Iklan

Klasifikasi Dan Morfologi Semut Lengkap

Klasifikasi Dan Morfologi Semut Lengkap
Semut (nama latin; Formicidae) yakni salah satu binatang kelas insekta dari keluarga Formicidae, dan termasuk ke dalam ordo Hymenoptera (serangga yang mempunyai sayap berselaput) yang juga terdapat lebah dan tawon atau tabuhan didalamnya.

Sebagian besar semut merupakan serangga sosial, yang biasa hidup berkoloni yang beranggotakan ribuan semut perkoloni.

Diperkirakan jumlah spesies semut di dunia ini mencapai 22.000 spesies dan lebih dari 12.500 spesies telah berhasil diidentifikasi yang sebagian besar hidup didaerah tropis, Di Indonesia sendiri terdapat 215 Spesies.

Klasifikasi Ilmiah Semut

Semut merah
Kingdom : Animalia
Pilum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Subordo : Apokrita
Superfamili : Vespoidea
Famili : Formicidae

Mereka gampang dikenali lantaran antena mereka yang berbentuk siku-siku dan struktur menyerupai simpul khas yang membentuk pinggang ramping mereka.

Koloni semut terdiri dari bermacam-macam jenis yang mempunyai lusinan semut Predator yang hidup di lobang lobang kecil di dalam sarang mereka hingga koloni yang sangat terorganisir yang sanggup hidup di wilayah yang sangat luas dan terdiri dari jutaan semut.

Koloni semut yang lebih besar terdiri dari beberapa kasta betina steril yang tidak mempunyai sayap dan sebagian besar yakni semut pekerja (ergates), serta semut tentara (dinergates) dan beberapa kelompok khusus lainnya.

Hampir keseluruhan koloni semut mempunyai beberapa laki-laki subur yang disebut "drone" (aner) atau "raja" dan satu atau lebih semut betina yang merupakan "ratu" dari koloni-koloni tersebut.

Biasanya ukuran semut betina (ratu) lebih besar dari pada semut laki-laki (raja).
Koloni semut juga digambarkan sebagai "super organisme" lantaran mereka tampak bekerja sebagai kelompok terpadu, dan bekerja sama secara kolektif untuk kepentingan koloni tersebut.

Semut mendiami di hampir setiap daratan di permukaan Bumi, Hanya beberapa tempat yang tidak mempunyai semut, Seperti benua antartika, beberapa pulau terpencil, dan pulau pulau yang lingkungannya tidak ramah.

Semut sanggup membentuk 15% hingga 25% biomassa binatang darat dan berkembang di sebagian besar ekosistem.

Kesuksesan semut dalam aneka macam lingkungan disebabkan oleh organisasi mereka serta keahlian mereka memanfaatkan sumber daya yang ada, memodifikasi tempat tinggal dan kemampuan untuk membela diri. Ko-evolusi mereka yang panjang dengan spesies lain telah menimbulkan kekerabatan komensal, mimesis, parasit, dan mutualistik.

Masyarakat semut mempunyai pembagian kerja, komunikasi antar individu, dan kemampuan untuk memecahkan duduk kasus yang kompleks.

Dalam hal ini semut mempunyai prilaku yang sama dengan masyarakat insan dan telah usang menjadi ilham dan sebagai subjek studi.

Banyak budaya insan yang memanfaatkan semut baik itu sebagai obat, masakan maupun ritual, Beberapa spesies dinilai mempunyai kiprah sebagai biro pengendalian hama biologis.

Dikarenakan kemampuan mereka yang sanggup mengeksploitasi sumber daya sehingga mengakibatkan semut berkonflik dengan manusia, dan mereka juga sanggup merusak tumbuhan serta menyerang bangunan bangunan manusia.

Beberapa spesies, menyerupai semut api merah (Solenopsis invicta), dianggap sebagai spesies semut yang bersifat invasif, lantaran mendirikan tempat tinggal di tempat yang tak sengaja mereka temukan.


