Iklan

Evolusi Jagat Raya

Evolusi Jagat Raya
Seberapa banyak kalian mengetahui isi jagat raya ini?. Apa saja sih isi alam semesta ini, kemudian dimana titik berakhirnya alam semesta?. Jika alam semesta ini mempunyai batas kemudian di luar batas tersebut ada apa?. Pertanyaan tersebut tentunya membuat kita resah dan pusing memikirkannya. 

Sekitar 11 hingga 15 miliar tahun yang kemudian semua bahan dan energi di alam semesta ini terkonsentrasi ke satu titik tempat yang hanya berupa atom saja. Pada masa itu, materi, energi, ruang dan waktu belum lah ada. Lalu tiba-tiba, alam semesta mulai berkembang pada tingkat yang luar biasa dan materi, energi, ruang dan waktu muncul menjadi (Big Bang). Selama jagat raya berkembang, bahan mulai menyatu menjadi awan gas, dan kemudian bintang dan planet.Tata surya kita terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang kemudian dikala alam semesta yaitu sekitar 65% dari ukurannya sekarang. Hari ini, alam semesta terus berkembang.
Seberapa banyak kalian mengetahui isi jagat raya ini Evolusi Jagat Raya
Konstelasi Galaksi Terjauh, pic:http://annesastronomynews.com/

Mengapa banyak ilmuwan percaya terhadap Big Bang?

Penerimaan teori ini oleh komunitas ilmiah didasarkan pada sejumlah pengamatan. Observasi ini mengkonfirmasi prediksi spesifik wacana teori Big Bang. Dalam bab sebelumnya, kita berguru bahwa para ilmuwan menguji teori mereka melalui deduksi dan trial eror. Prediksi terkait dengan teori Big Bang yang telah diuji oleh proses ini adalah:

1. Jika Big Bang itu terjadi, semua benda dalam alam semesta harus bergerak menjauh dari satu sama lain. Pada tahun 1929, Edwin Hubble mendokumentasikan bahwa galaksi di alam semesta kita memang bergerak menjauh dari satu sama lain.
2. Big Bang harus meninggalkan "sisa-sisa gelombang cahaya" dari ledakan. Pada tahun 1960, para ilmuwan menemukan adanya radiasi latar belakang kosmik, yang disebut "afterglow" sehabis ledakan Big Bang. Pengukuran yang paling akurat wacana radiasi kosmik ini tiba pada November 1989, oleh satelit Cosmic Background Explorer (COBE). Pengukuran dari satelit ini menguji prediksi penting dari teori Big Bang. Prediksi ini mengatakan bahwa ledakan awal yang melahirkan alam semesta seharusnya membuat radiasi dengan spektrum yang mengikuti kurva hitam. Pengukuran COBE mengatakan bahwa spektrum radiasi kosmik bervariasi dari kurva hitam dengan hanya 1%. Tingkat kesalahan ini dianggap tidak signifikan.
3. Jika alam semesta dimulai dengan Big Bang, suhu ekstrim harus menyebabkan 25 persen dari massa alam semesta menjadi helium. Ini terbukti dari penelitian astronomi terbaru.
4. Materi di alam semesta harus didistribusikan secara homogen. Pengamatan astronomi dari Hubble Space Telescope  menunjukkan bahwa bahan di alam semesta pada umumnya mempunyai distribusi homogen.

Bagaimana alam semesta berakhir?

Kosmolog telah mendalilkan dua macam simpulan masa alam semesta Jika alam semesta tak terbatas atau tidak mempunyai tepi, itu harus terus berkembang selamanya. Jagat raya yang terbatas atau tertutup hancur dikala perluasan berhenti alasannya yaitu gravitasi. Jagat raya berakhir dikala semua bahan dan energi dikompresi ke dalam energi tinggi, kerapatan sangat tinggi. Skenario ini dinaamakn disebut Big Crunch. Beberapa teori telah menyarankan bahwa Big Crunch akan menghasilkan  Big Bang gres dan proses dari perluasan alam semseta akan dimulai kembali. Ide ini disebut teori Oscillating Universe.
Share This :