Iklan

Teori Pertumbuhan Wilayah

Teori Pertumbuhan Wilayah
Perencanaan pembangunan wilayah merupakan salah satu bab penting dalam pembangunan regional di dunia khususnya Indonesia. Hakikat pembangunan nasional termasuk pengembangan wilayah
yaitu memacu pertumbuhan wilayah, dan menyebarkannya (growth with equality) secara merata sehingga sanggup tercapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial. Berikut ini beberapa teori pertumbuhan wilayah dalam sejarah perkembangannya.
1. Teori Resources Endowment
Teori ini dikemukakan oleh Harver Perloff dan Lowdon W. J (1961) dalam tulisannya Natural Resources Endowment and Regional Economic Growth. Mereka menjelaskan bahwa perkembangan wilayah di Amerika Serikat berlangsung dalam 3 tahap yaitu 1) Tahap Pertanian, 2) Tahap Pertambangan, dan 3) Tahap Pelayanan Jasa. Pertumbuhan wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan kemampuan memproduksinya untuk keperluan nasional dan ekspor. Kegiatan ekspor akan memperluas seruan dan imbas multiplier yang kuat pada dinamika wilayah. Ciri sumber daya yang baik yaitu 1) mensupport produksi nasional, 2) mempunyai imbas backward dan forward linkage yang luas, 3) imbas multiplier yaitu kemampuan meningkatkan seruan produksi barang dan jasa wilayah.
2. Teori Export Base (Economic Base)
Teori ini dikembangkan oleh Douglass C. North pada 1964 dan merupakan ekspansi dari Teori Resources Endowment. Teori ini menyampaikan bahwa sektor ekspor berperan penting dalam pertumbuhan wilayah alasannya yaitu sektor ekspor sanggup menawarkan bantuan penting tidak hanya kepada ekonomi wilayah tapi juga ekonomi nasional. Wilayah dengan tingkat seruan yang tinggi akan menarik investasi dan tenaga kerja. Syarat utama bagi pengembangan teori ini yaitu sistem wilayah terbuka, adanya anutan barang, modal, teknologi antar wilayah dan wilayah dengan negara lain.
3. Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori ini dikemukakan oleh Harry W Richardson (1973) dan bukunya Regional Economic Growth. Teori ini menyampaikan bahwa pertumbuhan wilayah tergantung pada tiga faktor yaitu tenaga kerja, ketersediaan modal dan kemajuan teknologi. Selain faktor tadi, teori ini menekankan pentingnya perpindahan (mobilitas) faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal antar wilayah dana antar negara. Pola pergerakan ini memungkinkan terciptanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah.
4. Teori Baru Pertumbuhan Wilayah
Teori ini percaya pada kekuatan teknologi dan penemuan sebagai faktor secara umum dikuasai pertumbuhan wilayah. Kuncinya yaitu investasi dalam pengembangan sumber daya insan dan research and development. Teknologi yang tinggi dan penemuan  yang didukung sumber daya insan yang berkualitas yaitu syarat meningkatkan pertumbuhan wilayah.

Kesimpulannya yaitu faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dikelompokkan menjadi dua bab besar yaitu:
1. Faktor Ekonomi, mencakup sumber daya alam, akumulasi modal dan kemajuan teknologi.
2. Faktor non Ekonomi, mencakup faktor sosial menyerupai pendidikan budaya, faktor insan dan faktor politik dan administrasi.

5. Teori Pertumbuhan Wilayah Perspektif Geografi
Pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh faktor internal wilayah dan faktor eksternal.
a. Unsur internal (intraregional) terdiri dari sumber daya alam, sejarah, lokasi, biro perubahan dan pengambilan kebijakan.
b. Unsur eksternal (interregional) terdiri atas interelasi dengan wilayah lain dan posisi wilayah tersebut terhadap wilayah lain.



Sumber dan Gambar:
diolah dari banyak sekali referensi
Share This :