Iklan

Mukosa Hidung: Pengertian, Struktur Dan Fungsinya Lengkap

Mukosa Hidung: Pengertian, Struktur Dan Fungsinya Lengkap
Mukosa hidung (Bahasa latin: tunika mukosa nasi) juga disebut mukosa pernafasan yaitu selaput lendir yang melapisi rongga hidung, dan sangat menempel pada periosteum atau perikondrium pada konka nasal.

Mukosa ini melapisi seluruh rongga hidung mulai dari lubang hidung sampai menuju serpihan paling atas tenggorokkan (faring). Kulit luar hidung terhubung ke mukosa hidung di ruang depan hidung.

Sepertiga awal dari rongga hidung dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat. Lapisan terluar sel-sel skuamosa menutupi lapisan sel-sel proliferatif (sel yang membelah diri dan bereplikasi membentuk sel-sel baru) yang menempel pada membran basal, jaringan serat-serat keras yang mendukung epitelium.

Seluruh mukosa hidung sangat terkonsentrasi dengan pembuluh darah dan mengandung ruang menyerupai vena; struktur yang mempunyai penampilan menyerupai vena dan membengkak sebagai respons terhadap alergi atau infeksi.

Ini yaitu salah satu jaringan yang paling sering terinfeksi pada orang cukup umur dan anak-anak. Peradangan jaringan ini sanggup menjadikan gangguan signifikan pada acara sehari-hari, dengan tanda-tanda menyerupai hidung tersumbat, sakit kepala, pernapasan mulut, dll.

Struktur

Mukosa hidung memainkan kiprah penting dalam memediasi respon imun terhadap alergen dan partikel infeksi yang masuk ke hidung.

Mukosa hidung membantu mencegah alergen dan infeksi dari menyerang rongga hidung dan menyebar ke struktur badan lainnya, contohnya paru-paru.

Lendir yang disekresikan dan yang melapisi mukosa memperlihatkan penghalang fisik terhadap serangan patogen (mikroorganisme berbahaya).

Perangkap patogen memungkinkan komponen lendir menyerang dan menghancurkan mikroba. Sebagai contoh, antibodi yang disebut IgA mencegah mikroba patogen menempel pada sel-sel mukosa dan dengan demikian mencegah mereka untuk menginvasi sel.

Lisozim (enzim yang menguraikan bakteri) yaitu komponen lain dari lendir hidung. Ia bekerja untuk menurunkan mikroba patogen.

Sel epitel atau sel luar mukosa hidung terus-menerus hilang dan digantikan oleh sel-sel gres dari lapisan proliferatif (regeneratif) yang mendasarinya.

Ini memperlihatkan pertolongan pelengkap alasannya yaitu patogen yang berhasil menyerang lapisan sel luar juga akan hilang jikalau sel-sel epitel dihilangkan.

Namun, pada beberapa individu respon asing dari mukosa hidung terjadi dan respon imun dipasang terhadap alergen yang biasanya tidak dikenali sebagai patogen dan dengan demikian biasanya tidak meningkatkan respon imun.

Pada individu-individu ini mukosa, yang biasanya berfungsi untuk melindungi badan dari serangan mikroorganisme, juga dianggap berperan dalam respons alergi patologis yang disebut sebagai reaksi hipersensitivitas tipe 1.

Jenis respon alergi ini dimediasi oleh sel B (sel yang memproduksi antibodi dari sistem kekebalan), yang mulai memproduksi immunoglobulin tipe E (IgE) (dibahas lebih lanjut di bawah).

Sel epitel 
Sel epitel membentuk epitel atau lapisan permukaan mukosa hidung. Secara historis, sel-sel epitel mukosa hidung dianggap sederhana:
Memberikan penghalang fisik terhadap serangan mikroorganisme infeksi dan partikel alergi;
Bekerja bersama dengan kelenjar lendir dan silia untuk mengeluarkan lendir dan partikel asing dari rongga hidung.

