Iklan

Pengertian Tulang Keras (Osteon)

Pengertian Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras atau osteon (haversia) yakni unit fungsional fundamental dari banyak tulang yang padat. Osteon yakni struktur silinder bernafsu yang biasanya berukuran beberapa milimeter dan berdiameter sekitar 0,2 mm. Mereka hadir di banyak tulang dari sebagian besar mamalia dan beberapa spesies burung, reptil, dan amfibi.

 yakni unit fungsional fundamental dari banyak tulang yang padat Pengertian Tulang Keras (Osteon)
Osteon


Struktur

Setiap osteon terdiri dari lapisan konsentris, atau lamellae, dari jaringan tulang kompak yang mengelilingi saluran pusat, saluran haversia. Kanal haversia mengandung suplai darah tulang.

Setiap saluran haversia dikelilingi oleh jumlah yang bervariasi (5-20) dari lamella matriks tulang yang tersusun secara konsentris. Di akrab permukaan tulang yang padat, lamellae disusun sejajar dengan permukaan; ini disebut lamellae melingkar.

Beberapa osteoblas menjelma osteosit, masing-masing hidup dalam ruang kecilnya sendiri, atau lakuna. Osteosit melaksanakan kontak dengan rekan-rekan mereka melalui jaringan saluran transversal kecil, atau kanalikuli. Jaringan ini memfasilitasi pertukaran nutrisi dan limbah metabolik.

Serat kolagen dalam lamella tertentu berjalan sejajar satu sama lain, tetapi orientasi serat kolagen dalam lamellae lainnya yakni oblique. Kepadatan serat kolagen paling rendah pada sambungan antara lamellae, menjelaskan penampilan mikroskopis khas dari bab transversa osteon. Ruang antara osteon ditempati oleh lamella interstisial, yang merupakan sisa-sisa osteon yang diserap sebagian selama proses remodeling tulang.

Osteon terhubung satu sama lain dan periosteum oleh saluran miring yang disebut saluran Volkmann atau saluran perforasi.


Aplikasi Investigasi

Dalam penelitian bioarkaeologi dan penyelidikan forensik, osteon dalam fragmen tulang sanggup dipakai untuk memilih jenis kelamin individu dan usia, serta aspek taksonomi, makanan, kesehatan dan sejarah motorik.

Osteon dan pengaturannya bervariasi sesuai dengan takson, sehingga genus dan kadang kala spesies sanggup dibedakan dengan memakai fragmen tulang yang tidak sanggup diidentifikasi.

Namun, ada variabilitas yang cukup besar di antara tulang tulang yang berbeda, dan fitur dari beberapa osteon fauna tumpang tindih dengan osteon manusia; Oleh alasannya itu, investigasi osteon bukan penggunaan utama dalam analisis sisa-sisa osteologis.

Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi osteohistologi mempunyai potensi untuk secara konkret menghipnotis studi dalam bidang bioarkeologi, paleontologi dan penyelidikan forensik.

Dalam beberapa dekade terakhir, studi osteohistologi fosil dinosaurus telah dipakai untuk mengatasi sejumlah masalah, menyerupai periodisitas pertumbuhan dinosaurus dan apakah itu seragam di seluruh spesies dan pertanyaan apakah dinosaurus berdarah panas atau tidak.
Share This :