Iklan

Seberapa Pentingkah Geografi?

Seberapa Pentingkah Geografi?
Pertanyaan di judul postingan ini memang agak tidak mengecewakan berat untuk dijawab, namun saya akn coba jelaskan kaitan geografi dengan sisi ekonomi suatu wilayah atau negara. Kondisi fisik alamiah sangat memengaruhi prospek pembangunan negara. Contohnya ialah intensifikasi di daerah-daerah dengan kondisi agroekologis alamiah yang baik akan menghasilkan surplus yang sanggup dialihkan ke banyak sekali fungsi yang lain secara produktif. Akan tetapi aset ini tidak terdistribusi secara merata. Sebagaimana dikatakan Landes (1998) yaitu "Alam ibarat halnya hidup itu tidak adil, apa yang diberikannya tidak merata". Para peneliti telah menemukan adanya kekerabatan besar lengan berkuasa antara output ekonomi dengan karakteristik geografi. Regresi sederhana kepadatan output (PDB per km persegi) atas variabel-varibel geografis ibarat suhu tahunan rata-rata, curah hujan rata-rata, ketinggian rata-rata, kecuraman tanah, kategori lahan dan jarak dari garis pantai menjelaskan 91% dari variabilitas dalam kepadatan produksi ekonomi. 
Analisis yang sama menjelaskan perbedaan sebesar 20% dalam output per kaitan antara Afrika tropis dan kawasan-kawasan industri dan 12% antara Afrika tropis dan daerah tropis lain. Iklim juga berinteraksi dengan faktor lain ibarat penyakit. Penyakit yang menular lewat organisme sangat banyak ditemui di negara-negara tropis yang sanggup mengurangi produktifitas. Malaria diperkirakan telah menimbulkan kurang lebih 1 juta simpulan hayat dan lebih dari 200 juta bencana klinis di Afrika setiap tahunnya. Faktor-faktor geografis murni lain ibarat tak bergaris pantai, yang memangkas separuh persentase poin dari pertumbuhan PDB tahunan atau lokasi yang terpencil.
Apakah ini berarti geografi harus mendikte nasib suatu negara?. Tidak, Geografi fisik membantu menjelaskan perbedaan pertumbuhan awal dan beberapa variasi hasil simpulan ekonomi. Namun sebagian besar dari kendala ini sanggup diatasi dengan sumber daya yang memadai. Geografi lebih merupakan penyebab yang memang sangat memengaruhi (a proximate cause) tetapi bukan penyebab dasar (an ultimate cause) tingkat pertumbuhan yang rendah. Tingkat malaria yang tinggi contohnya sanggup dipandang sebagai sebuah tanda-tanda kemiskinan akut sekaligus penyebabnya. Keadaan itu membutuhkan intervensi pembangunan yang kasatmata tetapi tidak sepenuhnya menjelaskan contoh global kekayaan ekonoomi atau memprediksi potensi pertumbuhan di masa depan secara terpisah.

 
Share This :