Iklan

Pengertian Masa Klasik Beserta Sejarahnya Lengkap

Pengertian Masa Klasik Beserta Sejarahnya Lengkap
Klasik kuno (juga disebut Era klasik, Periode Klasik atau Zaman Klasik) yaitu periode panjang sejarah budaya yang berpusat di Laut Tengah, yang terdiri dari peradaban saling terkait dari Yunani kuno dan Romawi kuno, yang secara kolektif dikenal sebagai dunia Yunani-Romawi.

Parthenon yaitu salah satu simbol paling ikonik dari era klasik, yang mencontohkan budaya Yunani kuno.

Ini yaitu periode di mana masyarakat Yunani dan Romawi berkembang dan mempunyai efek besar di seluruh Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat.

Secara konvensional, era klasik dimulai dengan puisi Epik Yunani paling awal yang tercatat, Homer (abad ke 8 - 7 SM), dan berlanjut hingga munculnya Kekristenan dan keruntuhan Kekaisaran Romawi (abad ke-5). Era klasik diakhiri dengan pembubaran budaya klasik pada final Antikuitas (300-600), menyatu dengan Abad Pertengahan Awal (600–1000).

Antikuitas klasik juga sanggup merujuk pada visi yang diidealkan di antara orang-orang dari apa yang ada, dalam kata-kata Edgar Allan Poe , "keagungan yaitu Yunani, dan kemegahan yaitu Roma."

Budaya Yunani kuno, bersama dengan beberapa efek dari Timur Dekat kuno, yaitu dasar dari seni, filsafat, masyarakat, dan impian pendidikan, hingga periode kekaisaran Romawi.

Bangsa Romawi mempertahankan, menggandakan dan menyebarkan visi ini ke seluruh Eropa hingga mereka bisa bersaing secara kompetitif dengan kebudayaan Yunani, alasannya yaitu bahasa Latin telah tersebar luas dan dunia klasik menjadi bilingual, Yunani dan Latin.

Yayasan budaya Yunani-Romawi ini telah sangat kuat pada bahasa, politik, hukum, sistem pendidikan, filsafat, sains, peperangan, puisi, historiografi, etika, retorika, seni dan arsitektur dunia modern.

Dari fragmen-fragmen kuno klasik yang masih bertahan, sebuah gerakan kebangkitan secara sedikit demi sedikit terbentuk dari kurun ke-14 dan seterusnya yang kemudian dikenal di Eropa sebagai Renaisans.


Periode Arkais (sekitar 8 hingga 6 kurun SM)

Periode awal antikuitas klasik terjadi sebelum munculnya kembali sumber-sumber sejarah yang hilang sesudah runtuhnya Zaman Perunggu.

Abad 8 dan 7 SM sebagian besar masih dalam periode proto-sejarah, dengan prasasti karakter paling awal Yunani muncul di paruh pertama kurun ke-8. Homer biasanya diasumsikan telah hidup di kurun ke-8 atau 7 SM, dan masa hidupnya sering dianggap sebagai awal dari zaman klasik. Bersamaan dengan periode yang sama dalam pembentukan Olimpiade Kuno, pada 776 SM (tanggal tradisional).

Fenisia dan Kartago
Fenisia awalnya berkembang dari pelabuhan Kanaan, pada kurun ke-8 yang mendominasi perdagangan di Mediterania. Kartago didirikan pada 814 SM, dan pada tahun 700 SM mereka telah mendirikan benteng kuat di Sisilia, Italia dan Sardinia, yang membuat konflik dengan Etruria.

Yunani
Periode Arkais mengikuti Zaman Kegelapan Yunani dengan kemajuan signifikan dalam teori politik, dan kebangkitan demokrasi, filsafat, teater, puisi serta revitalisasi bahasa tertulis (yang telah hilang selama Abad Kegelapan).

Dalam tembikar, periode Arkais telah mengembangkan gaya Orientalizing, yang membuktikan pergeseran dari gaya Geometris Abad Kegelapan dan efek akumulasi yang berasal dari Mesir, Fenisia dan Suriah.

Gaya tembikar yang terkait dengan bab final dari zaman Arkeologi yaitu tembikar sosok hitam (black-figure), yang berasal dari Korintus selama kurun ke-7 SM dan penggantinya, gaya sosok merah (red-figure style), yang dikembangkan oleh Pelukis Andokides pada sekitar 530 SM.

