Iklan

Bentuk Muka Bumi Jawaban Proses Diatropisme

Bentuk Muka Bumi Jawaban Proses Diatropisme
Sebagaimana telah kita ketahui, muka bumi bukan merupakan satu lempengan berbentuk bulat. Muka bumi terdiri atas beberapa lempengan yang saling bergerak relatif dalam banyak sekali arah. Akibat pergerakan lempeng-lempeng tersebut, maka terjadilah perubahan bentuk muka bumi.

Perubahan bentuk muka bumi sanggup terjadi alasannya ialah acara tektonik atau proses diatropisme. Pergerakan antara lempeng yang satu dengan Iainnya menghasilkan fenomena yang menakjubkan berupa gunung dan pegunungan, kawasan lipatan dan sesar, lembah, dan lain-lain. Perubahan tersebut terjadi alasannya ialah adanya acara pergerakan lempeng yang saling menumbuk, menjauh, dan saling bergesekan.

Dilihat dari kecepatan gerak dan ukuran muka bumi yang terkena efeknya, diatropisme sanggup dibedakan menjadi orogenesa dan epirogenesa. Sementara itu dilihat dari bentuk hasilnya, diatropisme sanggup dibedakan menjadi sesar, lipatan, dan rekahan.

Orogenesa berarti proses pembentukan pegunungan. Proses tersebut teijadi akhir adanya gerakan-gerakan kerak bumi (lempeng litosfer) yang saling mendekat dan bertumbukan satu sama lain. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, akhir proses tumbukan dua buah lempeng litosfer ini maka pada zone sepanjang sisi tumbukannya akan terbentuk jalur pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Misalnya, rangkaian pegunungan lipatan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. 
 
 muka bumi bukan merupakan satu lempengan berbentuk lingkaran Bentuk Muka Bumi Akibat Proses Diatropisme
Patahan Sumatera

Dilihat dari kecepatan gerakan tektoniknya dan Iuas areal terbentuknya, proses orogenesa relatif cepat dibandingkan dengan proses epirogenesa. Tentunya ukuran kecepatan di sini tidak sanggup memakai ukuran usia manusia, alasannya ialah proses pembentukan pegunungan (orogenesa) sanggup memakan waktu ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.

Adapun epirogenesa ialah proses penurunan atau penaikan benua (kontinen) yang nantinya akan berdampak dan akan memakan waktu yang relatif lebih usang dibandingkan proses orogenesa. Salah satu pola dari insiden epirogenesa akan menjadi benua-benua ibarat yang ada hingga detik ini. Sebagaimana juga yang telah dijelaskan oleh ilmuwan dulu dan juga berdasarkan para hebat geologi bahwa lebih dari 200 juta tahun kemudian pada planet bumi kita ini cuma ada satu benua tanpa pecah yaitu yang disebut Pangaea

Karena adanya tenaga tektonik, Pangaea terpecah perlahan-lahan menjadi Benua Laurasia dan Gondwana yang dipisahkan oleh lautan yang disebut Tethys. Kemudian, Benua Gondwana pernah mengalami penurunan sehingga karam di bawah permukaan bahari dan menjadi dasar samudra Hindia.

Sesar (faults)
Sesar atau sering pula disebut patahan ialah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran. Akibatnya, teijadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, baik secara vertikal maupun horizontal. Jika rekahan tersebut tidak mengakibatkan pergeseran, maka tidak dikatakan sebagai sesar. Jarak pergeseran sanggup mencapai beberapa sentimeter saja hingga ratusan kilometer. Dilihat dari bagian-bagiannya, sebuah sesar terdiri atas beberapa pecahan berikut.
  1. Gawir yang merupakan bidang atau sisa dari suatu bidang rekahan. Gawir tersebut dinamakan gawir sesar.
  2. Bidang sesar ialah bidang rekahan pada sesar.  
  3. Garis sesar (fault line) ialah perpotongan bidang sesar dengan permukaan tanah. 
  4. Atap sesar (hangingwall) ialah bongkah patahan yang berada di pecahan atas bidang sesar.  
  5. Alas sesar (footwall) ialah bongkah yang berada di pecahan bawah bidang sesar.
Sesar sanggup dibedakan antara satu dengan lainnya. Berdasarkan arah pergeserannya, sesar sanggup dibedakan atas sesar normal atau sesar turun, sesar naik dan sesar mendatar.

Sesar normal (normal fault) terbentuk alasannya ialah atap sesar bergeser relatif turun terhadap bantalan sesar. Sudut yang dibuat dari penurunan tersebut mencapai 45° atau lebih. Beberapa sifat atau ciri penting dari sesar ini ialah adalah:

1. adanya bidang-bidang garis gores sebagal hasil dari proses pensesaran;
2. kemiringan lereng yang terbentuk cukup besar yaitu antara 45°-70°;
3. alasannya ialah kemiringannya yang besar, maka gampang terpengaruh oleh longsoran;
4. biasanya dijumpai sebagai sesar-sesar yang berpasangan.

Contoh sesar turun antara lain ialah Sesar Semangko di Sumatera, Lembah Rhein (Eropa), dan Lembah Curam Afrika Timur (Afrika).

Sesar naik (reverse fault) terbentuk saat atap sesar bergeser relatif ke atas terhadap bantalan sesar. Berbeda dengan sesar normal, sesar naik mempunyai kemiringan bidang sesar kurang dari 45°, bahkan kemiringannya sanggup kurang dari 30°. Sesar normal yang mempunyai kemiringan bidang sesar kurang dari 30° disebut thrust fault.
 muka bumi bukan merupakan satu lempengan berbentuk lingkaran Bentuk Muka Bumi Akibat Proses Diatropisme
Tipe patahan kulit bumi
Sesar mendatar/sesar jurus mendatar (strike slip faults) ialah sesar yang mempunyai arah gerakan secara umum dikuasai horizontal. Walaupun demikian, tidak berarti seluruhnya ialah mendatar, dalam jumlah terbatas juga terdapat gerak vertikal. Contoh sesar mendatar yang populer ialah Sesar San Andreas di Amerika Serikat.

Bagaimanakah cara memilih ada tidaknya tanda-tanda pensesaran di lapangan? Dalam memilih ada atau tidaknya tanda-tanda pensesaran di lapangan ada beberapa hal yang sanggup dipakai sebagai petunjuk, yaitu sebagai berikut:

a.    Karena adanya pergeseran bidang sesar maka akan ditemui tanda-tanda suatu lapisan yang terputus atau ibarat hilang. Lapisan yang hilang tersebut akan terlihat bersambung pada pecahan lainnya.
b.    Fenomena yang gampang dilihat antara lain ialah adanya gawir sesar, pembelokan sungai yang tiba-tiba, adanya jalur jalan yang hancur, dan perbedaan vegetasi pada pecahan yang berhadapan.
c.    Walaupun tidak selalu, tanda-tanda berupa riam sanggup pula menjadi petunjuk adanya sesar. Adanya pergeseran (naik/turun) pada bidang sesar sanggup menimbulkan sungai yang tadinya normal tiba-tiba turun sebagai air terjun.
d.    Adanya gesekan pada pada bidang sesar akhir gesekan pada proses penurunan atau penaikan.
e.    Adanya batuan yang berumur muda dan batuan yang berumur bau tanah dalam posisi berdampingan. 

Gambar: disini, disini
Share This :