Iklan

Institusi Dibalik Globalisasi Imf, Wb Dan Wto

Institusi Dibalik Globalisasi Imf, Wb Dan Wto
Dunia terus berputar dan perkembangan peradaban juga terus bergerak dari zaman kerikil sampai zaman dunia maya menyerupai ketika ini. Globalisasi menjadi salah satu hal yang tidak sanggup dicegah dan semua insan sekarang kerasukan akan hal tersebut. Globalisasi sebetulnya ialah bahasa halus dari "neo imperialisme", dengan cara memasarkan produk demi mencari keuntungan. Pernahkah kau berfikir ketika kau membeli handphone merek tertentu, maka secara tidak pribadi kau sudah memperkaya negara lain?. Kekuatan negara-negara superpower ketika ini menyerupai USA, Jepang, Perancis dll sebetulnya ialah buah dari perluasan bisnis mereka. Ekonomi menjadi senjata ampuh ketika ini dan masa perang fisik militer sudah berlalu. Produk menjadi sebuah hal yang wajib bagi penguasa dunia. Terkait kebijakan ekonomi, negara adidaya juga mengendalikan kas-kas negara dunia ketiga dengan membangun institusi (rentenir) kelas dunia. Berikut beberapa institusi tersebut:
1. World Bank
World Bank atau Bank Dunia dibuat pasca Perang Dunia II, misinya dialihkan untuk membantu negara-negara berkembang tumbuh lebih cepat dan mengatakan standar hidup yang lebih tinggi bagi orang-orang mereka. Bank Dunia mengatakan pinjaman kepada negara berkembang untuk bendungan dan pembangkit listrik, kemudahan pelabuhan, dan proyek-proyek besar lainnya. Proyek-proyek ini dimaksudkan untuk menurunkan biaya untuk bisnis pribadi dan untuk menarik investor. Dimulai pada tahun 1968 Bank Dunia berfokus pada pinjaman murah untuk kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya dari kaum miskin di dunia. Akan tetapi sama hal dengan rentenir, bank dunia juga pastinya mengatakan dukungan dengan mengharapkan pamrih yang luar biasa bagi negara penghutang.
2. IMF
IMF (International Monetary Fund) mengatakan pinjaman sehingga negara-negara sanggup mempertahankan nilai mata uang mereka dan membayar utang luar negeri. Negara menumpuk utang luar negeri ketika mereka membeli lebih banyak (impor) dari seluruh dunia daripada yang mereka jual (ekspor) ke luar negeri. Mereka kemudian harus meminjam uang untuk membayar perbedaan, yang dikenal sebagai menyeimbangkan pembayaran mereka. Setelah bank dan lembaga lainnya tidak akan lagi meminjamkan uang mereka, mereka berpaling ke IMF untuk membantu mereka menyeimbangkan posisi pembayaran mereka dengan seluruh dunia. IMF awalnya difokuskan pada Eropa, tetapi oleh 1970-an itu berubah fokusnya ke ekonomi negara kurang berkembang. Pada awal 1980-an sejumlah besar negara-negara berkembang mengalami kesulitan pembiayaan utang luar negeri mereka. Pada tahun 1982 IMF harus menunjukkan lebih banyak pinjaman ke Meksiko, yang ketika itu masih merupakan negara berkembang, dan negara-negara Amerika Latin lainnya hanya biar mereka sanggup melunasi utang orisinil mereka.


IMF dan Bank Dunia biasanya memberlakukan kondisi tertentu untuk pinjaman dan memerlukan apa yang disebut aktivitas pembiasaan struktural dari peminjam. Program-program ini berjumlah petunjuk rinci ihwal apa yang harus dilakukan untuk membawa ekonomi mereka di bawah kontrol negara. Program didasarkan pada taktik yang disebut neoliberalisme, juga dikenal sebagai Konsensus Washington alasannya ialah kedua institusi IMF dan Bank Dunia yang berkantor sentra di Washington, DC. Strategi ini diarahkan untuk mempromosikan pasar bebas, termasuk privatisasi (penjualan off dari perusahaan pemerintah); deregulasi (menghapus hukum yang membatasi perusahaan); dan liberalisasi perdagangan (membuka pasar lokal untuk barang-barang absurd dengan menghilangkan kendala untuk ekspor dan impor). Akhirnya, taktik juga menyerukan menyusut tugas pemerintah, mengurangi pajak, dan memotong kembali pada layanan yang disediakan untuk publik.

3. WTO
pic:http://m.c.lnkd.licdn.com/
Lembaga penting globalisasi lain yang dibuat ialah World Trade Organization (WTO), yang dirintis pada 1948 pada Konferensi PBB di Havana, Cuba (PBB). Konferensi menyerukan pembentukan Organisasi Perdagangan Internasional untuk menurunkan tarif (pajak atas barang impor) dan untuk mendorong perdagangan. Meskipun pemerintahan Presiden Harry S. Truman berperan penting dalam perundingan perjanjian ini, Kongres AS menganggap hal itu sebagai pelanggaran kedaulatan Amerika dan menolak untuk meratifikasinya. Dalam ketiadaan perjanjian lain, yang dikenal sebagai Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT), muncul sebagai lembaga untuk serangkaian perundingan pada menurunkan tarif. Yang pada jadinya d sesi negosiasi, yang dikenal sebagai Putaran Uruguay, didirikan WTO, yang mulai beroperasi pada tahun 1995. Sejak pembentukannya, WTO telah meningkatkan lingkup perjanjian perdagangan. perjanjian tersebut tidak lagi hanya melibatkan perdagangan produk manufaktur. perjanjian hari melibatkan jasa, investasi, dan proteksi hak kekayaan intelektual, menyerupai hak paten dan hak cipta. Amerika Serikat mendapatkan lebih dari setengah pendapatan internasional dari paten dan royalti untuk penggunaan bahan berhak cipta.

Bagaimana?, itulah rentenir kelas dunia yang menyebabkan negara-negara berkembang menyerupai Indonesia terus merana.
Share This :