Zaman Besi Italia
Etruria telah menetapkan kontrol politik di wilayah Itali Utara pada final kurun ke-7 SM, yang membentuk elit aristokratis dan monarkis. Etruria sepertinya kehilangan kekuasaan di kawasan itu pada final kurun ke-6 SM, dan pada titik ini, suku-suku Itali menemukan kembali pemerintahan mereka dengan membuat republik, dengan pengekangan yang jauh lebih besar pada kemampuan penguasa untuk menjalankan kekuasaan.

Kerajaan Romawi
Menurut legenda, Roma didirikan pada 21 April 753 SM oleh keturunan kembar pangeran Trojan Aeneas, Romulus dan Remus. Karena kota itu kekurangan banyak perempuan, legenda menyampaikan bahwa orang-orang Latin mengundang Sabine ke bazar dan mencuri gadis-gadis yang belum menikah, yang mengarah ke integrasi orang-orang Latin dan Sabine.

Bukti arkeologi memang memperlihatkan jejak pertama penyelesaian di Forum Romawi pada pertengahan kurun ke-8 SM, meskipun permukiman di Bukit Palatine mungkin berasal dari kurun ke-10 SM.

Raja Romawi yang ketujuh dan terakhir yaitu Tarquinius Superbus. Sebagai putra Tarquinius Priscus dan menantu laki-laki dari Servius Tullius, Superbus yaitu keturunan Etruria. Pada masa pemerintahannya Etruria mencapai puncak kekuasaan mereka.

Superbus menyingkirkan dan menghancurkan semua kuil Sabine dan altar dari Batu Tarpeian, yang membuat murka orang-orang Roma. Orang-orang berkeberatan dengan kekuasaannya ketika ia gagal mengenali pelecehan seksual Lucretia, seorang Patricia-Roma, di tangan putranya sendiri.

Saudara laki-laki Lucretia, Lucius Junius Brutus (leluhur Marcus Brutus), memanggil Senat dan jadinya Superbus dikeluarkan dari Roma pada tahun 510 SM. Setelah pengusiran Superbus, Senat menentukan untuk tidak pernah lagi mengizinkan pemerintahan seorang Raja dan mereformasi Roma menjadi sebuah pemerintahan republik pada 509 SM.

Sebenarnya bahasa Latin "Rex" yang berarti Raja menjadi kata yang kotor dan dibenci di seluruh Republik, kemudian di Kekaisaran.


Yunani Klasik (abad ke-5 hingga ke-4 SM)

Periode Yunani klasik Kuno berafiliasi dengan sebagian besar kurun ke-5 dan ke-4 SM, khususnya, dari runtuhnya tirani Athena pada tahun 510 SM hingga janjkematian Alexander Agung pada tahun 323 SM. Pada tahun 510, pasukan Sparta membantu orang Atena menggulingkan tiran Hippias, putra Peisistratos.

Peperangan Yunani-Persia (499–449 SM), disimpulkan oleh Perdamaian Callias memberi jalan tidak hanya untuk pembebasan Yunani, Makedonia, Trakia, dan Ionia dari kekuasaan Persia, tetapi juga menghasilkan posisi mayoritas Athena dalam Liga Delos, yang menyebabkan konflik dengan Sparta dan Liga Peloponnesia, menghasilkan Perang Peloponnesia (431–404 SM), yang berakhir dengan kemenangan Sparta.

Yunani memasuki kurun ke-4 di bawah hegemoni Sparta. Tetapi pada tahun 395 SM para penguasa Sparta menyingkirkan Lysander dari jabatannya, dan Sparta kehilangan supremasi angkatan lautnya.

Athena, Argos, Thebes, dan Korintus, dua yang terakhir dulunya yaitu sekutu Sparta, menantang dominasi Sparta dalam Perang Korintus, yang berakhir secara inkonklusif pada 387 SM.

Kemudian, pada 371 SM, jenderal Thebes Epaminondas dan Pelopidas memenangkan Pertempuran Leuctra. Hasil dari pertempuran ini yaitu berakhirnya supremasi Sparta dan pembentukan hegemoni Thebes. Thebes berusaha mempertahankan posisinya hingga jadinya dikalahkan oleh kekuatan kebangkitan Makedonia pada 346 SM.