Etimologi Semut

Dalam bahasa inggris semut dikenal dengan "ant" yang berasal dari bahasa Inggris kuno "amette", Nama keluarga Formicidae berasal dari bahasa Latin formīca ("ant") dan dalam bahasa-bahasa lainnya disebut; Portugis "formiga", Itali "formica", Spanyol "hormiga", Romanian "furnică", and Prancis "fourmi".

Keluarga Formicidae termasuk ke dalam ordo Hymenoptera, yang juga meliputi lebah, dan tawon. Semut berevolusi dari garis keturunan tawon aculeate. Pada tahun 2013, dilakukan sebuah penelitian yang memperlihatkan bahwa mereka mempunyai kekerabatan saudara dengan Apoidea.

Hasil identifikasi sisa-sisa fosil semut (Sphecomyrma) yang hidup pada periode Kapur yang dilakukan oleh E. O. Wilson dan rekan-rekannya pada tahun 1966 menemukan bahwa spesimen tersebut mempunyai fitur yang sama yang biasanya ditemukan di beberapa tawon, namun semut kini tidak mempunyai fitur-fitur tersebut.

Sphecomyrma mungkin berburu kuliner di tanah, selain genus Haidomyrmex dan Haidomyrmodes, genus lain yang terkait dengan subfamili Sphecomyrminae, diketahui sebagai predator arboreal yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan atau semak belukar.

Semut yang ditemukan pada getah pohon yang berusia 99 juta tahun di Myanmar (burma), yang termasuk dalam genus Sphecomyrmodes.

Setelah flora berbunga muncul (Angiosperma) diperkirakan sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka memecah kelompok menjadi lebih banyak (diversifikasi) dan menguasai ekologi sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Kelompok lain, menyerupai Leptanillinae dan Martialinae, diyakini melaksanakan diversifikasi dari semut primitif awal yang cenderung merupakan pemangsa di bawah permukaan tanah.

Selama periode kapur, Hanya beberapa spesies semut primitif yang hidup di benua besar Laurasian (Belahan Bumi Utara). Pada dikala itu mereka menjadi langka dibandingkan dengan serangga-serangga lain dengan perbandingan 1% dari keseluruhan populasi serangga.

Setelah radiasi adaptif yang terjadi pada awal periode Paleogene semut menjadi lebih dominan. Terbukti dengan ditemukannya fosil semut pada zaman Oligosen dan Miosen hingga 20% hingga 40% dari semua serangga yang ditemukan di Major Fossil Deposits.

Dari beberapa spesies yang bertahan hidup pada zaman Eosen, hanya satu dari 10 genera yang masih bertahan hingga sekarang.

Genera yang masih bertahan hingga kini ini terdiri dari 56% genera yang berada dalam fosil getah karet Baltik (zaman Oligosen awal), dan 92% genera yang berada dalam fosil getah karet Dominika (yang diperkirakan pada zaman Miosen purba).

Terkadang "rayap" juga disebut sebagai 'semut putih' walaupun bergotong-royong ia bukan semut.

Rayap termasuk dalam sub-ordo isoptera dalam ordo Blattodea, mereka cenderung lebih erat hubungannya dengan belalang sembah dan kecoak. Walaupun sama sama serangga sosial, semut dan rayap mempunyai perbedaan dalam hal genetika reproduksi.

Di karenakan mempunyai kesamaan di bidang sosial, mereka dianggap mempunyai keterkaitan dengan evolusi konvergen.

Semut beludru tampak menyerupai semut besar, bergotong-royong ia bukanlah semut melainkan tawon wanita tanpa sayap yang hanya bisa ditemukan di Amerika Serikat sana.

Semut sanggup kita temukan di semua benua kecuali benua Antartika, dan di beberapa pulau besar menyerupai halnya Greenland, Polinesia, Islandia dan Hawaii yang kekurangan spesies semut asli.

Semut sanggup hidup di aneka macam ceruk ekologis dan memakan aneka macam sumber makanan, baik sebagai Herbivora eksklusif maupun tidak langsung. Pada umumnya semut yakni spesies pemakan segala atau Omnivora.

