tahukah kita sepenuhnya wacana mahakarya Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?. Terjebak dalam opini-opini yang belum tentu benar justru akan menciptakan kita gampang terpancing. Ambil baik nya saja, jikalau ada buruknya tutupi dengan yang baik dari negeri ini. Guru yaitu kurikulum itu sendiri, mau sebagus apapun kurikulumnya tapi kalau guru nya tidak mau mencar ilmu ya percuma. Jika anda ingin menjadi guru yang baik dan perhatikan hal berikut:

1. Sudahkah anda buat RPP dengan baik, tanpa kopas dari internet?
2. Sudahkah anda menciptakan penemuan pembelajaran bagi siswa anda?
3. Sudahkah anda memperhatikan perkembangan "setiap" siswa anda di kelas?
4. Sudahkah anda berkolaborasi dengan rekan guru anda untuk menciptakan rencana pembelajaran esok/minggu esok?

Memang masih banyak dilema yang dihadapi pendidik Indonesia apalagi yang menyangkut kesejahteraan guru honorer. Biarlah itu menjadi kiprah pemerintah dan kalau memang tidak mau digaji rendah ya jangan jadi guru honorer ketika ini yang sistemnya masih belum terperinci (gaji sangat mengkhawatirkan gak ada standar, masih mending jadi kuli bangunan) dan menimbulkan rendahnya upah sebagai konsekuensi rendahnya kinerja di kelas. Kasihan muridnya kalau begitu. Memang sistem honorer merupakan hal yang sangat ajaib di Indonesia ketika ini. Dulu pun aku pernah mengalaminya dan bagi ukuran seorang Sarjana memang tidak pantas untuk dihargai ibarat itu dan hal ini harus secepatnya dipecahkan solusinya oleh pemerintah. Baca juga: Kelebihan Kurikulum Cambridge
Share This :