Di bawah kekuasaan Philip II, (359–336 SM), Makedonia meluas ke wilayah orang-orang Paunia, Trakia, dan Illyria. Putra Philip, Alexander Agung, (356–323 SM) secara singkat berhasil memperluas kekuasaan Makedonia bukan hanya atas negara-negara sentra Yunani, tetapi juga ke Kekaisaran Persia, termasuk Mesir dan negeri-negeri di timur jauh menyerupai pinggiran India. Periode klasik secara konvensional berakhir pada janjkematian Alexander Agung pada 323 SM dan fragmentasi kerajaannya, yang ketika ini dibagi antara Diadochi.


Periode Helenistik (323 SM hingga 146 SM)

Yunani Klasik memasuki periode Helenistik dengan munculnya Makedonia dan penaklukan Alexander Agung. Yunani menjadi lingua franca jauh di luar Yunani itu sendiri, dan budaya Helenistik berinteraksi dengan budaya Persia, Asia Tengah, India dan Mesir. Kemajuan signifikan dibentuk dalam sains (geografi, astronomi, matematika, dll.), Terutama dengan pengikut Aristoteles (Aristotelianisme).

Periode Helenistik berakhir dengan munculnya Republik Romawi, kekuatan super-regional pada kurun ke-2 SM dan penaklukan Romawi atas Yunani pada 146 SM.


Republik Romawi (abad ke-5 hingga kurun ke-1 SM)

Periode Republik Romawi Kuno dimulai dengan penggulingan sistem Monarki sekitar 509 SM dan berlangsung lebih dari 450 tahun hingga subversi, melalui serangkaian perang saudara, ke dalam bentuk Pemerintahan Utama dan periode Kekaisaran.

Selama setengah milenium Republik, Romawi bangun dari kekuatan regional Latium menjadi kekuatan mayoritas di Italia dan di luarnya. Penyatuan Italia di bawah hegemoni Romawi yaitu proses bertahap, yang membawa serangkaian konflik pada kurun ke-4 dan ke-3, Perang Samnite, Perang Latin, dan Perang Pyrrhus.

Kemenangan Romawi dalam Perang Punis dan Perang Makedonia membangun Romawi sebagai kekuatan super-regional pada kurun ke-2 SM, diikuti oleh akuisisi Yunani dan Asia Kecil. Peningkatan kekuatan yang luar biasa ini disertai oleh ketidakstabilan ekonomi dan keresahan sosial, yang mengarah pada konspirasi Catiline, Perang Sosial dan Triumvirat Pertama, dan jadinya menuju ke Kekaisaran Romawi di paruh kedua kurun ke-1 SM.


Kekaisaran Romawi (abad ke-1 SM hingga kurun ke-5)

Menentukan final yang sempurna dari Republik yaitu kiprah perselisihan oleh sejarawan modern; Warga negara Romawi pada waktu itu tidak mengakui bahwa Republik telah lenyap.

" Kaisar " Julio-Claudia awal mempertahankan bahwa res publica masih ada, meskipun di bawah dukungan kekuatan luar biasa mereka, dan jadinya akan kembali ke bentuk penuh Republik  Negara Romawi terus menyebut dirinya sebagai res publica selama mereka terus memakai bahasa Latin sebagai bahasa resminya.

Roma memperoleh karakter kekaisaran de facto dari tahun 130-an SM dengan akuisisi Cisalpine Gaul, Illyria, Yunani dan Hispania, dan niscaya dengan penambahan Iudaea, Asia Kecil dan Gaul pada kurun ke-1 SM. Pada ketika ekspansi kekaisaran yang paling luas di bawah kekuasaan Trajan (117 M), Romawi mengendalikan seluruh Mediterania serta Gaul, bab dari Germania dan Britannia, Balkan, Dacia, Asia Kecil, Kaukasus dan Mesopotamia .

Secara kultural, Kekaisaran Romawi secara signifikan dimonenisasi, tetapi juga melihat munculnya tradisi "timur" yang sinkronis, menyerupai Mithraisme , Gnostisisme, dan yang paling populer yaitu Kekristenan. Kekaisaran mulai menurun dalam krisis kurun ketiga.

Meskipun kadang kala dibandingkan dengan Yunani klasik, Roma klasik mempunyai perbedaan besar dalam kehidupan keluarga mereka. Para ayah mempunyai kekuatan besar atas bawah umur mereka, dan suami atas istri mereka, dan tindakan-tindakan ini biasanya dibandingkan dengan pemilik budak.