Rata-rata keseluruhan spesies semut mempunyai ukuran antara 0,75 mm hingga 52 mm.

Warna semut bervariasi tergantung spesies masing-masing, dan kebanyakan spesies berwarna hitam atau merah, namun ada beberapa spesies yang berwarna hijau dan beberapa spesies semut tropis mempunyai warna kilau logam.

Saat ini telah lebih dari 12.000 spesies yang telah diketahui dari total asumsi sekitar 22.000 Spesies.

Dengan keanekaragaman terbanyak di tempat tropis, mengakibatkan para peneliti taksonomi berusaha untuk menuntaskan pembagian terstruktur mengenai dan sistematika semut.

Online databases of ant species, termasuk juga Hymenoptera Name Server serta AntBase, mereka membantu melacak keberadaan spesies yang telah diketahui dan yang gres dideskripsikan.

Karena fasilitas semut untuk dijadikan sampel dan dipelajari di habitatnya tanpa perlu membawanya ke lab, telah membuat binatang ini mempunyai kegunaan sebagai spesies indikator dalam studi keanekaragaman hayati.


Morfologi Semut

Pada umumnya serangga tidak mempunyai organ paru-paru. Sehingga oksigen dan karbon dioksida, keluar masuk melewati exoskeleton mereka melalui katup kecil yang disebut spiracles.

Berikut kami jelaskan sedikit perihal morfologi atau pecahan bagian badan semut beserta fungsinya;

Kepala
Di kepala semut terdapat banyak organ sensorik. Seperti serangga lainnya, semut juga mempunyai mata yang terbuat dari beberapa lensa berukuran kecil yang disatukan.

Mata semut sangat cantik untuk mendeteksi sebuah gerakan. walaupun begitu, gambar yang dihasilkan bisa dibilang jauh dari kata cantik itu sendiri, Semut mempunyai 3 ocelli kecil atau mata sederhana di sisi atas kepala mereka yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat cahaya dan polarisasi.

Berbeda dengan binatang vertebrata, kebanyakan spesies semut mempunyai penglihatan yang biasa biasa saja dan bahkan ada beberapa spesies bawah tanah yang memang tidak bisa melihat (buta).

Namun, ada beberapa spesies yang mempunyai penglihatan yang sangat baik, menyerupai semut Bulldog Australia, mereka bisa membedakan jarak serta ukuran suatu benda yang berjarak satu meter jauhnya.

Dikepala semut terdapat sepasang antena yang mempunyai kegunaan untuk mendeteksi materi kimia, getaran, dan arus udara. Selain itu, semut juga sudah terbiasa mendapatkan dan mentransmisikan sinyal melalui sentuhan.

Semut mempunyai sepasang rahang yang kuat, rahang bawahnya mempunyai kegunaan untuk membawa makanan, membangun sarang, memanipulasi benda serta sebagai alat pertahanan.

Beberapa spesies semut mempunyai sebuah kantong berukuran kecil di dalam verbal mereka, kantong ini mempunyai kegunaan untuk menyimpan kuliner sehingga bisa dibagikan ke larva mereka atau ke semut lainnya.

Kaki
Semut mempunyai 6 buah kaki, yang melekat diperut mereka dan berhenti pada cakar yang bengkok.

Sayap
Sayap hanya bisa ditemui pada semut betina (ratu) dan jantan dewasa, sayap ini hanya digunakan oleh mereka untuk kawin, sehingga semut pekerja tidak membutuhkan sayap.

Setelah final melaksanakan program "terbang-kawin" semut betina akan melepaskan sayap mereka, beberapa diantaranya bahkan ada yang memakan sayapnya sendiri.

Kemudian, mereka akan mencari tempat gres untuk memulai koloni yang gres dan tempat meletakkan telur, Namun ada beberapa spesies semut yang mempunyai ratu tanpa penjantan dan sayap (ergatoids).

