Iklan

Teknik Apersepsi Di Kelas Pembangkit Minat Berguru Siswa

Teknik Apersepsi Di Kelas Pembangkit Minat Berguru Siswa
Bapak/Ibu guru tentunya sudah familiar dengan istilah "apersepsi" dikala acara berguru mengajar berlangsung. Apersepsi pada prinsipnya ialah acara pendahuluan/pembuka pelajaran dengan tujuan untuk membangkitkan minat berguru siswa. Selama berprofesi menjadi guru saya telah beberapa ikut pelatihan-pelatihan perihal teknik-teknik mengajar dan memang acara pembuka/apersepsi merupakan acara penting dalam KBM dan seringkali banyak guru yang tidak sempurna dalam menentukan metode pembuka kelas.

Pemilihan metode yang salah tersebut membuat siswa tidak terangsang untuk berguru dan curiosity (kemauan dari dalam diri untuk mencari ilmu) mereka sangat rendah. Saya banyak searching di situs-situs luar negeri dan mendapat beberapa teladan apersepsi yang bisa membangkitkan minat berguru mereka. Apersepsi sebisa mungkin harus mengandung makna kontekstual artinya diawali dari pengalaman siswa, atau siswa terlibat dalam acara pembuka pembelajaran sesudah itu gres guru mengarahkan bahan pelajaran kepada hal-hal yang bersifat konsep. Artinya pola acara pembuka pelajaran di kelas ialah mirip ini

Beberapa guru termasuk saya pada awalnya seringkali dikala masuk kelas akan melaksanakan acara berikut:
1. Menyapa siswa
2. Mengabsen
3. Menunjukkan indikator berguru dengan pertanyaan
# Anak-anak jadi pada kesempatan/pertemuan kali ini kita akan berguru tentang....bla...bla...bla?
# Ada yang tahu apa itu...bla..bla...bla?
# Anak-anak coba buka buku/lks halaman....bla..bla..bla?
Kegiatan 3 banyak sekali dilakukan oleh guru-guru dan metode tersebut sangtlah klasikal dan belum kontekstual dan menggugah curiosity siswa. Dalam banyak sekali pembinaan saya banyak mendapat masukan perihal cara membuka kelas dengan pendekatan berbeda tidak klasikal dan sangat baik untuk meningkatkan curiosity siswa. 
Ada beberapa cara yang sanggup Bapak/Ibu lakukan untuk membuka pelajaran dengan menarik diantaranya:
1. Checking knowledge
Checking knowledge ialah acara mengecek pemahaman bahan pelajaran siswa pada bahan sebelumnya. Saat masuk kelas guru bisa eksklusif mengecek pemahaman bahan terutama pada siswa yang tergolong kategori di bawah rata-rata. Jika siswa tersebut lambat untuk menjawab soal yang diberikan guru maka dikatakan siswa tersebut belum paham, namun bila siswa cepat dalam menjawab pertanyaan guru maka ia bisa dikatakan paham.
2. Introducing Idea
Introducing idea adalah membangun inspirasi atau permasalahan awal sebelum acara dimulai. Misalkan dikala pelajaran sosiologi akan membahas CARA PENYELESAIAN KONFLIK. Maka yang diperlukan pertamakali ialah membuat konflik itu sendiri di kelas. Guru bisa membuat skenario konflik/pertengkaran diantara beberapa siswa. Siswa lain diminta mengamati kemudian sesudah itu guru bertanya bagaimana cara mengatasi masalah mirip yang terjadi pada temannya.
3. Analogy thinking
Analogy thinking adalah mengaitkansebuah fenomena dengan bahan yang akan dipelajari. Contoh yang pernah saya lakukan dikala mempelajari perihal Proyeksi Peta. Ketika masuk kelas yang membawa sebuah jeruk dengan skenario sebagai berikut:
# Anak-anak saya membawa sesuatu, bisa dilihat apa yang bapak bawa? (anak-anak niscaya menjawab jeruk)
# Apa yang kira-kira akan bapak lakukan dengan jeruk ini? (jawaban bawah umur niscaya banyak)
# Coba (sebut nama) maju ke depan, bisa tidak kau kupas jeruk ini?Isinya boleh kau makan.
Setelah itu guru membawa kulit jeruk yang telah dikupas siswa, dan merentangkan kulit jeruk tersebut di depan siswa. Setelah itu guru bertanya:
# Anak-anak bisa lihat apa yang terjadi pada kulit jeruk ini sesudah direntangkan?
Biarkan bawah umur menjawab, hingga ada yang menjawab:
# Ada robekan atau sobekan kulit jeruknya tidak rata, pak!
Guru kemudian menggiring siswa ke indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran hari ini:
# Nah, dari percobaan tadi sanggup dilihat bahwa kulit jeruk yang diibaratkan permukaan bumi dikala dikupas dan dijadikan datar maka akan ada robekan sehingga permukaannya tidak teratur.
# Dalam peta maka diperlukan sebuah teknik untuk membuat robekan tersebut menjadi tidak ada atau diminalisir sekecil mungkin dan itulah yang dinamakan PROYEKSI PETA.
Setelah itu guru sanggup menuju acara inti mirip dengan membuat kerja kelompok diskusi. Intinya ialah acara berguru yang membawa siswa dalam pengalaman melihat dan menuntaskan masalah tersebut.

Dalam acara pembuka KBM, kalau anda bisa memakai ketiga model tersebut maka akan sangat cantik sekali namun memang akan sangat sulit dan perlu pemikiran ekstra untuk menemukan empat hal tersebut dalam acara pembuka. Kaprikornus kalau anda menentukan satu saja atau memakai dua dari empat metode di atas sudah sangat  bagus. Memang merubah paradigma pembelajaran klasik ke kontekstual membutuhkan ekstra tenaga dan pemikiran. Guru dituntut untuk lebih banyak membaca literasi dan berdiskusi sesama guru untuk menemukan ide-ide baru. Selamat mendidik.
INFO UPDATE BUAT GURU GEOGRAFI SMA
Mau pesan buku paket geografi Sekolah Menengan Atas Kelas X, XI dan XII karya saya (Mr. Agnas Setiawan)???
CEK DISINI (Cetakan pertama, stok terbatas)
Mau cari bimbel online yang fleksibel, murah dan berkualitas?
Share This :