Iklan

Perbedaan Teori Big Bang Dan Steady State

Perbedaan Teori Big Bang Dan Steady State
Dalam dunia sains sering dilakukan pemodelan untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu fenomena fisis dimana fenomena yang riilnya tidak terjangkau oleh indra penglihatan sebab dimensi fenomena tersebut sangat kecil (mikroskopis) atau sangat besar. Dalam fisika atom kita pernah mengenal model atom, dimana dimodelkan bahwa dalam struktur atom tersebut, inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron. Model ini sanggup diterima hingga ketika ini. Keberadaan model ini sangat penting sebagai titik tolak untuk penyelidikan lebih lanjut. Jarang sekali model yang diajukan pribadi mapan, melainkan sanggup gugur atau secara sedikit demi sedikit mengalami penyempurnaan, yang diadaptasi dengan data-data empirik yang diperoleh dari penyelidikan, maupun dengan hukum-hukum alam yang telah diterima keberlakuannya. Jika model ini telah terbukti keabsahannya dan diterima oleh khalayak maka sanggup meningkat statusnya menjadi teori. Dari model itu pun penyelidikan sanggup dilanjutkan kearah penelusuran pembentukan fenomena tersebut.

Manusia semenjak zaman dahulu mencari tahu wacana bagaimana jagat raya ini terbentuk. Hingga ketika ini ada 2 anggap teori yang selalu diperdebatkan wacana hal tersebut yaitu Big Bang dan Steady State.

Teori Big Bang
Teori Big Bang yakni upaya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada awal alam semesta kita. Penelitian astronomi dan fisika telah mengatakan tanpa keraguan bahwa alam semesta kita lakukan bahwasanya mempunyai awal. Teori big bang yakni upaya untuk menjelaskan apa yang terjadi selama dan sesudah ketika "itu".

Menurut teori standar, alam semesta kita melompat menjadi ada sebagai "singularitas" sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Apa yang dimaksud dengan "singularitas" dan darimana asalnya? Nah, jujur, kita tidak tahu pasti. Singularitas yakni zona yang menantang pemahaman kita wacana fisika. Mereka diperkirakan ada pada inti dari sebuah "lubang hitam." Lubang hitam yakni tempat tekanan gravitasi yang intens. Tekanan yang sangat berpengaruh menciptakan bahan masuk dalam zona kepadatan tak terbatas. (sebuah konsep matematika yang benar-benar mengejutkan pikiran). Zona kepadatan tak terbatas  ini disebut "singularitas." Alam semesta kita diperkirakan telah dimulai dari objek sangat kecil, jauh panas, jauh padat, "singularitas". Mana asalnya? Kita tidak tahu. Mengapa hal itu muncul? Kita tidak tahu.
Dalam dunia sains sering dilakukan pemodelan untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu fe Perbedaan Teori Big Bang dan Steady State
Animasi Big Bang, pic:http://www.mssl.ucl.ac.uk/www_astro/agn/bubble_anim.gif
Sesaat sesudah ledakan (the "Big Bang"), meluas, hirau taacuh kemudian membentuk aneka macam macam galaksi, planet dan benda langit lain. Hal ini terus berkembang dan hirau taacuh untuk hingga ketika ini dan kita hidup di dalamnya: makhluk yang luar biasa hidup di sebuah planet yang unik, mengitari sebuah bintang yang indah berkumpul gotong royong dengan beberapa ratus miliar bintang di galaksi melonjak di dalam makrokosmos, yang semuanya yakni dalam alam semesta yang mengembang yang dimulai sebagai singularitas sangat kecil yang muncul entah dari mana untuk alasan yang tidak diketahui. Ini yakni teori Big Bang. Pendukung teori ini yakni Hwaking, Einstein dan Lemaitre.

Teori Steady State
Teori steady - state yakni pandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi menjaga kepadatan rata-rata yang konstan, bahan yang terus menerus diciptakan untuk membentuk bintang gres dan galaksi pada tingkat yang sama bahwa yang usang menjadi tidak teramati sebagai konsekuensi dari meningkatnya jarak dan kecepatan mereka resesi. Menurut teori steady -state alam semesta tidak mempunyai awal atau final dalam waktu; rata-rata kerapatan galaksi yakni sama.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Sir James Jeans di sekitar tahun 1920 dan kemudian direvisi pada tahun 1948 oleh Hermann Bondi dan Thomas Emas. Ini dikembangkan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle untuk menangani problem yang timbul sehubungan dengan hipotesis big-bang. Pengamatan semenjak tahun 1950 telah menghasilkan banyak bukti bertentangan dengan citra kondisi mapan dan mendukung model big -bang sehingga teori keadaan tetap ditolak.
Share This :