Metasoma (perut)
Metasoma dari semut mempelai mempunyai beberapa organ dalam yang penting, meliputi sistem reproduksi, pernapasan, dan ekskretoris.

Berbeda dengan semut pekerja, yang mengubah struktur peletakan telur menjadi sengatan yang biasa digunakan untuk menundukkan mangsa dan mempertahankan sarang mereka.

Polimorfise
Di antara spesies semut terdapat beberapa koloni, ada semut pekerja yang mempunyai beberapa kasta fisik, mulai dari minor, median, dan mayor utama.

Terkadang, semut yang berukuran lebih besar mempunyai ukuran kepala yang besar yang tumbuh secara tidak proporsional, serta mempunyai rahang bawah yang tentunya lebih berpengaruh dari semut berukuran biasa.

Semut pekerja yang berukuran besar ini disebut macrergate sedangkan semut pekerja kecil disebut micrergate.

Walaupun terkadang dikenal dengan sebutan dinergate, semut semacam ini dikenal dengan semut tentara lantaran rahang bawah mereka yang lebih berpengaruh sehingga mengakibatkan mereka lebih efektif dalam hal bertempur, walaupun mereka masih semut pekerja dan pekerjaan mereka tidak jauh berbeda dengan semut pekerja kecil maupun median.

Semut pekerja tidak bisa melaksanakan perkawinan. Namun, lantaran sistem penentuan jenis kelamin haplodiploid pada semut, Beberapa spesies dari semut pekerja sanggup meletakkan telur yang belum dicuci hingga menjadi subur sepenuhnya, jantan haploid.

Peran semut pekerja sanggup berubah seiring bertambahnya usia dan di beberapa spesies yang berbeda, contohnya semut honeypot yang memberi makan kepada para pekerja muda sehingga ganggang mereka membesar, sesudah itu mereka akan menjadi tempat penyimpanan kuliner yang hidup, pekerja ini disebut repletes.

Kehidupan Semut

Semut yakni binatang yang bertelur, dan apabila sel telur tersebut dibuahi, maka progeni akan diploid betina, sedangkan kalau tidak dibuahi maka progeni akan menjadi haploid pria.

Semut merupakan salah satu serangga dengan metamorfosis lengkap dimulai dengan tahap larva kemudian tahap pupal hingga semut dewasa.

Sebagian besar larva semut tidak bergerak, sehingga dirawat dan diberi makan oleh semut pekerja.

Makanan larva diberikan melalui proses trophallaxis, dimana seekor semut akan memuntahkan kuliner cair yang berada didalam temboloknya. Dimana hal ini juga dilakukan oleh semut cukup umur untuk membuatkan makanan.

Pada tahap larva dan selanjutnya, mungkin mereka juga akan diberikan kuliner padat, menyerupai telur trofik, potongan mangsa, dan bibit tumbuh-tumbuhan yang dibawa oleh semut pekerja.

Umumnya, Larva semut tumbuh melewati empat atau lima molting untuk memasuki tahap pupal. Pupa semut berbeda dengan pupa pada kupu-kupu, pupa semut mempunyai tempat yang sedikit lebih besar dan tidak menyatu pada tubuh.

Kelompok semut bisa berumur panjang. Semut betina (ratu) bisa hidup hingga 30 tahun, semut pekerja hidup antara 1 hingga 3 tahun.

Bagaimanapun, semut laki-laki mempunyai umur yang relatif singkat, mereka hanya sanggup bertahan dalam beberapa ahad saja.

Ratu semut dipercaya sanggup hidup 100 kali lebih usang dibanding semut lain dengan ukuran yang sama.

Kebanyakan semut aktif beraktivitas sepanjang tahun di tempat beriklim tropis, Sedangkan di tempat yang lebih cuek mereka menjadi sedikit tidak aktif, bahkan tidak aktif. Beberapa spesies mempunyai larva dalam keadaan diapause atau tidak aktif.

Reproduksi Semut

Segala macam taktik dalam reproduksi pada spesies semut telah banyak dicatat. Diketahui bahwa semut betina sanggup bereproduksi secara aseksual melalui partenogenesis thelytokous.

