Iklan

Pengertian Zona Batial (Wilayah Bahari Dalam)

Pengertian Zona Batial (Wilayah Bahari Dalam)
Zona Batial atau bathypelagic (juga dikenal sebagai zona bahari dalam) yaitu penggalan dari zona pelagis yang memanjang dari kedalaman 1.000 sampai 4.000 m di bawah permukaan laut.

Zona batial terletak di antara zona mesopelagic (di atas), dan abyssopelagic (di bawah). Suhu rata-rata berkisar sekitar 4° C (39° F).

Meskipun lebih besar menurut volume dibandingkan zona eufotik, zona batial kurang padat penduduknya. Sinar matahari tidak mencapai zona ini, yang berarti produksi primer (jika ada), hampir tidak ada.

Tidak ada flora yang diketahui lantaran kurangnya sinar matahari yang diharapkan untuk fotosintesis. Zona batial juga dikenal sebagai zona tengah malam (senja atau gelap) lantaran fiturnya yang gelap.

Pada zona batial, pergerakkan arus air sangat lambat, arus air di atas 1.000 m intinya stagnan, menghasilkan konsentrasi oksigen rendah dan tingkat fauna yang buruk.

Meskipun upwelling dan arus balik sanggup membuat kondisi yang menguntungkan untuk ikan dan kehidupan akuatik lainnya di beberapa tempat menengah ke lintang tinggi, jumlah individu dalam kumpulan fauna batial umumnya hanya sekitar setengah dari fauna air dangkal (zona neritik).

Namun, telah ditunjukkan bahwa keragaman spesies habitat tunggal lebih tinggi untuk fauna batial. Telah dikemukakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh keteguhan kondisi lingkungan batial, terutama suhunya.

Penghuni zona batial di tempat dengan sirkulasi yang memadai diubahsuaikan dengan kondisi substrat lokal. Belahan terrigenous di bersahabat benua mendukung populasi suspensi dan pemakan lumpur yang paling melimpah. Karang batial air masbodoh ditemukan di sub-Arktik ke tempat khatulistiwa.

Sedimen batial bersifat terestrial, terrigenous, atau autogenous (terbentuk di tempat).


  • Sedimen terestrial (atau yang berasal dari daratan) sebagian besar yaitu tanah liat dan lumpur dan umumnya berwarna biru lantaran akumulasi puing organik serta sulfida besi yang diproduksi secara kimia. 
  • Sedimen terrigenous berangasan juga dibawa ke dasar bahari batial oleh arus sporadis yang berasal dari tempat yang lebih dangkal. Di mana persediaan materi terrigenous langka, menyerupai cangkang mikroskopis fitoplankton (coccolithophorids) dan zooplankton (foraminiferous dan pteropoda) jatuh melalui butir air, terakumulasi sebagai deposit cairan berkapur putih. 
  • Sedimen autogenous dihasilkan dari interaksi partikel tanah liat, feldspar, dan vulkanik dengan air laut, membentuk mineral glauconite, klorit, phillipsite, dan palagonit. Sedimen ini bersifat hijau lantaran kandungan klorit dan glaukonitnya.


Fauna di zona batial

Karena kurangnya cahaya, beberapa spesies tidak mempunyai mata, namun, mereka yang mempunyai mata di zona ini termasuk viperfish dan hiu frill.

Banyak bentuk nekton hidup di zona batial, menyerupai cumi - cumi, paus besar, dan gurita. Zona batial merupakan tempat beberapa paus terbesar di dunia mencari makan.

Spons, brakiopoda, bintang laut, dan echinoid juga umum ditemukan di zona batial. Hewan di zona batial tidak terancam oleh predator yang sanggup melihat mereka, sehingga mereka tidak mempunyai otot yang kuat.

Zona ini sulit bagi ikan untuk hidup lantaran sangat sulit untuk menemukan nutrisi. Mereka menjadi sangat ekonomis energi, dan banyak dari mereka yang mempunyai tingkat metabolisme yang lambat.

Ikan di zona batial dicirikan oleh otot yang lemah, kulit lunak dan badan berlendir. Adaptasi dari beberapa ikan yang hidup di sana termasuk mata kecil dan kulit transparan.

Kecuali kalau lautan sangat dalam, zona batial meluas ke zona bentik di dasar samudra penggalan lereng benua yang terletak di antara 1.000 dan 4000 meter.

Zona batial berisi hiu, cumi-cumi, gurita, dan banyak spesies ikan yang berbeda. Ini termasuk anglerfish, belut gulper, amphipods dan dragonfish.


Sumber:
> https://www.britannica.com/science/bathyal-zone
> https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bathyal_zone
Share This :