Namun, bukti terbaru memperlihatkan fungsi sel epitel jauh lebih luas, mereka juga mengatur respon imun yang terjadi jikalau penghalang fisik gagal melakukan tugasnya.

Sel epitel juga melepaskan faktor yang meningkatkan respons inflamasi. Yang paling penting dari faktor-faktor ini yaitu sitokin (protein yang mengatur durasi dan intensitas respon imun).

Alergen sanggup secara pribadi mengaktifkan sel-sel epitel untuk menghasilkan respons peradangan. Sel epitel juga tampak terlibat dalam proses penghasil IgE.

Sel endotel 
Sel-sel endotel yaitu sel-sel yang melapisi dinding-dinding arteri yang memberi makan mukosa hidung.

Mereka juga terlibat dalam respons alergi. Mereka terutama berfungsi untuk menarik leukosit (sel darah putih) yang beredar di darah ke daerah peradangan.

Kelenjar lendir 
Kelenjar di mukosa hidung menghasilkan lendir lengket yang melembabkan udara dan menjebak basil dikala mereka memasuki kanal pernapasan.

silia
Silia atau rambut kecil yang diproyeksikan dari epitelium dan garis mukosa hidung membuat gerakan yang mengalirkan lendir dari kanal hidung ke tenggorokan.

Tingkat acara silia tergantung pada suhu, jikalau suhu hirau taacuh silia menjadi kurang aktif. Lendir mungkin menumpuk dan menetes dari lubang hidung (pilek) dalam kondisi ini.

Partikel dan alergen yang menular juga mengganggu acara silia dan sanggup menjadikan tanda-tanda menyerupai hidung tersumbat atau berair.

Pembuluh darah
Vena berdinding tipis di mana mukosa hidung bertumpu berfungsi untuk menghangatkan udara memasuki kanal pernapasan.

Karena tingginya konsentrasi pembuluh darah di rongga hidung, perubahan dalam pembuluh darah ini berkontribusi terhadap hidung tersumbat.

Misalnya, penyempitan pembuluh darah ini menurunkan resistensi kanal napas, sehingga lebih gampang bagi udara untuk masuk ke sistem pernapasan. Saraf hidung juga mengatur respons kemacetan.

Saraf
Pengawetan mukosa hidung diatur oleh saraf trigeminal dan maksilaris yang juga memperlihatkan sensasi ke area lain pada wajah.

Saraf trigeminal mengatur sensasi termasuk sentuhan, tekanan dan suhu di hidung, sementara persarafan simpatis dan parasimpatis (persarafan yang mengontrol gerakan involunter menyerupai penyempitan dan pelebaran pembuluh darah) terjadi melalui saraf maksilaris.

Berbagai jenis saraf yang ditemukan di rongga hidung dan mukosa hidung mempunyai banyak sekali fungsi.

Sebagai contoh, penyempitan pembuluh darah yang memberi makan rongga hidung sebagian diatur oleh sistem saraf simpatetik, sementara sistem saraf parasimpatis memainkan kiprah dalam mengatur sekresi lendir dari kelenjar hidung.

Saraf lain di rongga hidung mempengaruhi pelebaran pembuluh darah, sekresi hidung, peradangan dan interaksi antara saraf dan sel mast yang memediasi respon alergi.

Ruang menyerupai vena 
Ruang menyerupai vena yang ditemukan di seluruh mukosa hidung membengkak dan menjadi padat sebagai respons terhadap alergen dan infeksi.


Fungsi

Fungsi mukosa hidung adalah;

  • Memproduksi lendir (mukus) yang berfungsi menangkap udara kotor yang lolos oleh saringan rambut hidung. 
  • Selain itu, selaput lendir berfungsi menghangatkan suhu udara yang masuk ke paru-paru dan mengatur kelembaban udara.



Sumber:
> https://en.m.wikipedia.org/wiki/Nasal_mucosa
> https://www.myvmc.com/medical-centres/lungs-breathing/anatomy-and-physiology-of-the-nasal-cavity-inner-nose-and-mucosa/
Share This :