Beberapa spesies semut sanggup mencegah semut betina untuk melaksanakan kawin ulang, dengan cara menyumbat alat kelamin betina dengan lendir yang keluar dari kelenjar pelengkap pria

Rata-rata dari seluruh spesies semut, mempunyai sistem dimana hanya Ratu dan semut peternak betina yang bisa untuk melaksanakan perkawinan.

Semut pekerja yang mempunyai kemampuan untuk bereproduksi disebut "gamergate" dan "gamener" untuk koloni yang tidak mempunyai Ratu.

Semut jantan (Drones) ternyata juga bisa kawin dengan ratu dari koloni yang berbeda (asing).

Disaat pesawat tak berawak itu memasuki koloni asing, ia akan segera diserang oleh para pekerja, ketika itu pula ia mengeluarkan feromon untuk kawin. Apabila feromon tersebut dikenali sebagai pasangan, maka ia akan dibawa ke sang Ratu untuk melaksanakan perkawinan.

Semut laki-laki juga sanggup bertugas sebagai penjaga disarang mereka. ketika ada semut abnormal yang mendekat, mereka akan eksklusif menyerangnya dengan mandibles (rahang bawah) mereka, kemudian menandai semut abnormal itu dengan feromon.

Mereka yang ditandai akan dianggap sebagai penyusup oleh para penjaga dan harus dibunuh.


Perilaku Dan Habitat Semut


Komunikasi
Kebanyakan semut berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan feromon, bunyi maupun sentuhan.

Seperti serangga lain pada umumnya, semut mendeteksi anyir menggunkan antena panjang, tipis, dan mobile mereka. Sepasang antena ini mempunyai kegunaan untuk memperlihatkan gosip perihal suatu arah maupun intensitas aroma.

Dikarenakan semut banyak hidup di tanah, sehingga mereka mengakibatkan permukaan tanah sebagai alat navigasi untuk semut lainnya dengan cara meninggalkan jejak kaki mereka dengan feromon.

Pada spesies semut yang mencari kuliner dengan cara berkelompok, kalau seseorang menemukan kuliner maka ia akan menandai jejak dalam perjalanan pulang ke koloni, dan jejak ini akan diikuti oleh semut lainnya, kemudian semut ini akan memperkuat jalur yang dilalui disaat ia membawa kuliner kembali ke koloni mereka.

Apabila sumber kuliner telah habis, maka tak ada jalur yang ditandai lagi disaat semut-semut itu kembali ke koloni mereka, aroma feromon pun menghilang dengan perlahan-lahan.

Dengan sikap tersebut, mereka sanggup mengatasi perubahan lingkungan. Misalnya, jalan yang biasa digunakan untuk menuju sumber kuliner dihadang oleh sesuatu, maka para pekerja akan keluar dari jalur dan menjelajahi rute yang baru, dan kalau ia berhasil, maka ia akan meninggalkan jejak gres sekaligus menandai rute terpendek untuk kembali ke koloni.

Semut tidak hanya menggunakan feromon untuk membuat jalur, Semut yang hancur akan mengeluarkan zat feromon sebagai alarm untuk memanggil semut yang berada di dekatnya ke dalam pertempuran dan memanggil lebih banyak semut dari tempat yang jauh.

Bahkan beberapa spesies ada yang menggunakan feromon sebagai alat "propaganda" yang mempunyai kegunaan untuk membingungkan semut musuh sehingga mengakibatkan mereka bertarung dengan koloni mereka sendiri.

Beberapa spesies semut menghasilkan bunyi dengan melaksanakan peregangan, menggunakan segmen gaster dan rahang bawahnya.

Suara yang dihasilkan tidak hanya untuk berkomunikasi dengan anggota koloni sendiri, bunyi ini juga mempunyai kegunaan untuk koloni abnormal maupun spesies yang berbeda.

