Iklan

Iqra Sebagai Landasan Pembelajaran Saintifik

Iqra Sebagai Landasan Pembelajaran Saintifik
Kegiatan pembelajaran harus sanggup mendukung tumbuh kembangnya eksklusif siswa
yang pada balasannya akan mempunyai kecakapan hidup atau life skill. Setiap individu akan mengalami kehidupan yang sehat mentalnya jikalau merampungkan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Salah satu kiprah perkembangan yang semenjak usia dini harus diketahui oleh individu ialah pemahaman akan konsep-konsep sederhana perihal fenomena alam dan fenomena sosial. Implikasi dari kiprah dan perkembangan ini terhadap pendidikan ialah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan perlu disusun sebuah struktur kurikulum yang muatannya sanggup memfasilitasi perkembangan kemampuan anak untuk memahami kehidupan sosial dan alam dimana ia tinggal.Sekolah di Indonesia perlu menyebarkan kurikulum yang bisa menciptakan anak menjadi ketagihan berguru (addicted learning).

Indonesia telah mengalami banyak sekali macam perubahan kurikulum pendidikan dari masa ke masa alasannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat. Metode-metode pembelajaran dan desain materi pelajaran di sekolah-sekolah semakin bervariasi dari waktu ke waktu. Saat ini kurikulum pendidikan di Indonesia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Nasional (2013) sebagai penyempurnaan dari KTSP. Kurikulum Nasional dirancang dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajarannya sehingga siswa diarahkan untuk menemukan sendiri (inquiry) permasalahan dan solusi dari masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka. Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak berguru sendiri, menyebarkan kreativitas dalam masalah. Siswa bukan lagi dianggap sebagai mahluk kosong yang siap diisi materi-materi yang berasal dari guru sebagai penyampai ilmu. Dalam hal ini ada perubahan dari paradigma teacher centered menuju student centered. Peranan guru dalam pembelajaran sejatinya ialah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru ialah menentukan duduk kasus yang perlu disampaikan di kelas dan dipecahkan bersama-sama. Tugas guru selanjutnya ialah menyediakan sumber berguru bagi siswa untuk memecahkan duduk kasus tersebut.


Pembelajaran saintifik bahu-membahu sudah menjadi dasar filosofi pembelajaran dalam Islam semenjak malaikat Jibril memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Metode inilah yang bahu-membahu menjadi diam-diam munculnya cendekiawan-cendekiawan muslim terkemuka pada era pertengahan menyerupai Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Biruni dan masih banyak lainnya. Hakikat pembelajaran intinya ialah “iqra”. Iqra merupakan suatu perintah (wahyu) yang disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Jibril kala itu menyampaikan kata “iqra” kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak empat kali. Jika ditelaah secara mendalam maka empat kata “iqra” yang disampaikan Jibril pertanda suatu tingkatan cara memperoleh ilmu atau pengetahuan.
1.    Iqra yang pertama ialah How to read?
Iqra yang pertama ini ialah tahapan pertama dari dimulainya pencarian ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran maka insan akan mencari hal/fenomena apa yang harus dipecahkan. Proses ini berawal dari mengamati objek-objek di lingkungan sekitar menggunakan panca indera.
2.    Iqra yang kedua ialah How to learn?
Iqra yang kedua ialah bagaimana pendekatan kita dalam melihat objek/gejala/fenomena tersebut dari banyak sekali disiplin ilmu. Disinilah diharapkan literasi yang besar lengan berkuasa untuk menunjang banyak sekali macam pendekatan yang dipakai untuk mengatasi duduk kasus tersebut.
3.    Iqra yang ketiga ialah How to understand?
Iqra yang ketiga menggambarkan bagaimana insan memahami  lebih dalam perihal fenomena/objek di alam semesta ini sehingga nantinya muncullah kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari daypikir kebijaksanaan dan nalar manusia.
4.    Iqra yang keempat ialah How to meditate?
Iqra yang terakhir ialah tahapan tertinggi dari pembelajaran yaitu bagaimana menghayati atau merenungi keberadaan objek/fenomena di alam semesta sebagai bab dari anugerah Allah SWT. Semua pencapaian dari pembelajaran tidak lain ialah untuk kembali kepada Allah SWT sebagai pemilik ilmu.

Kesimpulannya ialah pembelajaran saintifik intinya sudah ada semenjak Alquran diturunkan pertama kali. Kurikulum 2013 atau Kurikulum Nasional yang berlandaskan pendekatan saintifik sangat baik sekali dalam upaya peningkatan proses pembelajaran di Indonesia. Hal yang harus diperhatikan ialah semua tenaga pendidik dan siswa harus memahami dengan benar perihal empat tingkatan “iqra” dalam proses pembelajaran. Tanpa memahami konsep tersebut maka hasil dari pembelajaran nantinya ialah manusia-manusia pandai tapi brengsek kelakuannya menyerupai korupsi, penipuan, penggelapan dana dan lainnya. Maka dari itu siswa-siswi GIBS perlu memahami dengan benar perihal makna “iqra” yang bahu-membahu dalam acara pembelajaran biar nantinya mereka menjadi manusia-manusia yang tangguh secara fisik dan mental.

Gambar:
Share This :