Bahkan kata keluarga, "famiglia" dalam bahasa Italia, sesungguhnya merujuk pada mereka yang berada di bawah wewenang seorang kepala rumah tangga laki-laki. Ini termasuk anggota yang tidak terkait menyerupai budak dan pembantu.

Agak kontradiktif, janji nikah dipandang sebagai sesuatu di mana laki-laki dan perempuan saling setia dan membuatkan hal-hal kecil menyerupai minat, dan lebih intens sebagai properti.  Perceraian pertama kali diizinkan pada kurun pertama SM dan sanggup dilakukan oleh laki-laki atau wanita.


Antikuitas Akhir (abad ke 4 hingga 7)

Antikuitas Akhir sanggup dilihat dari munculnya Kekristenan di bawah Konstantinus I, jadinya mengusir kultus kekaisaran Romawi dengan dekret Theodosian dari 393.

Invasi berturut-turut suku Jerman menghaluskan penurunan Kekaisaran Romawi Barat pada kurun ke-5, sementara Kekaisaran Romawi Timur bertahan selama Abad Pertengahan, dalam sebuah negara yang disebut Kekaisaran Romawi oleh warganya, dan diberi label Kekaisaran Bizantium oleh para sejarawan.

Filsafat Helenistik digantikan oleh perkembangan lanjutan dalam Platonisme dan Epikurosisme, dengan Neoplatonisme pada waktunya mempengaruhi teologi para Bapa Gereja.

Banyak orang telah mencoba untuk menetapkan tanggal tertentu pada "akhir" simbolik zaman kuno dengan tanggal yang paling menonjol yaitu keruntuhan Kaisar Romawi Barat  terakhir pada tahun 476, penutupan Akademi Platonik terakhir di Athena oleh Kaisar Romawi Timur Justinian I pada tahun 529, dan penaklukan banyak orang Mediterania oleh kaum Muslim gres dari 634-718.

Penaklukan Muslim ini, dari Suriah (637), Mesir (639), Siprus (654), Afrika Utara (665), Hispania (718), Selatan Gaul (720), Kreta (820), dan Sisilia (827), Malta (870) dan pengepungan ibukota Romawi Timur, Pengepungan Pertama Arab Konstantinopel (674–78) dan Pengepungan Arab Kedua Konstantinopel (717–18) ) menetapkan relasi ekonomi, budaya, dan politik yang secara tradisional disatukan oleh budaya klasik di sekitar Mediterania, mengakhiri zaman kuno.

Kaisar Romawi Timur terakhir memakai bahasa Latin sebagai bahasa istananya di Konstantinopel yaitu kaisar Maurice, yang memerintah hingga tahun 602. Penggulingan Maurice oleh pasukan Danube-nya di bawah kepemimpinan Phocas menghasilkan invasi Slavik terhadap Balkan dan penurunan budaya urban Balkan dan Yunani, dan juga memprovokasi Perang Byzantine–Sasanian 602–628 di mana semua kota besar di timur kecuali Konstantinopel hilang.

Gejolak yang dihasilkan tidak berakhir hingga penaklukan Muslim pada kurun ke-7 menyelesaikan kehilangan permanen semua kota kekaisaran Romawi Timur terbesar selain ibukota itu sendiri. Kaisar Heraclius di Konstantinopel, yang muncul selama periode ini, memimpin istananya dalam bahasa Yunani, bukan Latin, meskipun bahasa Yunani selalu merupakan bahasa administratif di wilayah Romawi timur.

Ibukota Kekaisaran Romawi Timur dari Konstantinopel dibiarkan sebagai satu-satunya sentra kota besar yang belum pernah ditaklukkan dari kekaisaran Romawi yang asli, dan juga merupakan kota terbesar di Eropa.

Selama milenium berikutnya budaya Romawi di kota itu perlahan berubah, memimpin sejarawan modern untuk menyebutnya dengan nama baru, Bizantium, meskipun banyak buku klasik, patung, dan teknologi bertahan di sana bersama dengan kuliner Romawi klasik dan tradisi ilmiah, juga menjadi Abad Pertengahan, ketika banyak dari itu "ditemukan kembali".

Memang, penduduk Konstantinopel terus menyebut diri mereka sebagai orang Romawi, menyerupai halnya penakluk mereka pada tahun 1453, Utsmani.

Beasiswa dan budaya klasik yang masih dipertahankan di Konstantinopel dibawa oleh para pengungsi yang melarikan diri dari penaklukannya pada tahun 1453 dan membantu memicu Renaisans.