Pertahanan
Beberapa spesies semut mempunyai sistem pertahanan yang berbeda-beda, Semut menyerang dan mempertahankan diri dengan cara menggigit, menyengat, dan menyuntikkan atau menyemprotkan zat-zat kimia.

Seperti semut formika yang menyemprotkan asam format, atau semut api yang menyemprotkan alkaloid dan piperidin, dan aneka macam komponen protein pada semut lainnya.

Semut peluru (Paraponera), yang banyak ditemui di Amerika Tengah dan Selatan, dipercaya mempunyai sengatan yang paling menyakitkan bagi serangga sekelas semut, walaupun terkadang sengatan ini tidak terlalu berakibat fatal bagi manusia, Schmidt Sting Pain Index, menobatkan sengatan semut ini dengan rating tertinggi.

Berbeda dengan semut jumper jack, sengatannya bisa berakibat fatal, sehingga para mahir mengembangkan antivenom untuk itu.

Semut api, Solenopsis spp., yakni spesies semut yang unik dimana ia mempunyai kantung racun yang banyak mengandung alkaloid piperidin.

Sengatan spesies ini bisa dibilang menyakitkan dan bisa berbahaya bagi mereka yang sensitif.

Semut perangkap dari genus Odontomachus mempunyai sistem pertahanan yang dilengkapi dengan rahang bawah yang sanggup menutup dengan sangat cepat yang disebut Rahang Penjebak, yang kecepatannya bisa melebihi perangkap predator lainnya di dalam kerajaan hewan.

Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa semut juga menggunakan rahangnya sebagai katapel yang mempunyai kegunaan untuk mengusir penyusup atau menerbangkan diri mereka kebelakang biar terhindar dari ancaman.

Spesies semut Malaysia dalam kelompok cylindricus Camponotus mengakibatkan kelenjar mandibula sebagai senjata yang terbuat dari adonan asetofenon dan materi kimia lainnya.

Apabila terkena senjata ini, maka badan korban (serangga kecil) akan mengalami kelumpuhan, namun sayang senjata ini hanya sanggup digunakan sekali dalam setiap individu, lantaran sang pemakai akan meninggal ketika memakainya.

Selain itu, semut juga menggunakan sistem pertahanan bunuh diri yang dilakukan oleh semut pekerja Forelius Pusillius, di Brasil.

Apabila petang menjelang, beberapa kelompok semut pekerja akan berjaga diluar sarang mereka sesudah menutup pintu masuk dari luar demi keamanan seluruh koloni.

Pernahkah anda melihat lubang gundukan disarang semut, ternyata gundukan tersebut mempunyai kegunaan untuk melindungi sarang dari hujan, selain itu arsitektur sarang yang rumit mengakibatkan sarang semut sebagai benteng yang tahan akan ancaman fisik menyerupai banjir dan kepanasan.

Kontruksi Sarang
Kebanyakan spesies semut membangun sarang mereka dengan sangat kompleks, dan sedikit dari mereka ada yang bersifat nomaden dan tidak membangun sarang dengan struktur permanen.

Dalam hal membangun sarang, mereka biasanya membentuk sarang dibawah tanah atau diatas pepohonan, umumnya mereka menggunakan tanah dan materi tumbuhan sebagai materi utama untuk membuat sarang, Semut akan sangat berhati-hati dalam menentukan lokasi sarang mereka.

Budidaya Makanan
Rata-rata semut yakni predator generalis, pemulung, dan herbivora tidak langsung, walaupun begitu sebagian dari mereka telah membuat cara cara khusus untuk mendapatkan nutrisi.

Jejak Semut
Semut sanggup menjelajah hingga menempuh 200 meter dari sarang mereka, disaat pergi mereka akan mengeluarkan feromon sehingga mereka sanggup menemukan jalan pulang, bahkan dalam kegelapan sekalipun.

Di tempat yang panas dan kering,
Semut pencari makan akan beresiko mengalami pengeringan (mati) apabila terlambat hingga ke sarang, sehingga satu-satunya cara untuk mengurangi resiko tersebut yakni dengan menemukan rute terpendek kembali ke sarang.
Share This :