Pada akhirnya, itu yaitu perubahan yang lambat, rumit, dan lulus dalam struktur sosial ekonomi dalam sejarah Eropa yang menyebabkan peralihan antara Antikuitas Klasik dan Medieval Society dan tidak ada tanggal spesifik yang memperlihatkan hal itu.


Revivalisme

Penghormatan terhadap orang-orang Yunani kuno dan Roma mempengaruhi politik, filsafat, patung, sastra, teater, pendidikan, arsitektur, dan bahkan seksualitas.

Politik
Dalam politik, konsepsi Romawi kuno wacana Kekaisaran sebagai sebuah negara universal, yang dipimpin oleh satu penguasa tertinggi yang ditunjuk oleh Tuhan, yang disatukan dengan agama Kristen sebagai agama universal yang juga dipimpin oleh seorang patriarki tertinggi, terbukti sangat berpengaruh, bahkan sesudah hilangnya otoritas kekaisaran di Barat.

Model itu terus ada di Konstantinopel untuk keseluruhan Abad Pertengahan; Kaisar Bizantium dianggap sebagai penguasa seluruh dunia Kristen. Patriarki Konstantinopel yaitu ulama dengan peringkat tertinggi Kekaisaran, tetapi ia yaitu bawahan Kaisar, yang merupakan "Pimpinan Tuhan di Bumi". Bizantium berbahasa Yunani dan keturunan mereka terus menyebut diri mereka "Romawi" hingga terciptanya negara Yunani gres pada tahun 1832.

Terlepas dari kenyataan bahwa otoritas sekuler Romawi Barat lenyap seluruhnya di Eropa, itu masih meninggalkan jejak. Kepausan dan Gereja Kristen secara khusus mempertahankan bahasa Latin, budaya dan literasi mereka selama berabad-abad; hingga hari ini para paus disebut Pontifex Maximus yang pada periode klasik yaitu gelar milik Kaisar, dan Susunan Ideal Kristen membawa warisan peradaban Eropa yang bersatu bahkan sesudah persatuan politiknya lenyap.

Gagasan Renaisans bahwa kebajikan Romawi klasik telah hilang di bawah kurun pertengahan sangat kuat dalam politik Eropa pada kurun ke-18 dan ke-19.  Penghormatan untuk republikanisme Romawi kuat di antara para Founding Fathers di Amerika Serikat dan para revolusioner Amerika Latin ; Amerika menggambarkan pemerintahan gres mereka sebagai republik (dari res publica) dan memberikannya Senat dan Presiden (istilah Latin lain), daripada memakai istilah-istilah bahasa Inggris yang tersedia menyerupai commonwealth atau parliament.

Demikian pula di Perancis Revolusioner dan Napoleonik, republikanisme dan kebajikan Romawi ditegakkan oleh negara, menyerupai yang sanggup dilihat dalam arsitektur Panthéon, Arc de Triomphe, dan lukisan-lukisan Jacques-Louis David. Selama revolusi, Prancis sendiri mengikuti transisi dari kerajaan ke republik ke kediktatoran ke Kekaisaran yang telah dialami Roma selama berabad-abad sebelumnya.

Budaya
Puisi epik dalam bahasa Latin terus ditulis dan diedarkan dengan baik selama kurun ke-19. John Milton dan bahkan Arthur Rimbaud menerima pendidikan puitis pertama mereka dalam bahasa Latin. Genre-genre menyerupai puisi epik, syair pastoral, dan penggunaan karakter dan tema tanpa final dari mitologi Yunani meninggalkan tanda mendalam pada sastra Dunia Barat.

Dalam arsitektur, ada beberapa bangunan Rohani Yunani, yang tampak lebih terinspirasi dalam retrospeksi oleh arsitektur Romawi daripada Yunani. Washington, DC  dipenuhi dengan bangunan-bangunan marmer besar dengan fasad yang dibentuk semoga terlihat menyerupai kuil-kuil Romawi, dengan kolom-kolom yang dibangun dalam rangka arsitektur klasik.

Dalam filsafat, upaya St Thomas Aquinas sebagian besar berasal dari anutan Aristoteles, meskipun ada perubahan agama yang mengintervensi dari Hellenic Polytheism ke Kristen. Otoritas Yunani dan Romawi menyerupai Hippocrates dan Galen membentuk fondasi praktik kedokteran bahkan lebih usang daripada anutan Yunani yang berlaku dalam filsafat.

Share This :